Menimbang Keluhan Online Tentang Situs Pemakaman Trunyan

Oleh : Bintang Handayani | Selasa, 11 April 2017 - 03:43 WIB

Bintang Handayani. (Foto: IST)
Bintang Handayani. (Foto: IST)

Kajian mengenai situs pemakaman Trunyan sebagai bagian dari spektrum pariwisata gelap menunjukkan kurang ditelaah baik oleh kalangan akademi dan/atau praktisi, khususnya mengenai attribut-atribut pembentukan identitas intrinsik maupun eksentrik yang dapat memperkuat pembentukan citra merek pada situs kematian. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), atribut intrinsik maupun eksentrik yang dapat memperkuat identitas dan nilai keunikan situs pemakaman terpapar didalam fenomena keluhan online tentang pengalaman pelancong mengunjungi pemakaman.

Contohnya keluhan online tentang pengalaman mengunjungi situs pemakaman Trunyan, Bali. Dalam hal ini fenomena keluhan online biasanya didapati di ruang komunitas online seperti jejaring media sosial dan/atau di situs penilai seperti TripAdvisor.

Hal-hal yang banyak menjadi diskursus tentang situs pemakaman Trunyan dijejaring media sosial dan situs penilai berkaitan dengan mayat yang tidak dikubur (the body) dan ritual lainnya mengenai mayat sebagai daya tarik pariwisata gelap (unique features of dark tourism), aspek tingkat keramah-tamahan (hospitality attributes), dan lingkungan sekitar pemakaman, serta aksesibilitas menuju pemakaman.

Secara teori setiap keluhan sering di assosiasikan dengan hal ketidakpuasan, hal negatif yang mesti dihindarkan, reputasi & citra merek yang buruk, dan diindikasikan sebagai kegagalan untuk menjadi pemimpin pasar dalam kategori tertentu. Namun, kajian terkini mengindikasikan bahwa keluhan, yang mana didefinisikan sebagai ekspresi ketidakpuasan, terlepas itu pengalaman subyektif atau tidak, disajikan sebagai pelampiasan emosi atau mencapai tujuan intrapsikis, tujuan interpersonal, atau keduanya, dapat diberdaya-gunakan sebagai elemen yang dapat memperkuat posisioning dan dapat menjadi esensi inti untuk membangun identitas situs pemakaman dan menjadi pendorong pembentukan citra merek esensi inti dari pariwisata gelap.

Daya tarik pariwisata gelap, khususnya situs pemakaman, dalam hal ini tidak menunjukkan esensi gelap secara artifisial. Situs pemakaman sebagai daya tarik pariwisata gelap terletak pada kebutuhan spiritualitas masyarakat modern dan masyarakat pasca-modern yang menurut istilah Philip Stone; Handayani dan Korstanje; Korstanje dan George, hal ini muncul tidak hanya untuk mendorong kontemplasi manusia pada kematian diri tetapi juga muncul sebagai pengalih perhatian seseorang dari kematiannya sendiri. Lebih jauh lagi, penampilan berbeda dari ritual pemakaman sering menyebabkan kesalahpahaman di sikap orang lain terhadap perilaku atau respons terhadap kematian. Hal ini mungkin karena motif utama dari representasi yang dirancang untuk memperkuat atau membesar-besarkan perbedaan antara 'kami' dan 'mereka'.

Dengan demikian, situs pemakaman sebagai salah satu jenis atraksi pariwisata gelap muncul sebagai segmen pasar baru yang fenomenal, walaupun (untuk saat ini) hanya untuk pangsa pasar khusus (segmented target market). Dengan kata lain, situs pemakaman sebagai salah satu atraksi pariwisata gelap tidak untuk konsumsi semua jenis pelancong. Agaknya, aspek ini memicu situs kematian sebagai potensi komodifikasi yang bisa diidentifikasi sebagai permintaan-pelancong (tourist-demand) atau objek wisata berbasis daya tarik (attraction-driven).

Keterkaitan keluhan online yang dibeberkan di situs komuniti online tentang pasca pengalaman mengunjungi situs pemakaman Trunyan kurang lebih membahas diskursus perbedaan antara 'kami' dan 'mereka'. Pelancong merefleksikan pengalaman mengunjungi situs pemakamanTrunyan kurang lebih menggunakan ukuran nilai-nilai bersama (shared values) mereka, yang terpatri dengan latar belakang dan keyakinan serta kerangka pengalaman & kerangka referensinya. Contohnya komen-komen mengenai mayat yang hanya diletakkan diatas tanah, dibawah pohon bernama Terunyan, yang notabene merupakan bukan hanya menyangkut tradisi tetapi yang lebih penting juga menyangkut cerita legenda Dewi yang turun dari kayangan kearea situs tersebut, hanya karena begitu dasyat dan wanginya pohon tersebut.

Perilaku komunitas sekitar, keindahan alam sekitar (dan akses menuju lokasi) dan tentang aksesibilitas juga menjadi objek keluhan para pelancong. Keluhan-keluhan tersebut menunjukkan dua paradoks yang bermanfaat, yaitu dapat dipandang sebagai indikasi terpenuhinya kebutuhan esensi gelap khas yang diharapkan dan keunikan topografi yang mendukung elemen gelap terkait dengan kesuraman makna situs kematian dan/atau sebagai indikasi begitu kuatnya pengalaman mengunjungi situs pemakaman Trunyan dalam memengaruhi kehidupan pelancong. Dalam hal ini elemen gelap sepatutnya menjadi ekspektasi pelancong yang mencari pengalaman otentik.

Berkaca dan berpijak dari bentuk keluhan yang dilontarkan di jejaring media sosial dan/atau disitus penilai TripAdvisor, situs pemakaman Trunyan tidak dapat dipungkiri telah memenuhi syarat dan tuntutan definitif dan esensi dari berwisata disitus gelap (dark tourism) pada umumnya dan berwisata disitus pemakaman (death sites) khususnya. Dalam pada itu, keluhan-keluhan tentang situs pemakaman Trunyan dapat didaya-gunakan untuk pembangunan area sekitar dengan tanpa mengurangi esensi inti dari atributnya. Situs pemakaman Trunyan dalam hal ini bukan hanya menjadi satu-satunya jenis death sites yang mempresentasikan pemakaman dengan tidak mengubur mayat, namun juga menjadi situs pariwisata gelap yang paling autentik untuk konsumsi masyarakat global dan/atau masyarakat domestik yang haus akan aspek spiritualitas, haus akan aspek autentisitas dalam pemenuhan kebutuhan untuk refleksi diri tentang kematian.

*Bacaan lebih lanjut: Gazing at Death: Dark Tourism as an Emergent Horizon of Research oleh Maximiliano E. Korstanje & Bintang Handayani (Editor).


Bintang Handayani. Ph, Dadalah Dosen dan Peneliti Senior, President University, Cikarang, Indonesia. Kajian penelitiannya berkisar pada Pelancong dan Pencitraan Pariwisata Gelap, Teknologi dalam situs kematian, Citra Merek dan Personifikasi Bangsa.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…