Prabowo Itu Penunggang Kuda, Bukan Kuda Tunggangan

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 02 Maret 2024 - 13:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Sebagai penunggang kuda sejati, pastinya Prabowo Subianto memiliki ketajaman intuisi sebelum mengambil keputusan langka kudanya sambil tetap bercermin pada pengalaman yang sudah-sudah. 

Pengalaman sebagai seorang jenderal dan komandan tempur, pastinya tidak akan grusa-grusu menentukan langkah berkuda. Pastinya semuanya melalui pertimbangan sangat matang.  Demikian keterangan dari  Alex Palit, jurnalis, penulis buku “2024 Kenapa Harus Prabowo Subianto Notonegoro”

Begitu halnya, sebagai seorang jenderal mantan komandan tempur yang mahir berkuda dan kini terjun ke panggung politik, pastinya tidak akan gegabah dan grusa-grusu menentukan langkah politiknya.

Pasti semua langkah kuda politiknya melalui pertimbangan sangat matang. Termasuk ketika menentukan langkah kudanya dalam percaturan politik, apapun resikonya.

Begitu pun ketika memasuki pacuan gelanggang politik Pilpres 2024, “sang penunggang kuda” pun harus menentukan langkah kudanya, sebagai penunggang kuda sejati, bukan kuda tunggangan. Walau tak terhindarkan menuai gelombang reaksi kekecewaan dari pendukungnya atas langkah kuda politiknya

Pengalaman adalah guru terbaik, begitu kata guru bijak. Dari pengalaman mengajarkan banyak hal yang bisa dipetik daripadanya, untuk tidak terjebak lagi terjungkal pada lubang yang sama. Untuk tidak lagi dipecundangi oleh oportunisme politik atau manuver petualang politik atau mereka para pengaku barisan relawan politik yang kemudian menumpang menyusup menumpang dalam gerbong kereta demi kepentingan pragmatis.

Sebagai penunggang kuda, pemenang Pilpres 2024 yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), pastinya Prabowo paham bahwa dirinya bukan kuda tunggangan, ditunggangi oleh petualang politik demi kepentingan politik pragmatis “ada udang di balik batu” yang tersembunyi di dalamnya.

Di sini saya teringat pada nasehat jenderal ahli strategi perang Sun Tzu dalam bukunya “The Art of War”: Anda adalah ‘jenderal tertinggi’ bagi kehidupan – medan pertempuran – Anda. Kalau Anda tidak memiliki kapasitas diri yang kuat, maka roda kehidupan Anda tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.