Jelang Pengumuman FOMC, Harga Emas di NYMX Ditutup Naik

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 15 Desember 2016 - 11:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Harga emas berjangka di bursa komoditi New York Mercantile Exchange (NYMX) ditutup naik pada Rabu waktu New York, Amerika Serikat (AS), atau Kamis (15/12) pagi di Indonesia bagian Barat. Itu karena para pedagang membatasi kontrak penjualan emas menjelang pengumuman hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilaksanakan setelah penutupan bursa.
 
Harga penjualan emas tertinggi terjadi untuk kontrak pengiriman Februari mendatang. Dalam kontrak tersebut, harga emas naik 0,41% menjadi US$1.163,70 per troy ounce. Para investor banyak mengakumulasi emas untuk mengantisipasi portofolio investasi mereka menjelang kenaikan tingkat suku bunga The Fed, yang rencananya dilaksanakan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
 
Selain itu, kenaikan harga emas tersebut juga disebabkan oleh para pedagang yang membatasi penjualan emas sehingga terjadi “shorts covering” di pasar berjangka. Itu bertujuan untuk membatasi penjualan emas untuk kontrak jangka panjang guna menghindari risiko yang muncul terkait dengan hasil pertemuan FOMC.
 
Sementara itu, data Departemen Perdagangan AS pada sesi penutupan perdagangan pasar berjangka AS menunjukkan, penjualan emas secara eceran di pasar berjangka naik 0,1% pada November 2016. Itu angka yang cukup menopang kenaikan harga emas di pasar berjangka AS.
 
Meski demikian, harga emas masih terus mengalami tekanan seiring dengan kenaikan indeks kurs dolar AS sekitar 1,04% menjadi 102,11. Indeks dolar AS adalah perbandingan kurs dolar AS terhadap berbagai kurs mata uang utama dunia.
 
Menurut kesetimbangan transaksi, harga emas dan kurs dolar AS biasanya berbanding terbalik. Jika kurs dolar AS mengalami kenaikan maka harga emas berjangka akan turun. Itu karena harga emas yang dipatok dengan dolar AS menjadi jauh lebih mahal bagi investor.
 
Akan tetapi, harga emas kembali tertekan ketika muncul laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan indeks harga produsen naik 0,4% pada November 2016 lalu. Kenaikan indeks tersebut menunjukkan kenaikan inflasi. Bank sentral AS selalu berusaha untuk mengendalikan inflasi tersebut. (abr)