Menperin Agus: Hadirnya Industri Ventilator Dalam Negeri Akan Mendukung Program Substitusi Impor Alat Kesehatan

Oleh : Hariyanto | Kamis, 16 Juni 2022 - 08:54 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kebutuhan ventilator di dunia terus tumbuh, bukan hanya untuk kebutuhan pandemi Covid-19, tetapi juga untuk penanganan penyakit kronis lainnya yang membutuhkan alat bantu pernapasan. 

“Market size dunia untuk ventilator ini diperkirakan tumbuh 5 persen setiap tahunnya, dengan nilai sebesar USD5,79 miliar pada tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, homecare dan lainnya,” kata Menperin Agus pada acara Sosialisasi Produk Ventilator Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Pada tahun 2027, pasar ventilator diproyeksi akan mencapai USD9,13 miliar. “Dengan demikian, hadirnya industri ventilator di dalam negeri, baik jenis invasi dan non-invasi akan mendukung program substitusi impor alat kesehatan sebagaimana telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk menggunakan produk-produk buatan dalam negeri,” tegasnya.

Oleh karena itu, Kemenperin terus mendukung pertumbuhan dan kemandirian industri alat kesehatan dengan memberikan berbagai kebijakan yang kondusif serta instrumen yang berpihak kepada industri alat kesehatan dalam negeri. Selain itu, langkah strategis yang dijalankan adalah mengakselerasi upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta penciptaan inovasi produk.

”Sebagaimana kita ketahui bersama, persaingan industri ventilator dunia terus meningkat dengan keunggulan keunggulan inovasinya. Saat ini, kita melihat industri sejenis produk Becton Dickinson (US), Philips (Belanda), Hamilton Medical (US), Fisher & Paykel (New Zealand), Draeger (German), Medironic (Irlandia), GE Healthcare (US) terus melakukan ekspansi dan inovasi,” tutur Agus.

Hadirnya industri ventilator di dalam negeri seperti YPTI (UGM) untuk high end ventilator, Ventilator Transport dari UI, Emergency Ventilator dari ITB dan Portable Ventilator Emergency dari ITS, akan memberikan nilai tambah dan daya saing nasional yang tidak kalah dengan produk-produk global. 

“Kami berharap, bukan hanya ventilator saja, tetapi industri alkes lainnya yang bisa dibuat di dalam negeri akan memberikan daya saing nyata untuk industri nasional,” tandasnya.

Pada kesempatan ini, pihak konsorsium menyerahkan bantuan ventilator jenis Emergency Ventilator dan ICU Ventilator kepada rumah sakit akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang merupakan Program Pengembangan Ventilator Dalam Negeri Kementerian Perindustrian melalui kolaborasi antara UGM, PT. YPTI, PT. Swayasa Prakarsa dan PT. Stechoq Robotika Indonesia dengan dukungan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

“Melalui penyerahan ini, kami mengharapkan akan menjadi momentum penting dalam membangun komitmen bersama bahwa ke depannya rumah sakit dan lembaga pendidikan kesehatan dalam negeri sudah akan mulai menggunakan merek dan produk dalam negeri,” ujarnya.

Menperin melanjutkan, upaya tersebut juga untuk memperkenalkan produk alat kesehatan dalam negeri sejak awal pendidikan, agar proses regenerasi pemanfaatan alat kesehatan dalam negeri dapat berlangsung secara simultan antara lembaga kesehatan sebagai pengguna dan industri alat kesehatan dalam negeri sebagai produsen.

”Jika proses ini dapat berjalan dengan baik, diharapkan industri alat kesehatan Indonesia akan mampu tumbuh mandiri dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri,” pungkasnya.