Menteri Airlangga: Pusat Mikroelektronika ITB Jadi Unggulan Nasional

Oleh : Ridwan | Rabu, 09 Agustus 2017 - 05:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Untuk menumbuhkembangkan teknologi di Indonesia dan persaingan teknologi dengan negara berkembang, Pusat Mikroelektronika Institute Teknologi Bandung menjadi salah satu pusat unggulan IPTEK di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat menerima kunjungan Direktur Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB), Trio Adiono di Kantor Kemenperin, Jakarta (8/8/2017).

"Pusat Mikroelektronika melakukan audiensi kepada Kementerian Perindustrian untuk memperkenalkan produk-produk elektronika yang dikembangkan dalam negeri serta produk Internet of Things (IoT)," ungkap Airlangga.

Ia menambahkan, nantinya produk-produk tereebut menjadi salah satu inovasi untuk perkembangan industri di Indonesia.

Dikesempatan yang sama, Direktur Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB), Trio Adiono menyampaikan bahwa pusat studi ini sudah dapat mengembangkan industri elektronik yang beriorientasi ke pasar lokal. Beberapa komoditas yang bisa dibuat seperti micro chip, smart card, ponsel cerdas, dan berbagai produk yang terkait dengan evolusi Industry 4.0.

"Permasalahannya adalah ketika produk kami tersebut belum bisa sepenuhnya terserap oleh pasar. Saat ini produk kami belum bisa bersaing dengan impor," kata Trio

Pusat Mikroelektronika adalah lembaga riset dari ITB yang bergerak di bidang penelitian di bidang inovasi dan teknologi elektronik. Pusat studi tersebut telah berhasil mengeluarkan beberapa produk dengan menggandeng beberapa manufaktur lain, salah satu contoh dari produknya yaitu smartphone dengan merk Digital Cooperation (Digicoop).

Ario menambahkan, saat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) smartphone masih di level 25% karena beberapa komponen tidak bisa diproduksi di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan harga produk smartphone masih kurang kompetitif.

Adapun, produk smart card yang dikembangkan oleh Mikroelektronika memiliki TKDN yang sudah mencapai 80%. Ini karena sofware, desain, dan chip sudah diproduksi di dalam negeri. Menurutnya pasar yang potensial adalah produk sim card karena konsumsi indonesia mencapai 450 juta chip per tahun.

"Potensi sim card tentu besar, tetapi saat ini kami hanya bisa memproduksi 60 juta chip untuk tahap awal," pungkasnya.