Kontrak Futures Diharapkan Jadikan Indonesia Acuan Harga Timah Dunia

Oleh : Hariyanto | Rabu, 30 Agustus 2017 - 14:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Nusa Dua - Kontrak futures dipercaya akan menjadi anak tangga selajutnya supaya harga timah Indonesia dapat menjadi acuan harga timah dunia. Kontrak fitur ini diharapkan dapat diluncurkan pada akhir tahun 2017.

Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) Bahrul Chairi mengatakan, sebagai ekspotir timah terbesar , Indonesia sudah seharusnya memiliki posisi yang kuat dalam penentuan harga global. Karena itu, idealnya pelaku usaha di dalam negeri secara mandiri dapat menjalankan pembentukan pasar dan harga komoditas tersebut.

Saat ini, Indonesia baru memiliki pasar fisik timah yang dilaksanakan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) sejak 30 Agustustus 2013. Pada usia yang memasuki empat tahun, ICDX mempunyai arah yang tepat dan diperhitungkan oleh pelaku pasar timah dunia.

"Bursa timah yang dipercayakan kepada ICDX mempunyai visi utama menjadikan bursa Indonesia sebagai tempat pembentukan harga dan acuan harga timah dunia. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang masih perlu terus ditingkatkan," kata Bahrul dalam acara Indonesia Tin Conferences & Exhibition (ITCE) 2017 di Nusa Dua, Bali, Senin (28/8/2017).

Menurut Bachrul, pasar komoditas timah dunia selama ini ditentukan oleh perdagangan di London Metal Exchange. Namun, ICDX mulai menunjukan kemampuannya sebagai pembentuk harga komoditas timah nasional yang juga diperhitungkan pelaku usaha global.

Hal itu ditunjukkan dari data harga timah ICDX yang tidak berbeda jauh dengan harga di LME. Sayangnya, berdasarkan data Bappebti, jumlah pelaku usaha timah ICDX baru mencapai 72 perusahaan, yang terdiri dari 36 penjual dan 36 pembeli.

Ia berharap ICDX dapat melengkapi pasar timah multilateral dengan memperdagangkan kontrak berjangka (futures) atau Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Hal ini penting bagi pelaku pasar untuk melakukan lindung nilai atas komoditas fisik akibat risiko fluktuasi harga yang terjadi

"Di pasar futures, pengusaha smelter atau produsen bisa mengasuransikan harga. Jadi kalau harga fisik turun, harga futures yang naik bisa menutupi kerugian. Nanti sistemnya seperti LME," tuturnya. (Hry/haf)