Managemen Tata Kelola "Ang-Kot" Pts di Indonesia

Oleh : Hendra Triana | Rabu, 03 Mei 2017 - 13:21 WIB

Hendra Triana, Praktisi I.T, Dosen & Business Analyst
Hendra Triana, Praktisi I.T, Dosen & Business Analyst

INDUSTRY.co.id - Membaca Laporan Presentasi “Kebijakan Akreditasi dan Sistim Akreditasi Perguruan Tinggi Online, Kamis, 27 April 2007, oleh Chain Basaruddin, BAN-PT” , dari WAG Forum Dosen Indonesia sangat mengejutkan dan menarik untuk dikometari. Menurut Catatan BAN-PT “Akreditasi Perguruan Tinggi per tanggal 10 Maret 2017, khusus untuk PTS-Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia.

- Jumlah PTS (PT-DDIKTI ) = 3127 Bh
- Jumlah PTS Terakreditasi = 802 Bh
- Jumlah PTS Belum Terakreditasi = 2325 Bh

Tantangan yang dihadapi BAN-PT :

Jumlah PT dan Prodi yang harus di-Akreditasi dengan siklus 5 tahunan; Secara Geografis tersebar Luas; Instrumen Penilaian yang memuat sejumlah besar Item, Akurasi dan Konsistensi; Sistim Manual melibatkan banyak Data Entry, Integritas Data sulit dikontrol

Permasalahan Dengan Akreditasi Saat ini :

Belum mampu mendorong Perbaikan Mutu secara Maksimal dan berkelanjutan (CQI), Instrumen yang masih menekankan Aspek Masukan (inputs) dan Sumber Daya (resources), Kemampuan Assesor untuk melakukan assessment untuk melakukan assessment yang objective dan akurat; Proses Akreditasi yang masih Manual

Konsekwensi Kebijakan :

Akreditasi bersifat wajib dan meliputi Institusi PT dan Program Studi, PT Tidak dapat mengeluarkan Ijazah pada Program Studi yang Tidak Terakreditasi; Akreditasi Institusi PT dilakukan oleh BAN-PT dan akreditasi program Studi oleh LAM, selama LAM belum terbentuk, Akreditasi PT dilakukan oleh BAN-PT

Tujuan Akreditasi :

Menentukan Kelayakan PT/PS dalam memenuni SINDIKTI; Menjamin mutu PT/PS dan Melindungi Masyarakat

* Proses Penyempurnaan Proses Akreditasi :

Instrumen yang berorientasi Proses Outcomes; Peningkatan Kompetensi Assesor; Sistim Akreditasi On-line- SAPTO masih dalam tahap Pengembangan dan Penyempurnaan.

Adalah Laporan Presentasi yang sangat luar biasa dan semoga program yang sedang dan dalam penyempurnaan oleh Pihak BAN-PT akan segera ter-implementasikan sesuai dengan visi dan misi-nya. Sehubungan dengan hal tersebut, Penulis mencoba mengamati dan menganalisa dari SISI LAIN secara Internal dalam pengelolaan beberapa PTS ( Perguruan Tinggi Swasta ) di Indonesia, mengenai Tata Kelola Yayasan sebagai Kepemilikan, Tata Kelola Institusi Akademis dan Operasional, Pengembangan Bisnis lainnya kedepan, dalam rangka Implementasi TRI-DARMA PERGURUAN TINGGI & dapat membantu akselerasi proses Akreditasi BAN-PT yang “lebih baik dan sempurna” sehingga PTS tersebut memiliki Kualitas yang diharapkan.

Metode sederhana pendekatan dan Analisa yang Penulis lakukan sebagai berikut :
* Pemetaan dan Pengumpulan Data dan Informasi
* Penetapan Standard ukuran umum dan rata-rata Tata Kelola Institusi yang Ideal
* Analisa dampak dan Manfaat
* Saran, Rekomendasi dan Solusi

A. YAYASAN sebagai Pemilik ( Founder & Owner ) Institusi :

- Diawal Pendirian suatu PTS biasanya para Pemilik memiliki Visi dan Misi yang sangat bijaksana, untuk mencerdasakan kehidupan Bangsa dan dipastikan melihat secara hitungan peluang dan kesempatan. Untuk memastikan Keberlangsungan atas kepercayaan yang diberikan , pada umumnya Yayasan berdiri dengan Kelompok Keluarga atau Kerabat dekat.

