Seabad Konglomerasi BUMN Menjadi Kekuatan Ekonomi Nomor Empat Sedunia

Oleh : Herry Barus | Rabu, 19 Juli 2017 - 07:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Peta inkorporasi BUMN menyongsong pemberdayaan BUMN pada tahun 2045 yang merupakan pilar andalan ekonomi Indonesia.  BUMN menjadi kekuatan ekonomi nomor empat sedunia dalam kualitas abad 2045 Seabad Indonesia.

Kalkulasi PDBI atas total asset 119 BUMN Indonesia senilai kurang lebih  Rp7,000 Triliun bila direvaluasi dan dikonsolidasi dalam 4 super holding BUMN masing-masing berkelas  Rp2,000 Triliun, dapat menjalankan misi khusus kompetitif yaitu: “Pemindahan ibukota Jakarta dalam 5 tahun tanpa APBN, melainkan dengan leverage ilmu ruilslag gedung-gedung di Jakarta dengan pembangunan ibukota baru”.

Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) menyelenggarakan seminar dengan tema Seabad Konglomerasi Indonesia, pada Rabu (19/7/2017) bertempat di President Executive Lounge Menara Batavia Jakarta.

Tampil sebagai pembicara diantaranya Christianto Wibisono (PDBI),  Mohammad Yudayat (Dirut PT Perkebunan Nusantara V), Dr, Aloysius K. Ro, MBA, AK (Kementerian BUMN), Iman Rachman (Direktur Keuangan Pelindo II),  Drs. Bob Tyasika Ananta, MBA (Direktur Perencanaan dan Operasional PT BNI)

Rekomendasi pembentukan BUMN Generasi V yaitu konsolidasi multi-sektoral 119 BUMN menjadi 4 konsortium setara yang masing-masing memiliki bank, asuransi, kontraktor, perkebunan, industri dan jasa.

Usulan ini merupakan alternatif dari pendekatan pemerintah saat ini yang menempuh jalur merger secara sektoral seperti merger 15 PTP menjadi 1, serta semen, pupuk, dan kertas. Bila Indonesia sukses memiliki dan mengelola 4 “super-Temasek” sejajar dengan China Inc. yang memiliki 4 bank raksasa Tiongkok kelas global, atau “sogo-sosha” Japan Inc. & Korea Inc., maka potensi percepatan pembangunan kekuatan ekonomi Indonesia Inc. terlihat cerah.

Seperti telah diberitakan sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Bursa Efek Indonesia belum lama ini mendorong dilakukannya penjualan saham umum perdana (initial public offering) atau IPO) oleh anak-anak perusahaan BUMN.

“Kita mendorong terutama anak-anak perusahaan BUMN agar juga bisa segera listing (pencatatan saham) karena kita butuh pembiayaan yang besar untuk membangun infrasktruktur, tidak mungkin semuanya dilakukan dengan peminjaman,” jelas Presiden.

Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro mengatakan bahwa sejumlah anak usaha BUMN sedang menunggu hasil audit laporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan IPO di BEI.

"Sebagian besar yang IPO adalah anak usaha BUMN yang sahamnya sudah tercatat di BEI (Tbk.). Kita tunggu saja, nanti diumumkan emiten itu sendiri selaku pemegang saham," katanya.

Sepanjang 2017, terdapat tujuh perusahaan yang sahamnya telah resmi dicatatkan di BEI, yakni PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk., PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk., PT Sariguna Primatirta Tbk.

Selain itu, PT Sanurhasta Mitra Tbk., PT Forza Land Indonesia Tbk., PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk., dan PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk.