Ringgit Terapresiasi, Harga CPO Berpotensi Tertekan

Oleh : Abraham Sihombing | Rabu, 19 Juli 2017 - 09:59 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) diperkirakan kembali mengalami penurunan pada Selasa (18/07/2017) setelah dibuka sedikit menguat ke posisi 2.546 ringgit per ton. Penurunan ini tampaknya disebabkan oleh sentimen ekspektasi kenaikan produksi dan menguatnya kurs ringgit terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta penurunan lanjutan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI).

“Penurunan harga CPO hari ini lebih disebabkan oleh munculnya ekspektasi pasar terhadap adanya kenaikan produksi pada bulan ini serta menguatnya kurs ringgit sekitar 0,1% menjadi 4.280 per dolar AS. Apresiasi kurs Ringgit ini mengakibatkan harga CPO menjadi lebih mahal bagi pemilik mata uang lainnya (selain ringgit-red),” ujar Faisyal, analis pasar komoditi PT Monex Investindo, di Jakarta, Selasa (18/07/2017).

Faisyal menuturkan, faktor lain yang membebani kenaikan harga CPO adalah potensi penurunan harga minyak mentah WTI akibat peningkatan produksi pasca munculnya laporan kenaikan produksi minyak mentah Libya yang hampir mencapai 1 juta

barel per hari (bph).
Karena itu, demikian Faisyal, harga CPO pada perdagangan hari ini berpotensi bergerak pada kisaran 2.520-2.580 ringgit per ton. Bahkan, titik support harga CPO tersebut kemungkinan dapat menembus level 2.500 ringgit per ton.

“Kendati demikian, jika harga CPO dapat mencapai level 2.580 ringgit per ton, maka kenaikan harga itu berpotensi untuk terus berlanjut menembus ke level 2.605 ringgit per ton,” pungkas Faisyal. (Abraham Sihombing)