- Dalam Perjalanan “Lancar” Yayasan mestinya dengan segala cara bagaimana Institusi Akademis bentukannya dapat berjalan dan menghasilkan Revenue yang maksimal, tetapi sebaliknya dalam perjalanan waktu, usia dan derasnya persaingan institusi sejenis,bila pengelolaan tidak fokus dan tidak ada inovasi peningkatan layanan dan produk yang dikelola “Masih bermimpi histori Zona Nyaman”, dapat dipastikan kondisinya akan bertahap menurun drastis dan tunggu waktu kehancuran.

- Kepedulian untuk menjaga Eksistensi berkurang dan mulai tidak konsen dengan Visi misi awal, terlebih Dinamika Perkembangan Teknologi yang tidak bisa dibendung dan tidak diantisipasi sehingga Kendali Pelaksanaan Akademis seperti “Kurikulum,Staf Dosen “ yang kurang atau tidak in-line, kecendrungan pelaksanaannya akan “dipaksakan” karena kurangnya resources yang kompeten.

- Fungsi Yayasan sebagai Power Kepemilikan yang Mutlak, Leadership secara Legal Official semakin lemah karena adanya “gap” kesenjangan ke-pengelolaan dan profesionalisme TEAM yang berbeda Visi dan Misi yang mesti menyesuaikan dengan zamannya.

B. SENAT Akademis, sebagai Alat Pengawasan Tata Kelola dan Pembuatan Regulasi Kebijakan Institusi Akademis dan Interface Penyelaras Kebijakan antara Akademis dengan Yayasan.

- Para Anggota SENAT Akademis umumnya dari Internal Akademis dengan “Senioritas” sebagai Dosen Tetap, Jabatan Fungsional dan Non Teknis lainnya. Rekrutmen dari kalangan Ekternal dan Profesional menjadi kendala, terlebih faktor Biaya Keuangan yang memang biasanya lebih dari rata-rata anggaran Internal, walaupun itu sangat dibutuhkan sebagai Kolaborasi Keilmuan dan  awasan.

- Tumpang tindih fungsi Staff Operasional dan Pengawasan sehingga Fungsi utamanya tidak berjalan sesuai harapan sebagai SENAT AKADEMIS, dan hanya sebatas person  yang melakukan “WISUDA” saat kelulusan Mahasiswa.

C. REKTORAT ( pada Universitas atau Institut ) KETUA AKADEMIS ( pada Sekolah Tinggi ), sebagai Penanggung Jawab Tata Kelola Akademis :

- Beberapa PTS mengangkat Rektor atau Ketua Akademis sebagai PILOT / DRIVER untuk Akselerasi Operasional Institusi dibawah Yayasan berfungsi hanya sebagai Formalitas & Icon Pelengkap Administrasi Institusi, tanpa mempertimbangkan Kompetensi yang harus disandangnya sebagai seorang COO ( Chief Operating Officer ) / Pemimpin Operasional yang mesti multi Fungsi, Multi Talent dan Multi Domain , sangat Strategis dalam menjalankan Operasional Institusi, Managemen Leadership, Networking dan Komunikasi Bisnis multi Industri yang sangat diharapkan .

- Penempatan SDM Akademis yang berkualitas dibawah kendalinya akan sulit dinilai dan berkembang secara Kompetensi bila sang DRIVER-pun tidak memiliki kecakapan khusus untuk dapat menilai Kinerja Organisasi karena belum sampai wawasan Pengalamannya atau masih tahap belajar atau mungkin faktor klasik anggaran yang tidak dipersiapkan dan selalu di “kambing hitamkan”.

D. LPPM ( Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat), sebagai wadah Pengembangan Keilmuan Dosen dan Implemetasi dengan Masyarakat :

- LPPM Sebagai Bagian yang strategis untuk mengembangkan Institusi dari Aspek Penelian, Research, Kerjasama Keilmuan dan Hubungan Masyarakat Industri tidak dijalankan maksimal atau mungkin bisa jadi tidak dimengerti bagaimana cara menjalankannya lembaga tersebut karena faktor pengalaman dan kompetensi SDM yang kurang memenuhi kritera kapabilitas dan atau sang DRIVER tidak bisa mengarahkannya, dan atau bisa terjadi Karen kebijakan prasyarat administrative yang terlalu berliku pada regulator PTS.

Other Revenue / Other Income dari Pengembangan Bisnis dengan Industri dan Pihak Luar Institusi dengan pemanfaatan CSR (Corporate Social Responsibility) tidak tergarap maksimal atau mungkin NIHIL dilakukan ?

E. BAAK ( Biro Akademik dan Administrasi Keuangan ), BSDM ( Biro Sumber Daya Manusia ), Operasional Rumah Tangga dan Non Akademis, umumnya berjalan Normal selama sang Driver dapat Mengelola dan Mengendalikannya.

