Peluang Sangat Besar, Pengusaha Indonesia Jajaki Bisnis di Jordania

Oleh : Hariyanto | Selasa, 01 Agustus 2017 - 12:44 WIB

INDUSTRY.co.id , Jakarta - Pengusaha Indonesia yang bergabung dalam Dewan Bisnis Indonesia-Jordania (Indonesia-Jordan Business Council) menjajaki peluang bisnis di Jordania.

"Peluang bisnis di Jordania sangat besar dengan pangsa pasar lebih dari satu miliar penduduk. Peluang ini terbuka dengan adanya perjanjian perdagangan bebas antara Jordania dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, negara-negara Arab, Kanada, dan Turki," kata Menteri Negara urusan Investasi Jordania, Muhannad Shehadeh.

Menurut keterangan pers dari KBRI di Amman, pernyataan tersebut disampaikan oleh Muhannad Shehadeh saat menerima kunjungan Duta Besar RI untuk Jordania Andy Rachmianto yang mendampingi delegasi IJBC pada Minggu (30/7/2017).

Menteri Shehadeh menjelaskan, sejak pertengahan 2016 perjanjian perdagangan bebas itu memudahkan produk-produk Jordania untuk memasuki pasar Uni Eropa dengan kandungan lokal hanya sebesar 30%.

Sebelumnya, untuk memasuki pasar tersebut, produk Jordania harus mempunyai kandungan lokal sebesar 65% yang sulit dicapai oleh kalangan industri Jordania.

"Peluang ini tentunya menjadi kesempatan bagus bagi pengusaha Indonesia yang mengalami kendala mengembangkan ekspornya ke Uni Eropa," ujar Shehadeh.

Selain itu, kesepakatan perdagangan bebas tersebut juga mensyaratkan perusahaan untuk mempekerjakan minimal 15% pengungsi Suriah sebagai upaya Uni Eropa membantu Jordania yang menampung begitu banyak pengungsi Suriah.

Ia menambahkan, Jordania juga memiliki beberapa proyek investasi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para investor Indonesia, seperti proyek pengembangan energi terbarukan, pengelolaan air bersih, infrastruktur, pariwisata, industri dan kesehatan.

Menanggapi hal itu, Dubes RI Andy Rachmianto menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia ingin mengambil bagian dan berperan aktif dalam membangun kembali Suriah dan Irak pascakonflik.

Untuk itu, PT Semen Indonesia berniat untuk mengembangkan bisnis ke Jordania, sehingga ketika proyek-proyek rekonstruksi Suriah dan Irak dimulai, badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia tersebut dapat langsung berpartisipasi.