Pemerintah Kaji Tujuh Kawasan Ekonomi Khusus Baru

Oleh : Herry Barus | Rabu, 14 Juni 2017 - 08:34 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sekretaris Menko Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan sebanyak tujuh kawasan sedang dalam kajian pemerintah sebelum menetapkannya menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK).

"Tujuh usulan yang sedang dikaji," kata Lukita dalam pemaparan di Jakarta, Selasa.

Lukita mengatakan bahwa kawasan yang sedang dikaji, antara lain, Kuala Tanjung di Sumatera Utara dengan rencana investasi Rp94 triliun, Pulau Asam Karimun di Kepulauan Riau dengan rencana investasi Rp10 triliun dan Merauke di Papua dengan rencana investasi Rp926 miliar.

"Kawasan lainnya adalah Melolo di Nusa Tenggara Timur, Kawasan Pariwisata Pulau Bangka di Kepulauan Bangka Belitung dan Nongsa di Batam," katanya.

Lukita menambahkan bahwa satu kawasan sedang dalam usulan untuk penetapan menjadi KEK, yaitu Galang Batang di Kepulauan Riau dengan rencana investasi Rp36,25 triliun.

Saat ini, terdapat 11 KEK yang berada dalam daftar prioritas pemerintah, yaitu Sei Mangkei, Tanjung Lesung, Palu, Bitung, Morotai, Tanjung Api-Api, Mandalika, Tanjung Kelayang, Sorong, Arun Lhokseumawe, dan Maloy Batuta Trans Kalimantan.

Menurut rencana, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menambah 14 KEK baru sehingga pada tahun 2019 total KEK menjadi 25 kawasan.

Meski demikian, hingga saat ini, baru dua KEK yang beroperasi secara penuh, yaitu KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara yang fokus pada pengembangan produk hilirisasi CPO dan KEK Tanjung Lesung di Banten yang merupakan kawasan pariwisata.

Beberapa investor dikabarkan telah tertarik untuk berinvestasi pada pengembangan KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan KEK Tanjung Kelayang di Belitung yang juga merupakan kawasan pariwisata.

Total sasaran investasi dari KEK ini mencapai Rp669 triliun dengan realisasi saat ini telah mencapai Rp143,65 triliun serta sasaran penyerapan tenaga kerja hingga 632.583 orang.

Kawsan Jababeka Investasikan Rp6,8 Triliun Kembangkan KEK Morotai

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya PT Morotai Jababeka, akan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai di Maluku Utara. Pengembangan KEK di atas lahan seluas 1.250 hektar tersebut diperkirakan akan menghabiskan investasi sebesar Rp6,8 triliun.

Budianto Liman, Direktur Utama KIJA, mengemukakan, pengembangan KEK Morotai tersebut akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, PT Morotai Jababeka akan membangun 10.000 rumah untuk masyarakat kelas menengah dan menyediakan hotel dengan total kamar sebanyak 10.000 kamar.

KEK tersebut akan dilengkapi dengan dengan sejumlah fasilitas pariwisata dan sekolah sebagai bagian dari pengembangan kompetensi penduduk asli, ujar Budianto.

Budianto menjelaskan, sekitar 60% dari lahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan KEK Morotai sudah dibebaskan pada saat ini. Karena itu, PT Morotai Jababeka saat ini mulai merancang desain pengembangan KEK tersebut.

Penyelesaian proyek ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Kami harus menunggu hingga infrastruktur telah selesai dibangun. Pasalnya, pengembangan KEK tersebut tidak akan terlakasana tanpa ketersediaan air, listrik dan akses jalan, tukas Budianto.

Karena itu, demikian Budiono, manajemen perseroan saat ini sedang mencari mitra strategis untuk mengembangkan KEK Morotai tersebut.

Sementara itu, Suteja Darmono, Direktur KIJA, mengungkapkan, Morotai memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Itu dibuktikan dengan keputusan pemerintah dimana Morotai diprioritaskan menjadi salah satu dari 10 kawasan strategis pariwisata nasional.

Bagi kami, selain layak dijadikan sebagai destinasi pariwisata, Morotai juga diprediksi bakal menjadi hub perekonomian di kawasan timur Indonesia, ujar Suteja.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun Morotai, khususnya daerah Daruba, Wayabula dan Bobula.