IOI Nilai Peningkatan Teknologi R&D Industri Otomotif Sangat Diperlukan

Oleh : Hariyanto | Selasa, 05 September 2017 - 14:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mencapai visi Indonesia menjadi basis produksi industri otomotif dan komponen kelas dunia. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dari seluruh pemangku kepentingan.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah peningkatan daya saing industri otomotif melalui peningkatan kemampuan SDM dan manajemen industri. Dan tidak kalah pentingnya, peningkatan penguasaan teknologi dan R&D industri otomotif sangat diperlukan.

Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) yang juga sebagai Made Dana Tangkas mengatakan, saat pemerintah telah mencanangkan program untuk melibatkan ribuan Perguruan Tinggi sebagai pusat R&D Industri Otomotif.

"Sebenarnya kita sudah punya anak bangsa yang berprofesi sebagai design engineer, jumlahnya sekitar puluhan. Ini yang harus kita kembangbiakan," ungkap Made akhir pekan lalu di Jakarta.

Untuk itu Made Dana Tangkas, menghimbau kepada pelaku Industri Otomotif agar lebih mempercayai kualitas SDM Lokal dalam negeri seiring dengan pengembangan dan peningkatan kualitas manusia Indonesia.

Made Dana Tangkas menekankan prihal yang menyebabkan Industri Otomotif Nasional belum berjalan baik adalah karena hingga saat ini belum ada data yang valid soal kebutuhan produk dan kualitas SDM di sektor otomotif.

"Menjadi kelemahan kita yaitu bisa dihitung secara total spec quality pengembangan SDM, dan di sisi demand dengan jumlah produk yang diminta costumer, spesifikasi produk kita seperti apa. Pendidikan vokasional yang belum link and match," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menegaskan, tantangan industri otomotif kedepannya akan semakin berat, sebagai dampak dari persaingan globalisasi yang semakin ketat dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah.

"Dalam menghadapi dan mengantisipasi ketatnya persaingan global tersebut, peningkatan daya saing, penguasaan teknologi dan peningkatan SDM, mutlak dilakukan serta mendapatkan perhatian serius dari pemerintah mauoun pemangku kepentingan lainnya," tegas Airlangga.

Selain tantangan tersebut, di kawasan ASEAN saat ini telah memasuki babak baru yaitu MEA, dimana pergerakan barang dan jasa maupun tenaga kerja sudah semakin bebas sehingga akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan.

"Hal tersebut harus disikapi dan diantisipasi bersama-sama oleh pemerintah beserta pemangku kepentingan agar industri dalam negeri tidak tergerus oleh masuknya barang-barang impor secara bebas," pungkasnya.