President BP Sambangi Menperin Seputar Tangguh LNG

Oleh : Ridwan | Sabtu, 17 Juni 2017 - 11:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menerima kunjungan President British Petroleum (BP) Asia Pacific, Christina Verchere di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta (16/6/2017).

Dalam pertemuannya tersebut, Christina Verchere menyampaikan seputar tangguh LNG di daerah Papua Barat. Dalam pengoperasian Tangguh LNG ini, BP Indonesia melakukan indentifikasi dan mengelola resiko dalam rantai pasokan terkait keselamatan, korupsi, money laundering, serta mencantumkan provisi terkait keberlangsungan dalam kontrak-kontrak kami dengan para pemasok dan kontraktor.

"Pihaknya telah melakukan pekerjaan awal untuk pembangunan kilang train-3 yang akan menambah kapasitas produksi LNG sebesar 3,8 mtpa, sehingga total kapasitas Tangguh LNG akan menjadi 11,4 mtpa," ungkap Christina Verchere seusai pertemuannya dengan Menteri Perindustrian di Jakarta (16/6/2017).

Sebagai informasi, pembangunan kilang train-3 ini mencakup dua lokasi yakni lepas pantai (offshore) dan di darat (onshore). Hasil produksi dari kilang Tangguh Train-3 dijual kepada pembangkit listrik nasional, sesuai dengan penetapan dari Kementerian ESDM.

Menurutnya, eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia juga penuh tantangan, dari mulai lokasi yang terpencil, kompleksitas struktur, serta minimnya data.

"Namun, proyek pengembangan Tangguh LNG ini juga akan membawa efek ganda besar bagi Indonesia dan khususnya Papua Barat antara lain dengan mendukung pertumbuhan perekonomian melalui pengembangan industri dan juga peyediaan ribuan kesempatan kerja selama masa proyek berlangsung," terangnya.

Dalam pendistribusiannya, PT PLN akan menerima 688 kargo dari kilang LNG Tangguh selama periode 2016-2033 secara bertahap yakni sebanyak 12 kargo pada tahun 2016, 20 kargo per tahun selama 2017-2019, dan 44 kargo pada periode 2022-2-33.

Selain tiu, Ia menambahkan, pasokan gas juga akan mengalir untuk sektor ketenagalistrikan di Papua, dengan komitmen sebesar 20 juta kaki kubik per hari (mmscfd) juga untuk pabrik pupuk yang akan dibangun di Papua Barat.

Seperti diketahui, BP merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia yang telah memiliki sejarah panjang selama 45 tahun beroperasi di Indonesia.