Jokowi Ingin Hilangkan Persepsi Islam Musuh Amerika

Oleh : Irvan AF | Senin, 22 Mei 2017 - 07:49 WIB

Presiden Jokowi berfoto bersama dengan kepala negara yang hadir dalam KTT Arab Islam Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5).
Presiden Jokowi berfoto bersama dengan kepala negara yang hadir dalam KTT Arab Islam Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5).

INDUSTRY.co.id, Riyadh - Presiden Joko Widido berharap "Arab Islamic American Summit" memiliki makna yang penting untuk mengirimkan pesan kemitraan dunia Islam dengan Amerika Serikat dan menghilangkan persepsi AS yang melihat Islam sebagai musuh.

Hal ini diungkapkan Presiden saat berbicara dalam konferensi yang mempertemukan para pimpinan negara-negara Arab dan Islam dengan Presiden AS Donald Trump di King Abdul Aziz International Convention Center Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5/2017).

"Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia," kata Presiden.

Jokowi mengungkapkan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana.

"Indonesia adalah salah satu korban aksi terorisme, serangan di Bali terjadi tahun 2002 dan 2005 dan serangan di Jakarta terjadi Januari 2016," ungkap Presiden.

Jokowi mengungkapkan dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Prancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain.

"Dunia seharusnya juga sangat prihatin terhadap jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat konflik dan aksi terorisme di beberapa negara seperti Irak, Yaman, Suriah, Libya," tambahnya.

Ummat Islam korban Presiden menegaskan bahwa umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik dan radikalisme terorisme.

Jokowi mengatakan bahwa jutaan umat muslim harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya.

Presiden mengatakan kondisi tersebut justru membuat anak-anak muda frustrasi dan marah.

"Rasa marah dan frustasi ini dapat berakhir dengan muculnya bibit-bibit baru ektremisme dan radikalisme," jelasnya.

Jokowi mengatakan sejarah mengajarkan bahwa senjata dan kekuatan militer saja tidak akan mampu mengatasi terorisme.

"Pemikiran yang keliru hanya dapat diubah dengan cara berpikir yang benar," katanya.

Indonesia meyakini pentingnya menyeimbangkan pendekatan hard-power dengan pendekatan soft-power.

"Selain pendekatan hard-power, Indonesia juga mengutamakan pendekatan soft-power melalui pendekatan agama dan budaya," jelasnya.

Presiden mengungkapkan untuk program deradikalisasi, misalnya, otoritas Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, termasuk keluarga mantan nara pidana terorisme yang sudah sadar; dan organisasi masyarakat Untuk kontra radikalisasi, lanjut Jokowi, pihaknya merekrut para netizen muda dengan follower yang banyak untuk menyebarkan pesan-pesan damai.

"Kita juga melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk terus mensyiarkan Islam yang damai dan toleran," katanya.

Empat pemikiran Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan empat pemikiran untuk memerangi radikalisme dan terorisme.

Pertama bahwa umat Islam se dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah.

"Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan," kata Jokowi.

Kedua: kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk: pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters), peningkatan kapasitas; semua sumber pendanaan harus dihentikan kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal.

"Semua aliran dana harus dihentikan," tegas Presiden di depan Raja Salman dari Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump serta pemimpin negara Arab dan Islam yang hadir.

Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri; pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat "Saya berharap bahwa setiap dari kita harus berani menjadi 'part of solution' dan bukan 'part of problem' dari upaya pemberantasan terorisme. Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia," kata Presiden.(ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mentan Amran Sulaiman

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:21 WIB

Mentan Amran Serahkan Total Alokasi Pupuk Subsidi 54 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara simbolis menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia sebesar Rp 28 triliun.

Petugas BNI memperlihatkan uang persediaan ke masyarakat

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:16 WIB

Penuhi Kebutuhan Ramadan dan Lebaran, BNI Sediakan Uang Tunai Rp26,6 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen untuk mendukung kelancaran transaksi masyarakat dengan menyediakan dana tunai senilai Rp26,6 triliun selama Ramadan dan Hari Raya…

Ilustrasi tiket

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:49 WIB

Jangan Kelewatan, Ini 10 Tips Mendapatkan Tiket dan Voucher Belanja Online!

Berbelanja online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, menawarkan kemudahan, variasi produk, dan tentu saja, kesempatan untuk menghemat uang melalui tiket dan voucher serta…

Renos

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:36 WIB

Cari Furnitur dan Elektronik Rumah yang Murah? Datang ke Event Renos Gebyar Ramadhan Saja!

Di era yang serba cepat ini, mencari furnitur dan elektronik untuk rumah tidak lagi memerlukan waktu dan usaha yang banyak. Mulai dari mencari furnitur untuk kamar hingga elektronik rumahan…

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan membidik sektor pertanian melalui BSI Mitra Plasma Sawit. Kunjungan dilakukan ke salah satu kebun sawit di Sumatera.

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:20 WIB

Dorong Sustainable Banking, BSI Dukung Pembiayaan Sawit Bagi Petani Plasma

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan…