Bangun Pabrik di Inggris, Toyota Kucurkan Dana Senilai USD 310 Juta

Oleh : Ridwan | Senin, 17 Juli 2017 - 07:00 WIB

INDUSTRY.co.id - London, Toyota dikabarkan bersedia mengalokasikan investasi modalnya senilai USD 310 juta untuk membangun pabriknya di Inggris. Hal tersebut dilakukan setelah Toyota memperoleh jaminan tertentu dari pemerintah Inggris.

Pada 16 Maret lalu raksasa otomotif nomor wahid dunia itu dalam pernyataan tertulisnya akan membangun pabrik baru di sebagai perluasa pabrik yang ada di wilayah Burnaston.  Namun, sebuah sumber menyebutkan Toyota menunda keputusan tersebut sampai Desember mendatang, karena mempertimbangkan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Sumber tersebut juga menyatakan surat serupa juga sudah disampaikan Nissan tahun lalu yang akan membangun dua model terbaru dipabrik mereka yang berada di utara Inggris. "Mereka telah menerima surat yang sama dari Nissan terkait produksi kendaraan elektrik, serta komitmen membangun industri otomotif Inggris yang lebih kompetitif lagi," Seperti dukutip dari sumber tersebut

Seorang sumber di Toyota enggan berkomentar soal itu. Namun ia menyebutkan kebijakan soal tarif, perdatangan bebas akan menjadi faktor penting bagi keberhasilan usaha di masa mendatang.

Pada bulan Maret lalu, pemerintah Inggris menyatakan dukungannya apabila Toyota jadi menanamkan modalnya di negara tersebut. Saat ini Toyota telah meguasai 10 persen dari sekitar 1,7 juta kendaraan yang diproduksi di Inggris. Toyota juga telah mengeluarkan 21,3 juta pound untuk peningkatan kualitas SDM, dan penelitian.

Dokumen itu juga sempat menjadi sorotan kalangan pebisnis dan politisi Inggris. Menteri perdagangan Inggris, Greg Clark tahun lalu menyebutkan jaminan serupa bisa saja diberikan kepada perusahaan lain. Namun, Clark enggan menyampaikan surat yang ditujukan kepada Nissan. Ia hanya menyebutkan akan mengumumkan informasi tersebut setelah tidak ada lagi yang patut dirahasiakan.

Baik Nissan, Toyota maupun Honda telah menguasai sekitar separuh industri otomotif di Inggris.  Perdana menteri Shinzo Abe yang bertemu Perdana Menteri Inggris, Theresa May, April lalu juga telah meminta Inggris agar tidak tergesa gesa keluar dari Uni Eropa agar perusahaan Jepang di negara tersebut masih bisa melanjutkan usahanya.