Jangan Hukum Para Atlit

Oleh : Yenny Wahid | Rabu, 29 Maret 2023 - 07:44 WIB

INDUSTRY.co.id - Kita perlu sadari, persoalan kebebasan bergerak bagi atlit Palestina memang masih menjadi isu besar sampai saat ini. Hal wajar jika Indonesia perlu mengingatkan FIFA agar betul-betul berpegang pada prinsip ekualitas dan inklusivitas.

Menurut saya, kalau Indonesia ingin mengijinkan Tim Israel untuk bertanding, ya, harus ada syarat-syaratnya. Israel, misalnya, harus berhenti menghambat klub sepak bola Palestina atau pemainnya untuk bertanding. Ini syarat yang cukup adil. Bagaimana pun, prinsip “aksesible dan inklusif”  yang diusung FIFA, harus betul-betul diterapkan tanpa kecuali.

Palestina sendiri juga fair kok. Pernah, tahun 2015, Jibril Rajoub, Ketua Federasi Sepakbola Palestina, pernah mendesak agar FIFA melarang keanggotaan Israel. Tapi lalu Rajoub mencabutnya, tahu mengapa? Sebab Federasi Sepak Bola Israel setuju terhadap sejumlah poin yang diajukan Rajoub, di antaranya adalah terkait kebebasan bergerak bagi para pemain sepak bola Palestina. Peristiwa ini terjadi di kongres ke 65 FIFA di Zurich. Hampir 90 % peserta kongres mendukung usulan tersebut.

Masalahnya, FIFA setahu saya masih melarang atlit Rusia untuk ikut bertanding. Bagi saya ini adalah standar ganda, prinsip ekualitas dan inklusivitas tidak diberlakukan setara untuk semua.

Saya sendiri, sebagai Ketua Umum salah satu cabang olahraga, sedang memperjuangkan Rusia agar bisa ikut bertanding di kejuaraan dunia lagi. Kebetulan beberapa hari lagi akan ada General Assembly Federasi Panjat Tebing. Kami, dari Federasi Indonesia, sedang berkomunikasi dengan Federasi Rusia untuk memperjuangkan keikutsertaan atlit-atlit mereka.

Bagi saya, olahraga harus dibebaskan dari kepentingan politik. Karenanya kepesertaan harusnya dibuka untuk atlit dari negara mana pun. Bagaimana pun, para atlit tidak ikut merancang kebijakan luar negeri negaranya. Dunia mereka hanya olahraga. Janganlah mereka ikut dihukum untuk tidak boleh bertanding karena kebetulan pemerintahnya menganut kebijakan yang kontroversial. Bebaskan para atlit untuk fokus pada upaya meraih prestasi.

Yenny Wahid  : Politisi dan  Pengamat sosial