Hingga Mei 2022, Akseleran Mencatat Total Penyaluran Pinjaman Usaha Lebih Dari Rp4,5 Triliun

Oleh : Hariyanto | Senin, 30 Mei 2022 - 12:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Fintech P2P Lending Akseleran mencatat, secara kumulatif total penyaluran pinjaman usaha hingga pertengahan Mei 2022 mencapai Rp4,5 triliun lebih yang didukung oleh 175 ribu pemberi pinjaman perorangan (retail lender) dan 12 Institutional Lender yang berasal dari perbankan termasuk BPR dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya. 

“Yang menarik sejak resmi diumumkannya pandemi Covid-19 per Maret 2020 hingga pertengahan Mei 2022, sebanyak 77% lender Akseleran melakukan pengembangan dana dari aplikasi dan ini menunjukkan kemudahan akses keuangan yang kami berikan terus diminati meski di rumah saja,” ujar Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran yang dikutip INDUSTRY.co.id,  Senin (30/5/2022).

Menurut Ivan, selama hampir lima bulan terakhir di tahun ini, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar lebih dari Rp.1,1 triliun atau mengalami pertumbuhan hingga 41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan total kumulatif rasio kredit macet (non performing loan/NPL) Akseleran yang tetap terjaga rendah di angka 0,06%.

“Sejauh ini, lima wilayah di Indonesia yang telah memperoleh pinjaman usaha Akseleran paling besar ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Kalimantan Timur dan disusul wilayah lainnya yang berada di luar Pulau Jawa, antara lain di Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Sumatra Utara,” terang Ivan.

“Sedangkan beberapa sektor usaha terbesar yang difasilitasi melalui pinjaman usaha Akseleran berasal dari Engineering/Construction dan disusul cukup merata dari sektor lainnya, yakni dari Coal & Related Energy, Oil & Gas, Equipment, dan Business & Consumer Services,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ivan menerangkan, dengan semakin meluasnya penyaluran pinjaman usaha Akseleran di luar Pulau Jawa turut mendorong pertumbuhan rata-rata penyaluran pinjaman secara bulanan yang saat ini berada di kisaran Rp230 miliar hingga Rp250 miliar per bulan.