Tirta Segara Sosialisasikan Call Center OJK

Oleh : Arya Mandala | Minggu, 30 Juli 2017 - 20:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kerap munculnya program-program investasi bodong yang berujung merugikan para pemilik dana ritel, Tirta Segara berharap sosialisasi call center OJK akan segera meminimalisir kasus serupa. Kelak publik bisa berhubungan langsung dengan OJK untuk memastikan langkah investasinya tetap aman.

Namanya tak asing lagi bagi para awak media, dan pihak-pihak di industri keuangan domestik mengingat selain Agus Martowardojo yang kerap muncul menyuarakan kebijakan Bank Indonesia, Tirta Segara juga sering mengisi kolom-kolom berita terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia .

Tirta yang terakhir menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI)  masuk dalam bursa perebutan kursi Anggota OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. 

Saat fit and proper test di depan anggota DPR RI medio awal Juni lalu,   Tirta menyampaikan programnya yang salah satunya akan membangun kepercayaan konsumen. 

Baginya hal tersebut merupakan kunci berkembangnya industri jasa keuangan.

Salah satu caranya, ujar Tirta saat itu, adalah membuat Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) yang disinergikan dengan lembaga keuangan lainnya. 

"ASKI ini nanti diharmonisasikan dengan beberapa aspek seperti aspek kelembagaan, disiplin industri, dan kapabilitas otoritas pengawas. Sehingga tujuannya ke consumer driven, konsumen harus aman dan nyaman," kata Tirta di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Juni lalu.  

Tirta juga berencana  mengoptimalkan call center di OJK dengan nomor bebas pulsa tiga digit, 655. 

Sehingga nantinya call center tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pusat pelaporan pengaduan, termasuk pengaduan konsumen yang perlu ditangani oleh Satgas Waspada Investasi OJK.

"Call center ini yang harus dipopulerkan dengan branding yang jelas. Solusinya dengan nomor tiga digit OJK (655), Halo OJK," paparnya.

Dalam jangka pendek,  call center OJK menurutnya harus disosialisasikan sehingga publik yang menginginkan informasi seputar industri keuangan  bisa menghubungi OJK. 

Sosialisasi, kata Tirta, dibutuhkan  untuk menghindari masyarakat dari investasi bodong  yang kasusnya banyak mencuat belakangan ini. 

Kasus tersebut juga bisa terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat termasuk tentang  fungsi dari OJK.

Sejauh ini menurutnya banyak masyarakat yang ditawari produk keuangan tanpa mengetahui latar belakang produk tersebut dengan baik. 

Mereka hanya diminta membubuhi  paraf dan fotokopi KTP, namun belakangan jika hal-hal negatif terjadi mereka tak mampu berbuat apa-apa selain meratapi kehilangan dana investasi mereka.

“Kita harus beri tahu masyarakat jangan tanda tangan sebelum membaca, sebelum mengerti, dan tahu hak dan kewajiban konsumen," ujarnya. 

Kendati hal ini bukan persoalan mudah, namun pada akhirnya sosialisasi ini akan  membuat fungsi OJK  lebih dipercaya dan memberi manfaat kepada masyarakat.

Sementara  untuk jangka panjang, Tirta berencana memasukkan literasi keuangan di dalam kurikulum sekolah, termasuk yang paling mudah terkait manfaat menabung. 

Tirta Segara adalah Direktur Eksekutif Bank Indonesia yang menjabat sejak Februari 2014. Sebelum menjabat sebagai Direktur Eksekutif, pada tahun 2012 ia menjabat sebagai Direktur Kerjasama Multilateral Bank Indonesia. 

Tirta adalah lulusan The George Washington University – School of Bussines, dan memperoleh gelar masternya pada tahun 1994.