Kalangan Investor Bertahan Jelang Keputusan Suku Bunga

Oleh : Herry Barus | Kamis, 20 Juli 2017 - 07:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kalangan investor diperkirakan bakal mengambil posisi bertahan menjelang rilis sejumlah data ekonomi yang akan dilakukan Bank Indonesia seperti terkait dengan keputusan tingkat suku bunga.

"Perhatian akan tertuju pada keputusan suku bunga yang diperkirakan tidak berubah di 4,75 persen karena Bank Indonesia terus mempelajari risiko yang dibawa oleh kebijakan moneter AS," kata Research Analyst FXTM (perusahaan finansial) Lukman Otunuga dalam rilis yang diterima Redaksi di Jakarta, Rabu (19/7/2017)

Menurut Lukman, meski fundamental makro ekonomi Indonesia mengesankan di tengah tahun pertama 2017, BI mungkin tetap mengambil posisi pasif di jangka pendek sebelum mengambil langkah di akhir tahun.

Selain itu, investor juga akan sangat mencermati data pertumbuhan kredit dan investasi asing langsung guna mengetahui bagaimana kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menginginkan pemerintah dapat benar-benar memerhatikan tekanan global terhadap kondisi fiskal perekonomian Indonesia dan melakukan langkah yang tepat untuk mengatasinya.

"Kami mengharapkan ke depannya, dan yang dinginkan oleh semua fraksi DPR, tentunya ada aspek kehati-hatian atau 'prudent' dari pemerintah. Apalagi, di tengah tekanan terhadap fiskal Indonesia yang belum mereda," kata Taufik Kurniawan.

Menurut politikus PAN itu, sejumlah dampak peristiwa global yang mesti diawasi, antara lain, kebijakan moneter Amerika Serikat, serta situasi krisis di kawasan Timur Tengah.

Taufik juga mengingatkan dampak fenomena penurunan harga minyak dunia yang berpotensi mengakibatkan meningkatnya defisit pada anggaran negara.

Sebelumnya, anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengatakan bahwa indikator makro dari perekonomian suatu negara, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, seharusnya menjadi cerminan pembenahan perekonomian nasional, misalnya penurunan jumlah pengangguran atau mengurangi angka kemiskinan.

Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan di Jakarta, Selasa (11/7), menyayangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 yang mencapai 5 persen ternyata tidak berdampak signifikan pada kondisi sosial bangsa dan dinilai kurang memenuhi harapan.

Politikus Partai Gerindra mencontohkan, dari tingkat pengangguran terbuka, ternyata masih sebesar 5,61 persen sehingga besarnya anggaran pembangunan seharusnya tidak hanya menumbuhkan konsumsi dan investasi.

Namun, hal tersebut harus bisa menciptakan iklim positif dan berkualitas pada keseluruhan perekonomian nasional, seperti untuk menciptakan lapangan kerja serta menurunkan angka kemiskinan.

Ia juga menyoroti bahwa 62,2 persen penduduk miskin berada di perdesaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50,84 persen penduduk miskin itu bekerja di sektor pertanian.

Untuk itu, Pemerintah seharusnya dapat benar-benar mendorong sektor pertanian, antara lain, dengan mengambil kebijakan yang melindungi petani dalam skema perdagangan nasional dan internasional.