Tahun Vivere Pericoloso

Oleh : Herry Barus | Rabu, 13 Maret 2024 - 11:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Adakah saat ini kita sedang menghadapi “Tahun Vivere Pericoloso?”, diambil dari frasa bahasa Italia, vivere berarti hidup, sedang-kan pericoloso berarti hidup penuh bahaya, hidup menyerempet bahaya.

“Tahun Vivere Pericoloso” adalah judul pidato Bung Karno (BK) saat memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1964, di Istana Merdeka. Melalui pidatonya, Soekarno menyatakan bahwa Revolusi Indonesia belum selesai.  Demikian keterangan  dari  Alex Palit, jurnalis, penulis buku “2024 Kenapa Harus Prabowo Subianto Notonegoro”

Oleh BK dikatakan bahwa Revolusi Indonesia bukan sekadar mengusir Belanda dari Indonesia. Revolusi Indonesia menuju lebih jauh lagi daripada itu, yaitu menuju tiga kerangka berdiri di atas kaki sendiri dalam ekonomi, bebas dalam politik, berkepribadian dalam kebudayaan. Dari sini lahir gagasan BK tentang strategi Trisakti, yakni: berdikari bidang ekonomi, berdaulat bidang politik, dan berkepribadian bidang kebudayaan.

Sedang menurut BK, di “Tahun Vivere Pericoloso”, bentuk neokolonialisme bisa beragam rupa dan tak kentara. Bisa saja bentuknya mungkin saja aliran pinjaman investasi asing yang berisiko gusur rakyat dari tanah di bawah kakinya.

Pesan dari pidato BK, 17 Agustus 1964 masih sangat relevan untuk realitas saat ini. Menurut BK, bentuk neo-kolonialisme bisa berupa penjajahan by proxy, penjajahan by remote control, dan bentuk penjajahan dari jarak jauh lainnya.

Ghost Fleet

Saya pun teringat Prabowo ketika mengomentari novel fiksi “Ghost Fleet” karya PW Singer and August Cole, yang kemudian banyak mendapat ragam respon, multitafsir. “Indonesia Akan Punah Manakala Amanah Trisakti Bung Karno Ter-gadaikan”, tulis saya di Kompas-iana.com. (22/12/2018).

Indonesia tidak akan punah seperti cerita "The Lost Atlantis". Malah kedaulatan Indonesia yang akan “punah” manakala amanah ajaran Trisakti tergadaikan pada kekuatan asing baik secara politik, ekonomi, dan kebudayaan. Pada titik inilah Indonesia akan “punah” dalam hal menjaga kemandirian martabat kedaulatan sebagai sebuah negara lantaran kita sudah bertekuk lutut pada cengkeraman dan kendali kekuatan asing.

Adakah saat ini kita sedang menghadapi “Tahun Vivere Pericoloso?”.