F. PUSAT DATA & INFORMASI KAMPUS ( PUSKOM )

- Pusat data dan Informasi menjadi bagian penting dalam pengelolaan suatu Institusi Universitas atau Sekolah Tinggi, Data Mahasiwa, Data Dosen, Data Nilai, Data Kehadiran, Data Ijazah dan Data Penting lainnya menjadi Asset Institusi dan harus selalu terjaga keberadaannya.

- Banyak yang mengangap hal ini sepele, issue kecil tak terlihat, indikator visual seperti (Website Akademis, Sistim Informasi Akademis, Mading Mahasiswa dan Kehadiran Dosen ) akan me-represtasikan pengelolaan Pusat Data dan Informasi dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi ) Tidak Berjalan, atau tidak dikelola dengan baik.

- Banyak yang tidak SADAR bahwa dengan SIM (Sistim Informasi Managemen ) yang terbangun , terstruktur dan Terkendali menjadi Promosi Institusi dan akan menekan Biaya Promosi saat PMB ( Penerimaan Mahasiswa Baru) atau mungkin menjadi point pada saar dilakukan proses Akreditasi.

- Promosi PMB banyak dilakukan beberapa PTS dengan cara Tradisional dan tidak mengikuti Trend Teknologi yang masive ( pemanfaatan MEDSOS) dan layanan lainnya yang lebih efisien dan terjangkau, atau mungkin bisa terjadi karena “ZONA-NYAMAN”, yayasan memiliki juga SMU / SLTA yang dapat didorong sebagai FEDEER untuk calon Mahasiswa baru , bila Calon Mahasiswa lainnya melalui Promosi Normal tidak berhasil ??

G. DOSEN / PENGAJAR

- Umumnya beberapa Institusi PTS memiliki Staff Dosen Pengajar, baik Dosen Tetap “Full Time atau Part-Time”. Untuk mengurangi beban biaya terkadang Dosen Pengajar diambil dari beberapa ALUMNI yang berprestasi Akademik, Penguasaan Wawasan Praktikal dan pengalaman di dunia Nyata belum didapatkan sehingga ber-imbas pada Kualitas Pengajaran dan berpengaruh pada saat transfer wawasan kepada Mahasiswa atas Kurikulum yang trend dengan Teknologi Terapan pada masanya kurang maksimal.

- Dosen Pendatang atau ekternal dan memiliki Praktikal pengalaman sesuai Bidang sulit didapatkan karena faktor Pendekatan dan Komunikasi DRIVER yang kurang PEDULI dan tidak terjangkau pemikirannya dan factor lain “Reward atau Honor” yang “TIDAK MASUK AKAL”, pada akhirnya dipaksakan dengan Dosen “alakadarnya” walaupun tidak sesuai dengan Keilmuan yang dimilikinya untuk mengajar Mata Kuliah tertentu ?

Untuk sekedar memenuhi prasyarat Akreditasi, formalitas meng-upgrade Dosen Pengajar ke jenjang pendidikan lanjutan yang lebih tinggi memilih sekolah yang kurang favorit dengan alasan “biaya subsidi terbatas atau tidak ada program dari Institusi / yayasan”, bahkan banyak para Dosen akhirnya disekolahkan ke Kampus PT yang nyaris “DITUTUP” oleh pemerintah akibat Gagal / mal Praktek Administrasi dan Teknis sekolah tersebut ?

H. MAHASISWA

- Banyak PTS menjadikan SPP ( Sumbangan Pengelolaan Pendidikan ) dan Kartu Rencana Studi Mahasiswa sebagai sumber utama Pendapatan dan biaya operasonal walaupun sudah ada aturan regulasinya yang melarang hal tersebut, hal ini syah saja saat PMB atau Jumlah Mahasiswa Terdaftar dan Aktif mencapai Target yang didapatkan atau BEP yang terhitung menguntungkan. Bagaimana seandainya bila tidak sesuai Target perolehan dalam waktu yang berjalan ?

- Mahasiswa sebagai Stake Holder Institusi utama banyak dijadikan “Perahan Bisnis” tanpa sebanding dengan Nilai yang mereka dapatkan, mereka asal bersekolah, asal dapat nilai, asal lulus dan bergelar Sarjana, tanpa memberikan secara maksimal hak ilmu ajar dan fasiltasnya sebagai Mahasiswa dan calon anak-anak Generasi Penerus Bangsa.

PERLU MENJADI BAHAN RENUNGAN SEMUA PIHAK :

* Apakah hal-hal yang terjadi dalam Internal PTS menjadi bagian atas point penilaian dan Perhatian pada saat  ilakukan assesment untuk memperoleh AKREDITASI, sehingga banyak PTS yang belum terakreditasi ( 2325 PTS ) ?

