Genjot Daya Beli, ASAKI Minta Pemerintah Percepat Penyerapan Anggaran Belanja

Oleh : Ridwan | Sabtu, 03 Juni 2023 - 13:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap pemerintah terus menggenjot program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Asaki mencatat belanja pemerintah terutama di sektor infrastruktur mengalami penurunan. Hal ini turut berdampak kepada penjualan keramik di dalam negeri.

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan melemahnya daya beli masyarakat akibat inflasi bahan pangan, serta pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Daya beli masyarakat melemah, sepertinya akibat inflasi bahan pangan dan inflasi pasca kenaikan BBM. Disamping itu juga belanja pemerintah terutama di sektor infrastruktur mengalami penurunan," kata Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta (3/6).

Dirinya berharap pemerintah baik daerah maupun Kementerian/Lembaga mempercepat penyerapan anggaran belanja.

"Harapan kami, pemerintah baik Daerah maupun Kementerian/Lembaga harus mempercepat penyerapan anggaran belanja," terangnya.

Selain itu, Asaki juga tengah memperjuangkan Antidumping atas impor produk ubin keramik dari China. Upaya tersebut sebagai antisipasi melonjaknya angka impor akibat pengalihan ekspor keramik Tiongkok yang sebelumnya banyak ke Eropa, USA dan Timur Tengah ke pasar Indonesia, serta merosotnya permintaan keramik di dalam negeri China akibat sektor properti yang stagnan.

Sekedar informasi, Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) telah memulai penyelidikan antidumping atas impor produk ubin keramik dari China pada tanggal (15/3/2023).

Penyelidikan tersebut dilakukan terhadap ubin keramik yang termasuk dalam pos tarif 6907.21.24, 6907.21.91, 6907.21.92, 6907.21.93, 6907.21.94, 6907.22.91, 6907.22.92, 6907.22.93, 6907.22.94, 6907.40.91, dan 6907.40.92 sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2022.

Penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI).

Disisi lain, Asaki mencatat tingkat utilisasi produksi keramik nasional pada kuartal I-2023 berada di level 75%. Angka tersebut menurun jika dibandingkan rata-rata tingkat utilisasi produksi tahun 2022 yang berada di level 78%. 

Sementara itu, kinerja ekspor juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada kuartal I-2023, angka ekspor industri keramik hanya mencapai 45%. Sedangkan impor pada kuartal I-2023 meningkat 0,5%.

"Industri keramik masih berharap pasar mulai bergairah kembali mulai bulan Juni, karena tren penjualan keramik seperti biasanya 'peak season' ada di kuartal III yakni, Juli - September dan biasanya berlanjut sampai dengan November," tutup Edy.