Dahsyat! Sawit Mampu Turunkan Gas Emisi Rumah Kaca

Oleh : Wiyanto | Kamis, 25 Mei 2023 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id – Jakarta- Belum banyak yang tahu bahwa Sawit mampu mengurangi gas emisi rumah kaca.

Data Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020-2022, luas lahan sawit Indonesia adalah 14,38 juta hektare. Dengan kemampuan menyerap karbon dioksida (CO2) sebesar 64,5 ton per hektar, maka sawit terhitung mampu menyerap 927,5 juta ton CO2 pada 2022.

Berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan seluruh bagian kelapa sawit secara maksimal, ternyata dapat berkontribusi besar dalam menurunkan emisi.

Menurut Direktur Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) IPB University Meika Syahbana Rusli, kemampuan serapan CO2 sawit tergolong lebih tinggi ketimbang tanaman lainnya.

"Semakin banyak bagian dari sawit yang dimanfaatkan, maka kian besar perannya dalam penurunan emisi," kata dia di Jakarta, Rabu 24/5/2023).

Ia katakan, saat ini sawit terutama digunakan untuk campuran bahan bakar, pembangkit listrik, pupuk, dan lainnya.

Pada diskusi bertema “Kontribusi Industri Sawit Terhadap Net Zero Emission Indonesia” secara daring, dia, mengungkapkan data Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) yang menemukan penggunaan B30 (campuran 30 persen biodiesel dalam seliter bahan bakar solar) dapat mengurangi emisi sebesar 24,6 juta ton pada 2020. Jumlah itu setara dengan 7,8 persen dari target capaian penurunan emisi sektor energi pada 2030, yaitu sebesar 314 juta ton.

Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, menjelaskan, data Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, realisasi pemanfaatan biodiesel mencapai 10,44 juta kiloliter pada 2022. Hal ini berhasil menurunkan emisi sebesar 27,83 juta ton CO2.

“Penggantian bahan bakar diesel dari minyak solar ke biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 50-60 persen. Jumlah itu dapat lebih besar menjadi 62 persen, apabila pabrik kelapa sawit menerapkan methane capture untuk memproduksi biodiesel (European Commission Joint Research Centre)," jelasnya.

Dikatakan pemerintah terus mendorong keberlanjutan industri sawit untuk keperluan energi. Hal ini dilakukan dengan moratorium kebun baru, mendorong kepemilikan sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi pengusaha sawit

“Pemerintah juga berupaya memaksimalkan pemanfaatan lahan kritis atau bekas tambang dan penelitian untuk mengembangkan produktivitas sawit,” ucapnya.

Selain bahan bakar, lanjut dia, Indonesia akan meningkatkan pemanfaatan produk sawit sebagai sumber energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik berbahan baku limbah cair dan limbah padat untuk biomassa. Bahkan, saat ini terdapat lebih sekitar 800 pabrik kelapa sawit yang seluruhnya dapat memanfaatkan limbah untuk menghasilkan energi listrik.

“Sekarang sudah ada 874,57 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbasis limbah sawit. Diharapkan, angkanya akan semakin besar dari tahun ke tahun,” katanya.