Upacara Kemerdekaan, Menpar: Jadikan Sejarah Sebagai Fondasi Untuk Menatap Masa Depan

Oleh : Chodijah Febriyani | Jumat, 18 Agustus 2017 - 07:30 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Di halaman gedung Kementerian Pariwisata, suasana hening dan hikmat meliputi dalam upacara Kemerdekaan Indonesia yang ke-72, pada Kamis (17/8/2017). Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang menjadi pemimpin upacara tersebut menyampaikan kata sambutannya dalam upacara tersebut.

Dalam pantauan Industry.co.id kemarin, para karyawan Kementerian Pariwisata menggunakan berbagai baju adat yang menandakan bahwa Indonesia memiliki beragam suku, adat, dan istiadat.

Dalam upacara tersebut, Menpar menyampaikan kata sambutannya, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id, Jumat (18/8/2017) yaitu, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada pagi ini kita dianugerahi kesehatan dan kekuatan untuk bersama-sama melaksanakan Upacara Bendera Peringatan Hari Ulang Tahun ke–72 Kemerdekaan Republik Indonesia, di lingkungan Kementerian Pariwisata.
 
Melalui tema peringatan “Kerja Bersama”, kita jadikan sebagai momentum untuk menggugah memori kolektif bangsa sebagai bangsa yang besar yang senantiasa menghormati jasa pahlawannya, menghormati keberagaman dan siap bergotong royong  membangun bangsa serta mempertahankan keutuhan NKRI.
 
Kita harus menjadikan sejarah sebagai fondasi untuk menatap masa depan. Pelajaran yang sangat penting dari sejarah bangsa kita adalah kemerdekaan bisa kita rebut, bisa kita raih, bisa kita proklamasikan karena semua anak-anak bangsa mampu untuk bersatu, mampu untuk bekerjasama, mampu untuk kerja bersama.
 
Modal persatuan Indonesia yang kokoh itu harus terus kita jaga, terus kita rawat, kita perkuat. Dan harus jadi pijakan kita bersama dalam menghadapi ujian sejarah berikutnya yaitu memenuhi janji-janji kemerdekaan. Janji kemerdekaan untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Saya percaya, tugas yang maha berat itu akan bisa kita tunaikan apabila kita semua mau bersatu, mau bekerja sama, mau kerja bersama.

Ke depan, bangsa kita menghadapi tantangan yang tidak ringan. Kita akan mengarungi samudera globalisasi. Kita akan berhadapan dengan dinamika perubahan yang sangat cepat. Kita akan menghadapi kemajuan inovasi teknologi yang destruktif. Tapi, saya yakin dengan bersatu, kita akan bisa menghadapi semua itu. Karena bangsa kita adalah bangsa besar. Bangsa kita adalah bangsa yang teruji. Bangsa kita adalah bangsa petarung.
 
Saudara-saudara sekalian,
 
Presiden Joko Widodo telah menempatkan pariwisata sebagai leading sector atau sektor unggulan pembangunan nasional. Pariwisata dijadikan sebagai sektor prioritas selain pangan, energi, maritim, kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bahkan, pariwisata dijadikan core economy bagi Republik ini ke depan, karena industri yang paling sustainable, paling menyentuh ke level bawah masyarakat dan performansi setiap tahunnya menanjak.
 
Dengan komitmen Presiden tersebut, maka seluruh Kementerian dan Lembaga mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata, terutama di sepuluh destinasi prioritas yang biasa kita sebut dengan istilah sepuluh “Bali Baru”. Sehingga semuanya menjadi jauh lebih mudah, lebih cepat, dan lebih baik.
 
Apa saja yang diputuskan Presiden, langsung ditindaklanjuti di level kementerian secara incorporated atau yang sering saya sebut sebagai Indonesia Incorporated. Inilah yang juga harus terjadi di daerah, terutama yang punya potensi pariwisata, dan sudah menempatkan diri sebagai destinasi pariwisata.
 
