Tadabbur Al-Qur’an: Makna, Dalil, dan Caranya

Oleh : Hariyanto | Selasa, 11 Januari 2022 - 09:41 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Rukun iman ketiga adalah beriman kepada kitab suci, yaitu Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran yang datangnya dari Allah SWT.

Kewajiban selanjutnya sebagai seorang muslim adalah membacanya secara teratur sebagai salah satu ibadah yang utama.

Dalam aktivitas tadarus tersebut, sebaiknya kita juga tak melewatkan tadabbur Al-Qur’an.

Makna Tadabbur Al-Qur’an
Menjadikan tadarus Al-Qur’an sebagai bagian dari keseharian kita memang sangat dianjurkan, namun akan lebih sempurna lagi jika mengiringinya dengan tadabbur.

Menurut Ustadz Dr. Hariyanto. Lc. MA., tadabbur Al-Qur’an artinya adalah proses memahami makna dan mengaitkannya dengan kehidupan yang tengah kita jalani.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan inspirasi/petunjuk yang dapat membimbing kita untuk mendekat kepada-Nya.

Tadabbur bisa juga bermakna berpikir dan menghayati ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an untuk mendapatkan pemahaman agar dapat mengambil hikmah serta pelajaran. Ini karena terdapat kebaikan dan ilmu pengetahuan yang luar biasa dalam kitab suci kita ini.

Dalam rangka mentadabburi Al-Qur'an di zaman sekarang ini kita sudah semakin dimudahkan oleh teknologi. Pasalnya orang dapat menggunakan Al-Qur’an digital seperti tafsirweb.com yang menyediakan fitur lengkap dengan terjemahan dan tafsir dari sumber terpercaya.

Dengan begitu pengguna sekaligus akan mendapat gambaran makna ayat-ayat yang tengah dibacanya.

Bahkan untuk mereka yang belum lancar membaca Al-Qur’an, perkembangan teknologi menawarkan metode praktis untuk belajar mandiri, salah satunya adalah bisaquran.com.

Dalil-Dalil Mengenai Tadabbur Al-Qur’an
Dalil mengenai perintah tadabbur Qur’an ini tercantum dalam 4 ayat, yaitu:

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an? Kalau kiranya Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa`: 82).

Ayat tersebut menunjukkan jika hamba-hamba-Nya bersedia merenungkan dan mengkajinya, maka akan terbukti bahwa Al-Qur’an itu sungguh-sungguh bersumber dari Allah SWT. Seandainya tidak maka akan terdapat banyak kerancuan dan pertentangan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

Firman Allah SWT pada ayat tersebut adalah tentang orang-orang munafik yang tidak berpikir dan merenungkan nasihat-nasihat Al-Qur’an karena telah terkunci kalbunya.

 “Maka apakah mereka tidak merenungkan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?” (QS. Al-Mu`minun: 68)

Di sini dikatakan bahwa orang-orang kafir mengingkari kebenaran nabi yang telah ditunjukkan dalam Al-Qur’an, sementara Al-Qur’an itu bersumber dari Allah SWT.

“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)” (QS. Shad: 29)

Pada ayat tersebut Allah SWT berfirman bahwa Al-Qur-an adalah kitab yang mulia, diberkahi, mengandung banyak kebaikan dan manfaat dunia dan akhirat. Dia menurunkan Al-Qur’an dengan tujuan agar manusia menghayati petunjuk-Nya, mengamalkannya serta menjadikan peringatan.

Langkah-Langkah Tadabbur Al-Qur’an
Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA menjelaskan manfaat mentadabburi Al-Qur’an yang utama adalah dapat meningkatkan iman seseorang. Ini dengan catatan yang bersangkutan bermuamalah dengan Al-Qur’an secara benar.

Al-Qur’an juga merupakan obat bagi penyakit hati, sehingga membacanya dengan tadabbur akan membawa kebahagiaan.

Lalu bagaimana cara kita bertadabbur dengan benar?

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menyinggung mengenai kewajiban ini. Menurut beliau jika kita ingin mendapatkan manfaat dari kandungan Al-Qur’an ada 2 hal yang perlu dilakukan.

Pertama adalah memfokuskan hati saat membaca Al-Qur’an atau mendengarnya ditilawahkan. Kedua memusatkan pikiran dan memposisikan diri seolah-olah tengah berdialog dengan Dia, Dzat yang memfirmankan ayat-ayat suci ini.

Mendiang Syekh Ali Jaber juga pernah memberikan contoh tadabbur dalam kehidupan sehari-hari. Menurut beliau akan lebih baik jika ada guru yang mendampingi tadabbur Qur’an orang-orang yang awam.

Selanjutnya kita dapat berupaya memahami kandungan Al-Qur’an semampunya semaksimal mungkin dengan membaca kitab terjemah dan tafsir. Tetapi jika belum mampu  sebaiknya tidak memaksakan diri dalam belajar memahami keseluruhan isi Al-Qur’an.

Syekh Ali Jaber menyarankan untuk memulai dari surah yang paling mudah, yang sudah kita hafal, atau yang paling sering kita baca. Seiring bertambahnya pemahaman kita, maka semangat untuk terus bertadabbur Al-Qur’an juga akan semakin besar.

Penutup
Saat membaca Al-Qur’an kita juga disarankan untuk mentadabburinya, yaitu menghayati kandungannya agar dapat mengambil pelajaran. Terkait perintah untuk tadabbur Qur’an tercantum dalam QS. An-Nisa`: 82, QS. Muhammad: 24, QS. Al-Mu`minun: 68, dan QS. Shad: 29.

Untuk melakukan tadabbur Al-Qur’an perlu pendampingan guru yang kompeten, dan sebaiknya memulai dari surah yang sering dibaca setiap hari.