Kadin Berupaya Tingkatkan Volume Perdagangan Afghanistan

Oleh : Herry Barus | Jumat, 07 April 2017 - 07:22 WIB

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani (Foto: Ist)
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani (Foto: Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong tumbuhnya saling percaya untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan Afghanistan yang saat ini dinilai masih rendah dari segi volume perdagangan.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menilai Afghanistan bisa menjadi pasar ekspor non tradisional untuk Indonesia mengingat sejauh ini volume perdagangan kedua negara masih relatif rendah karena adanya hambatan non teknis, seperti belum terbangunnya rasa saling percaya atau karena jalur perdagangan yang tidak langsung.

"Ke depan kita harus saling mengupayakan agar jalur perdagangannya langsung dan membangun kepercayaan agar bisnis di antara kedua belah pihak bisa tumbuh dan berkembang dengan jaringan bisnis yang semakin kuat," kata Rosan pada Forum Bisnis Indonesia-Afghanistan di Jakarta, Kamis (6/4/2017)

Kadin mencatat volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afghanistan menurun menjadi US$16,25 juta  pada 2016 dari tahun sebelumnya sebesar US$36,6 juta. Meski nilai perdagangan tersebut masih surplus bagi Indonesia, volume perdagangan masih dinilai rendah.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja, usai berdialog dengan Presiden Afghanistan, Muhammad Ashraf Ghani, mengatakan persepsi umum pebisnis Indonesia tentang Afghanistan merupakan negara konflik. Padahal, banyak kesempatan bisnis yang bisa dijajaki.

"Beliau (Presiden) menyampaikan dalam satu sisi kita Indonesia persepsinya negara konflik, tetapi sebenarnya banyak kesempatan bisnis yang bisa diambil," kata Shinta.

Ia menambahkan, ada tiga aset yang dimiliki Afghanistan, yakni listrik, air dan tanah. Ketiga sektor tersebut bisa dijajaki pebisnis Indonesia dalam bentuk pembangunan pembangkit listrik, agribisnis, dan telekomunikasi.

Selain itu, Presiden Ashraf Ghani juga dikatakan menjamin investasi dari segi keamanan sehingga risiko bisnis dapat terhindarkan.

"Presiden menjamin dari segi keamanan, ada bagian dari risiko bisnis yang mereka jamin, misalnya ada mau investasi di sana atau ada tenaga kerja kita yang ke sana. Beliau sudah memikirkan 'multiplanning' selain dari segi bisnis," ungkap Shinta.

Namun demikian, dia mengaku belum ada kesepakatan "business to business" (B to B) yang sudah ditandatangani. Menteri Perindustrian Airlangga Hartato akan memimpin delegasi pengusaha Indonesia ke Afghanistan dalam waktu dekat untuk menindaklanjuti kunjungan Presiden Ashraf Ghani.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pameran umkm BNI di Singapura

Kamis, 18 April 2024 - 16:59 WIB

BNI Dukung UMKM Tembus Pasar Singapura di Pameran Indonesia in SG

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung UMKM Indonesia untuk go global.

THR Emas Pegadaian

Kamis, 18 April 2024 - 16:51 WIB

Pegadaian Catat Transaksi Tabungan Emas Naik Sebesar 8,33% Pada Maret 2024

PT Pegadaian mencatat penjualan Tabungan Emas pada momen lebaran tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan. Pada Maret 2024 atau menjelang lebaran, transaksi Tabungan Emas naik sebesar 8,33%…

BRI insurance siap melesat

Kamis, 18 April 2024 - 16:22 WIB

BRI Insurance Siap Melesat Dahsyat di HUT ke 35

PT. BRI Asuransi Indonesia yang dikenal BRI Insurance merayakan hari ulang tahunnya yang ke 35 dengan mengusung tema "Melesat Dasyat".

KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Kamis, 18 April 2024 - 15:09 WIB

Top! KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Jakarta- KoinWorks Group mengumumkan status profitabilitas untuk dua lisensi legalnya, yaitu BPR KoinWorks Sejahtera Annua (KoinWorks Bank) dan Lunaria Annua Teknologi (LAT).

KOLTIVA

Kamis, 18 April 2024 - 14:31 WIB

KOLTIVA Luncurkan Teknologi EUDR Untuk Bisnis Berkelanjutan Siap Hadapi Peraturan Global Bebas-Deforestasi Uni Eropa

KOLTIVA, perusahaan teknologi global rintisan terkemuka dengan lebih dari 11 tahun pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan dan ketertelusuran rantai pasok di 61 negara, meluncurkan Solusi…