Saudara sekalian,
Pada kesempatan ini Saya sampaikan bahwa Presiden telah dua kali mengapresiasi kinerja Kementerian Pariwisata dengan meminta meningkatkan pertumbuhan yang mencapai angka 22,4 persen. Optimisme ini berkaitan dengan performansi pariwisata dari tahun ke tahun meningkat pesat, pertumbuhan jumlah wisman Indonesia sejajar dengan Vietnam mengalami pertumbuhan diatas 20 persen, sementara negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia dan Singapura hanya mengalami pertumbuhan dibawah 5 persen.
 
Indonesia dan Vietnam bahkan masuk dalam peringkat Top 20 dunia sebagai the fastest growing destination mewakili ASEAN. Hingga akhir 2017 diperkirakan target kunjungan wisman mencapai 15 juta hingga growth 25 persen dari pencapaian tahun 2016 yaitu 12 juta. Sementara untuk cultural resources, WEF memberi peringkat Top 20 dunia dari total 141 negara. Kemudian branding Wonderful Indonesia yang awalnya tidak masuk peringkat kini berada pada ranking  47 dari 140 negara, mengalahkan branding Amazing Thailand yang berada di ranking 68 dan Truly Asia Malaysia di ranking 85.
 
Namun untuk mencapai tingkatan tersebut tidaklah mudah. Saya terlebih dahulu ingin membawa pada tataran di bawahnya yakni bekerja untuk bangsa dan negara. Kita dipacu untuk senantiasa bekerja dan beraktivitas sebagai bagian dari bakti kita kepada negara. Kelak, bila telah mampu, maka kita akan meningkat ke level tertinggi, bekerja untuk dan atas nama Tuhan yang berarti bernilai ibadah.

Saya telah berkali-kali menyampaikan bahwa spirit itu lebih hebat dari strategi. Spirit terkait dengan ruh dan character, sedangkan strategi terkait dengan rasio dan competence. Kenyataan menunjukkan bahwa ruh dan character memberikan pengaruh yang sangat besar pada sebuah kesuksesan.
 
Character yang luhur akan menghasilkan individu-individu yang berpikir positif (positive thinking). Individu demikian mampu melihat sesuatu yang tidak tampak (sees the invisible), merasakan sesuatu yang tidak nyata (feels the intangible), dan mencapai sesuatu yang tidak mungkin (achieves the imposible).

Individu yang berpikir positif senantiasa melihat orang lain dengan pandangan mata lebah. Ia melihat bahwa dalam setiap keberhasilannya selalu ada kontribusi orang lain. Inilah inti dari semangat Kerja Bersama. Bila hal tersebut terjadi pada seluruh individu di Kemenpar, maka dampaknya akan sangat luar biasa.
 
Saudara-saudara sekalian,
Di awal telah saya sampaikan, Pariwisata adalah sektor unggulan pembangunan nasional yang mampu menjadi jalan baru dan lebih cepat, jalan yang mudah dan murah untuk mendulang pundi-pundi devisa negara, membuka lapangan kerja, investasi dan berkontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 13 persen. Hal ini hanya akan bisa terwujud jika kita memiliki karakter pemenang, Win Way Character yang Solid, Speed, Smart.

Jika itu tercapai, maka seluruh personil Kementerian Pariwisata akan menjadi pahlawan pengisi kemerdekaan dengan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata. Terlebih mampu mensinergikan seluruh unsur Penthaheliks untuk pencapaian target 15 juta kunjungan wisman, 265 juta perjalanan wisnus, 12 juta lapangan kerja dan indeks daya saing pariwisata berada di peringkat 40 dunia pada tahun 2017.
 
Akhirnya, Pada kesempatan yang baik ini, saya juga menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pegawai di lingkungan Kementerian Pariwisata yang menerima Penghargaan Lencana Karya Satya, bagi pegawai yang telah mengabdi kepada Negara selama 30, 20, dan 10 tahun, sejumlah 210 pegawai.
 
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu bersama kita semua, untuk berjuang mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maju, menjadi bangsa pemenang yang berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
 
Akhirnya dengan semangat persatuan Indonesia, saya yakin kita akan mampu menjalankan tugas konstitusional kita, menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang mandiri, berdaulat, dan berkepribadian.
 
Dirgahayu Republik Indonesia!
Dirgahayu Negeri Pancasila!
Salam Pesona Indonesia!
Terimakasih!