Hadapi Thailand di Final Sepak Bola CP, Tim Indonesia Punya Rapor Bagus

Oleh : kormen barus | Jumat, 05 Agustus 2022 - 10:13 WIB

INDUSTRY.co.id, Solo - Tim sepak bola cerebral palsy (CP) Indonesia akan menghadapi Thailand di partai final ASEAN Paragames Solo 2022 di Stadion Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jumat (5/8/2022) sore WIB. Membawa pulang medali emas menjadi target tim Garuda.

Namun, pelatih sepak bola CP, Anshar Ahmad, memberikan kabar kurang sedap jelang pertandingan. Salah satu pemain andalannya, M. Ikhsan Tabrani, mengalami cedera keram kaki akibat benturan bola pada pertandingan sebelumnya.

Padahal M. Ikhsan Tabrani mencetak dua gol pada babak awal melawan Thailand yang dimenangkan Indonesia 3-2. Dengan absennya M.Ikhsan Tabrani, kekuatan tim Indonesia bakal berubah, namun tidak dengan target yang diusung tim. Anshar Ahmad menegaskan Indonesia tetap mematok emas dari sepak bola CP.

“Saya tetap yakin raih emas, siapa pun yang bermain mereka adalah para pemain pilihan. Saya selalu bilang kami adalah tim terbaik,” Anshar menjelaskan ketika dihubungi via telepon.

Kepercayaan diri meningkat karena tim sepak bola CP Indonesia juga mengantongi rapor bagus dalam perjalanan menuju final.

Indonesia mengawalinya dengan menekuk Thailand 3-2 di putaran kualifikasi, pada 31 Juli. Keesokan harinya, tim asuhan Anshar Ahmad melibas Myanmar 5-1 pada pertandingan kedua, dan babak kualifikasi ditutup Indonesia dengan mencukur Kamboja 7-1.

Di babak semi-final, Kamboja kembali jadi lumbung gol tim Merah Putih. Sembilan gol digelontorkan timnas Indonesia ke gawang Kamboja, sementara lawan hanya mampu membalas dua gol. Sementara itu, Thailand menyegel tiket final usai menyingkirkan Myanmar sembilan gol tak berbalas.

Ini sekaligus akan menjadi partai ulangan final ASEAN Paragames 2017 di Malaysia. Di mana Indonesia juga bertemu Thailand di babak perebutan medali emas. Kala itu, tim Merah Putih menggondol emas usai membekuk Thailand 3-0.

Terakhir, Anshar meminta doa serta dukungan masyarakat Indonesia supaya tim sepak bola bisa melakukan yang terbaik.

Tentang sepak bola cerebral palsy (CP)

Sepak bola cerebral palsy sejatinya bukan cabang olahraga baru. Sepak bola CP sudah dipertandingkan di Edinburg, Skotlandia pada 1979 dan sejak saat itu olahraga ini menjadi langganan di Paralimpiade. Sepak bola CP berada di bawah naungan IFCPF atau International Federation of Cerebral Palsy Football dan sudah berdiri sejak Januari 2015.

Sepak bola CP adalah olahraga sepak bola yang dikhususkan untuk atlet yang mengalami gangguan syaraf, termasuk stroke dan cedera trauma otak. Sepak bola CP sering juga disebut dengan sepak bola tujuh orang.

Di pentas internasional sistem klasifikasi sepak bola CP dibagi ke dalam tiga kelas yang disebut FT1, FT2, dan FT3. Karena sepak bola CP adalah olahraga tim, klasifikasi ini bertujuan untuk memastikan kesetaraan antara kedua tim.

Pemain kelas FT1 adalah penyandang disabilitas yang memiliki gangguan terparah. Kelas FT2 untuk pemain yang memiliki gangguan tingkat sedang. Sementara pemain FT3 dengan gangguan paling minimal.

Dalam melakoni pertandingan, setiap tim harus memiliki satu pemain FT1 di lapangan setiap saat dan tidak boleh memiliki lebih dari satu pemain FT3 di lapangan.

Mengenai aturan pertandingan, sebenarnya masih sama berdasarkan sepak bola pada umumnya, namun dengan sejumlah adaptasi untuk mendukung gangguan fisik yang dialami para atlet.

Masing-masing tim berisi tujuh pemain, dengan total 14 pemain di satu skuad. Lapangan yang digunakan pada sepak bola CP juga lebih kecil dibandingkan sepak bola biasa, yaitu maksimal 75x55 meter, dengan ukuran gawang 5x2 meter.

Setiap pertandingan digelar dua babak, masing-masing babak berdurasi 30 menit, dengan istirahat 15 menit. Pada sepak bola CP tidak dikenal aturan offside, dan lemparan ke dalam boleh dilakukan dengan hanya satu tangan untuk membantu pemain yang mengalami hemiplegia atau kelumpuhan satu sisi tubuh.

Terkait pergantian pemain, sepak bola CP punya aturan yang sama seperti sepak bola biasa, yaitu maksimal lima pemain yang dilakukan dalam tiga kesempatan.