Kadin Minta Pengusaha Manfaatkan Peluang Dibalik Embargo Qatar

Oleh : Ridwan | Senin, 14 Agustus 2017 - 14:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar pengusaha nasional lebih agresif menjajaki kerjasama bisnis dan meningkatkan ekspor ke kawasan timur tengah, khususnya Qatar yang baru-baru ini ditimpa blokade oleh beberapa negara Arab.

"Kami dari Kadin minta para pengusaha Indonesia untuk lebih agresif ekspor ke Timur Tengah. Dan, kami siap memfasilitasinya, tak terkecuali juga peluang bisnis dan ekspor ke Qatar" ujar Ketua Komite Tetap Timur Tengah Kadin Indonesia, Fachry Thaib di Jakarta (14/8/2017).

Dia menerangkan beberapa negara Timur Tengah yang berpotensi menjadi pangsa ekspor barang Indonesia di antaranya Arab Saudi, Iraq, Iran, Jordania, Bahrain, Kuwait dan Qatar. Selain itu ada juga Palestina serta negara-negara Timur Tengah anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Fachry menuturkan akhir Agustus ini pihaknya akan mengembangkan tim untuk melakukan penjajakan ekspor ke Qatar, setelah pekan lalu melakukan pertemuan dengan sekitar 73 pengusaha yang berminat melakukan misi dagang. Di antara para pengusaha itu, juga terdapat enam BUMN termasuk PT Semen Indonesia dan sejumlah BUMN konstruksi.

"Qatar sangat butuh barang-barang yang berkaitan dengan konstruksi karena mereka sedang membangun untuk Piala Dunia 2022. Tapi karena ada blokade, mereka butuh material bangunan dan bahan makanan dan lainnya" kata dia.

Sementara itu, Presiden Indonesia-Qatar Business Council,Hendra Hartono, mengatakan potensi ekspor ke Qatar sangat besar mengingat negara tersebut tengah melakukan pembangunan untuk mendukung Piala Dunia 2022.

"Untuk Piala Dunia 2022, mereka menyiapkan 22 miliar dolar AS untuk membangun fasilitas stadion. Ada lima yang akan dibangun, itu butuh material besi, semen yang ada di Indonesia. Itu yang kita perjuangkan agar produk kita bisa diikutsertakan," tuturnya.

Dengan kondisi kena embargo dari negara sekitar, peluang Indonesia untuk mengekspor kebutuhan lain juga menjadi cara mendorong ekspor. "Ada 10 barang yang mereka butuh dan mereka infokan ke kami seperti kertas, makanan jadi, kaos dalam, mesin jahit, briket, ikan segar, ayam potong juga obat-obatan. Itu di luar produk utama yang biasa diekspor," ujarnya.

Ada pun blokade yang dilakukam negara sekitar membuat Indonesia tak bisa lagi mengirim barang lewat Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, namun melalui Oman. "Sejak dahulu memang tidak bisa langsung. Langsung ke Doha juga tidak bisa. Jadi secara geografis bisa dilakukan lewat Oman meski konsekuensinya jadi lebih mahal dari sebelumnya," katanya.

Sepanjang 2016 nilai ekspor Indonesia ke Qatar mencapai 900 juta dolar AS. Sementara hingga pertengahan 2017, nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut mencapai sekitar 700 juta dolar AS. Upaya mendongkrak ekspor didorong untuk bisa terus dilakukan agar nilainya tidak anjlok, terutama dengan adanya krisis yang mendera negara tersebut.

"Konflik internal dan embargo negara-negara Arab ke Qatar sangat terasa. Makanya, kami pesimis nilai ekpor dapat melebihi tahun lalu. Justru kami estimasinya di angka USD800 juta," katanya.

Seperti diketahui, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena hubungan negara ini dengan Iran dan anggapan bahwa kedua negara mendukung kelompok-kelompok teroris yang bertujuan mengacaukan Teluk, khususnya kaitan Qatar dengan Ikhwanul Muslimin yang dianggap ancaman oleh keempat negara.