* TRI DARMA Perguruan Tinggi kini di PTS hanya Isapan Jempol dan sudah Luntur ditelan misi Komersial para Pebisnis Dunia Pendidikan Swasta yang juga tidak terealisasikan maksimal saat ini karena faktor persaingan yang begitu ketat, lalu bagaimana nasib PTS tersebut kedepan ?

* Apakah ada yang sadar dan berpikir bagaimana Mutu Lulusan saat mencari kerja, setelah mereka Bekerja dan bagaimana respon Sektor Industri terhadap lulusan tersebut ?

* Apakah ada yang peduli atas Renumerasi atau Honor Dosen PTS yang diterima, bisa jadi Penghasilan yang diterimanya tidak lebih besar dari SPG ( pelayan toko ) mini market dalam sebulan atau UMR/UMP Pekerja Harian Lepas di Ibukota
( Pasukan Kuning, Orange, Hitam ) ?

* Siapa yang Perduli saat ini, banyak Managemen PTS hanya seperti “Managemen ANGKOT (Angkutan Kota), Hanya Tunggu Setoran, SUPIR Wajib Setor Pendapatan yang ditargetkan, Penumpang Kosong atau Isi, Keselamatan Penumpang, Ijin Trayek, Ijin Mengemudi dan sebagainya mungkin tidak ada waktu untuk dipikirkan sampai kesana ?

SOLUSI :

* Managemen perubahan cepat “Rapid Change Management” pada Internal PTS harus segera dilaksanakan, Terutama regenerasi SDM dalam Profesionalisme praktek Good Governance, Tata Kelola Managemen Yayasan dan Akademis yang harus selalu melihat trend dan visi kedepan beradaptasi menghadapi tantangan persaingan Global dan Teknologi yang dinamis dan Inovatif wajib dilaksanakan.

* Pengelolaan PTS dengan managemen Modern dengan Meng-adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi terkini akan sangat membantu sinkronisasi fungsi Managemen Internal secara operasional dalam pengawasan dan efisiensi biaya, sehingga MUDAH DIKONTROL dan TERUKUR, saling melengkapi untuk misi dan target capaian Institusi dan terintegrasi dengan  ebijakan REGULATOR PTS.

* Pastinya ada resiko KETIDAKNYAMANAN DAN RESISTENSI saat akan melakukan PERUBAHAN dengan tidak sedikit juga Biaya yang akan dikeluarkan, tetapi dengan jaminan akan lebih baik dan efisien dari pada “Hidup Segan, Mati tak Hendak “.

* Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei, semoga Pendidikan di Indonesia terutama di Sektor Swasta akan lebih Baik, lebih Bijak, Adil dan Merata bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Kamis, 18 April 2024 - 22:02 WIB

Perkuat Ketahanan Pangan, ID Food bersama Kostrad Lakukan Panen dan Penanaman Budidaya Padi Tahap II di Lahan Strategis

Subang – Dalam rangka mendukung peningkatan produksi beras nasional, Holding BUMN Pangan ID Food melakukan kolaborasi bersama Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) melalui pengembangan…

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Kamis, 18 April 2024 - 21:30 WIB

Top! Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Jakarta-Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)…

Chief Commercial Officer Telin Kharisma (keempat dari kanan) dan Group Chief Executive of Dialog Axiata PLC Supun Weerasinghe (kelima dari kiri) saat penandatanganan kemitraan strategis untuk pengelolaan layanan terminasi suara dan SMS internasional antara Telin dan Dialog Axiata

Kamis, 18 April 2024 - 21:03 WIB

Telin dan Dialog Axiata Tandatangani Kemitraan Strategis untuk Kelola Layanan Terminasi Suara dan SMS Internasional

Telin, anak perusahaan Telkom Indonesia yang melayani pelanggan global, dan Dialog Axiata PLC, penyedia konektivitas nomor satu di Sri Lanka, telah menandatangani Perjanjian Layanan Induk (Master…

Ilustrasi pembayaran menggunakan PayLater

Kamis, 18 April 2024 - 17:39 WIB

Pinjol dan Paylater Marak, Perbankan Perlu Ubah Strategi Agar Kredit Mudah Diakses

Laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) tentang kredit nasional dalam Hasil Rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2024 mengungkapkan adanya pertumbuhan kredit pada sektor perbankan sebesar 11,28%…

Kawasan Labuan Bajo – Tanamori

Kamis, 18 April 2024 - 17:23 WIB

Kabar dari Labuan Bajo! Pemda Mabar Rencanakan Pembangunan Poltekpar Negeri, Upaya Pemerintah Tingkatkan SDM Unggul

Labuan Bajo-Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo Flores, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat bersama Badan Pelaksana…