Tantangan Industri Peternakan Hadapi Kurban Di Tengah Wabah PMK

Oleh : Hariyanto | Rabu, 01 Juni 2022 - 09:56 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta -- Dompet Dhuafa hingga hari ini tetap mengusung Tebar Hewan Kurban yang direncanakan dapat terdistribusi hingga ke pelosok negeri di 34 Provinsi. Tahun ini, Dompet Dhuafa melakukan proses Quality Control yang ketat untuk memastikan bahwa seluruh hewan kurban dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit menular.

"Tahun ini, kami menargetkan terdistribusi 39.000 ekor kurban yang nantinya akan disalurkan ke daerah-daerah yang membutuhkan daging kurban. Dengan kriteria: daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan), daerah yang mengalami defisit daging kurban, daerah pasca bencana," kata Dian Mulyadi, Ketua Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa yang dikutip INDUSTRY.co.id, Rabu (1/6/2022).

"Dan kami akan menyalurkannya dalam bentuk hewan kurban hidup yang nanti disembelih dan didistribusikan berupa daging segar kepada masyarakat. Karena melalui proses ini, kami berharap syiar Islam dan syiar Kurban bisa terasa di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan," imbuhnya.

Selain itu, kata Dian, dengan penyaluran seperti itu, akan timbul suasana guyub antar warga di lokasi pendistribusian. Dian mengatakan, selain di wilayah Indonesia, Dompet Dhuafa juga akan mendistribusikan ke beberapa daerah di luar negeri, seperti Palestina.

Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban membangun Sentra Ternak. Dengan adanya Sentra Ternak Dompet Dhuafa yang tersebar di 12 Provinsi merupakan pemasok utama, hampir 55% dari hewan kurban Dompet Dhuafa 2022.

Sentra Ternak atau yang lebih dikenal DD Farm merupakan peternakan terpadu yang terkelola baik dengan melibatkan komunitas peternak lokal. Saat ini DD Farm berada di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,  Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Selatan. 

Diharapkan dengan adanya sentra ternak tersebut dapat  menyalurkan dan meratakan daging kurban ke wilayah 3T (terpencil, tertinggal dan terluar) di Indonesia serta beberapa wilayah di luar negeri.

Pria Sembada, Dosen Institut Pertanian Bogor dalam pemaparannya pada Talkshow Dompet Dhuafa, pada Selasa sore (31/5/2022) bahwa, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan bukanlah hal yang baru di Indonesia, diketahui hingga kemarin per (23/5/2022) sudah 15 Provinsi terkena PMK ini.

"Kasus PMK yang ditularkan ke manusia itu sangat jarang bahkan tidak ada. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah kita sebagai faktor yang nyatanya kita membantu mempercepat penyebaran terhadap hewan ternak lainnya," ujar Pria Sembada.

"Karena dampaknya yang bisa mempengaruhi ekonomi secara langsung dan tidak langsung. Dampak kerugian PMK ini diketahui dalam 1 tahun bisa mencapai 1,5 - 2,5 M Dolar, seperti peternak banyak yang cepat-cepat menjual hewan ternaknya dengan harga berapapun akibat untuk menghindari terjangkitnya wabah PMK." Imbuhnya.

Sebagai upaya pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Dompet Dhuafa melakukan mitigasi bersama mitra pelaksana kurban di lapangan. Salah satunya melalui penyebaran informasi yang akurat kepada peternak terkait identifikasi dan pencegahan.

Peternak juga melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan maupun dokter hewan setempat untuk dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat. Semoga dengan upaya ini dapat mengurangi pengaruh penyakit mulut dan kuku ini pada kuantitas dan kualitas hewan kurban tahun ini.

"Untuk menjamin kesehatan dan kelayakan hewan kurban kami berkordinasi dengan banyak pihak tentunya. Selain kita memiliki DD Farm di beberapa titik yang tersebar pada 12 Provinsi juga kita bekerjasama dengan dinas kesehatan hewan, petugas keamanan setempat, dan dokter-dokter hewan setempat," kata Dian Mulyadi.

Hal tersebut , lanjut Dian, adalah upaya mitigasi agar hewan-hewan kurban yang disediakan Dompet Dhuafa layak dan sehat untuk dijadikan hewan kurban pada hari raya kurban nanti. Pun quality control yang dilakukan secara bertahap, mulai dari pembiakan dengan QC (Quality Control) oleh pendamping baik secara fisik, aktivitas, dan medis.

"QC ini dipantau setiap saat oleh mitra pendamping atau kita sebut anak kandang yang akan menjaga dan memantau kesehatan, pakan, kandang, kebersihan dsb. Selain itu kami memberikan sosialisasikan apa itu PMK dan penanggulangannya pada semua mitra baik di DD Farm, maupun peternak lokal bersama Dinas Kesehatan dan Kementrian Pertanian," kata Dian.

"Lalu, kami mengeluarkan buku petunjuk yang sudah mendapat uji kelayakan dari Kementrian Pertanian dan didistribusikan pada seluruh peternak dan mitra. Kami juga memberikan himbauan selalu agar tetap menjaga selalu kebersihan kandang, hewan, dan memastikan di setiap harinya ada pemberian gizi dan vitamin agar hewan ternak sehat dan terhindar dari penyakit dan virus," ujarnya.

Di sisi lain Eko Suprihatno, Editor Harian Media Indonesia mengatakan, isu PMK ini memang isu yang lumayan seksi untuk dipublish pada masyarakat, karena hal ini luar biasa secara masif. Dengan adanya kondisi saat ini membuat peternak-peternak menjerit, jika hal ini tidak segera diatasi dalam satu bulan saya memprediksi akan terjadinya kelangkaan dan menjadi masalah sebelum hari raya kurban di bulan juli.

"Kita harus aware dan para pemangku kebijakan sebagai ujung tombak juga tidak bisa hanya berdiam diri saja. Bisa diketahui bahwa virus PMK ini tidak menular kepada manusia akan tetapi dengan kondisi kita hari ini masih goyah, secara mental kondisi pandemi ini membuat kita jatuh mental," kata Eko

"Persoalannya sekarang adalah bagaimana kemudian kita menyikapi dan memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa walaupun tidak menular pada manusia jangan kemudian kita kendor kewaspadaan karena kondisi kita ini masih belum  pulih 100% dan situasi yang terjadi hari ini itu bisa saja kemudian membuat kita jadi set back kembali," imbuh Eko.

"Harapan kami Ayolah kita sama-sama tanggulangi. Kami sebagai kawan-kawan yang bergerak di bidang media massa pasti akan membantu dalam arti memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak usah khawatir, dan isu PMK ini akan bisa diatasi, tetapi juga tolong berikan kami informasi, berikan kami data, dan jangan sampai ada dusta diantara kita," tutup Eko.