Rasa Sakit dan Kelembutan

Oleh : Reza A.A Wattimena | Senin, 29 Mei 2017 - 09:05 WIB

Reza A.A Wattimena, Dosen Hubungan Internasional, President University, Peneliti di PresidentCenter for International Studies (PRECIS)
Reza A.A Wattimena, Dosen Hubungan Internasional, President University, Peneliti di PresidentCenter for International Studies (PRECIS)

INDUSTRY.co.id - Ia hanya ingin bepergian di malam hari, melepaskan penat, setelah seharian bekerja. Tak disangka, ada ledakan terjadi, dan langsung melukainya. Ia pun terkapar, dan baru sadar, setelah tiba di rumah sakit dengan rasa sakit yang nyaris tak tertahankan di sekujur tubuhnya. Puluhan orang mengalami kejadian serupa pada 22 Mei 2017 lalu di Kampung Melayu, Jakarta.

Di tempat lain, awalnya, ia hanya ingin menikmati liburan dengan cara-cara baru. Bungee Jumping, yakni melompat dari ketinggian beberapa ratus meter dengan menggunakan pengaman, tampak merupakan ide yang bagus. Namun, kecelakaan pun terjadi, sehingga patah kaki pun tak terhindari. Musibah memang tak pernah diminta. Namun, ia selalu datang berkunjung.

Anda pernah patah kaki? Rasanya luar biasa sakit. Aktivitas terganggu. Penyesalan pun datang bertubi, sambil bertanya, “Mengapa ini terjadi padaku?”

Keracunan makan pun tak kalah menyakitkannya. Makanan enak tentu tidak selalu sehat. Bahkan, sebaliknya yang sering terjadi: Makanan yang justru tidak sehat justru terasa sangat enak. Ketika perut melilit, dunia seperti runtuh, dan semua aktivitas pun jadi terganggu.

Tentu, sakit badan yang paling menyakitkan adalah kanker, terutama ketika sudah menjalar parah. Orang tak bisa menjalani kanker semacam ini, tanpa bantuan obat penghilang rasa sakit. Pada kasus-kasus tertentu, narkotika pun menjadi satu-satunya pilihan, tentunya dengan resep dokter. Ketika sakit tak tertahankan, banyak orang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Ada juga rasa sakit yang muncul dari penyakit yang sudah selalu ada di dalam diri kita. Ini disebut penyakit genetik, atau bawaan dari lahir, biasanya karena keturunan. Rasa sakit yang muncul pun juga tak kalah besarnya. Ini ditambah dengan perasaan di dalam hati, bahwa hidup ini tidak adil.

Rasa sakit juga bisa menyerang mental seseorang. Ini muncul, biasanya, karena harapan yang berbeda dengan kenyataan. Kita menginginkan hidup yang damai, namun penderitaan dan masalah yang justru datang. Jika hal ini terjadi bertubi-tubi, maka orang bisa merasakan sakit yang amat besar.

Memahami Rasa Sakit

Rasa sakit itu adalah bagian dari hidup. Ia tak terhindarkan. Semakin orang menolak rasa sakit, atau berusaha mengaturnya, ia justru semakin kuat. Rasa sakit menolak untuk dikontrol.

Karena tidak dapat dihindari, ketika sakit datang, kita harus menyambutnya dengan lembut. Bagaimana pun, ia sudah dan akan selalu bersama hidup kita. Ia adalah bagian dari diri kita sendiri. Menolaknya, atau mengontrolnya dengan keras, jelas bukanlah tindakan yang pas.

Belajar dari Nietzsche, filsuf Jerman, kita harus belajar untuk berkata “ya” pada kehidupan ini (Ja Sagen), walaupun penuh dengan tantangan. Berkata “ya”, dalam hal ini, tidak dilakukan dengan keras, melainkan dengan kelembutan. Dalam kaitan dengan rasa sakit, berkata “ya” berarti menyambut rasa sakit tersebut dengan lembut dan ramah, karena ia adalah bagian dari hidup kita sendiri. Ketika disambut dengan lembut dan ramah, rasa sakit justru akan berkurang, dan bahkan menjadi teman hidup kita.

Kelembutan

Jika itu terjadi, rasa sakit bisa menjadi guru kehidupan untuk kita. Ketika kita memiliki hubungan baik yang lembut dan rileks dengan rasa sakit, ia tidak akan lagi menganggu hidup kita. Secara alami, rasa welas asih dan damai pun tumbuh di dalam diri kita. Lalu, kita bisa membantu orang-orang yang masih menderita, karena sakit yang ia alami.

Hidup ini penuh dengan tantangan. Kita tidak bisa berharap, bahwa hidup ini akan lancar-lancar saja. Kita juga tidak bisa berharap kepada Tuhan, supaya tidak ada masalah. Ini permintaan yang tidak masuk akal.

Yang bisa kita lakukan adalah bersikap lembut terhadap segala tantangan yang datang, baik dari dalam maupun luar diri kita. Dengan bersikap lembut, kita bisa menyentuh kedamaian yang sudah selalu ada di dalam diri kita. Joseph Campbell, pemikir Filsafat Timur, mengajak kita untuk menemukan kedamaian di dalam hati kita ini, guna menjalin hubungan baik dengan rasa sakit yang kita alami. Kedamaian hati ini dapat diperoleh, jika kita sepenuhnya rileks dan lembut terhadap segala yang terjadi, apapun itu.

Kelembutan ini berangkat dari dua kesadaran. Yang pertama, ketika tantangan dihadapi dengan keras, maka masalah lain pun akan muncul, seringkali lebih besar daripada sebelumnya. Yang kedua, masalah adalah bagian dari kehidupan setiap orang. Dengan berpijak pada kelembutan, orang bisa menyambut semua masalah dengan kedamaian hati.

Bukankah itu yang kita semua inginkan dan butuhkan? 

Reza A.A Wattimena - Dosen Hubungan Internasional, Universitas Presiden, Cikarang, Peneliti di President Center of International Studies (PRECIS)

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Direktur Utama BRI Sunarso

Kamis, 25 April 2024 - 11:47 WIB

BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun di Triwulan I 2024

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir…