Meneropong Langkah Ridwan Kamil ke Tangga Cagub Jabar

Oleh : Irvan AF | Selasa, 21 Maret 2017 - 10:05 WIB

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (Bay Ismoyo/AFP)
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (Bay Ismoyo/AFP)

INDUSTRY.co.id, Bandung - Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil resmi memulai babak baru dalam hidupnya, yakni kemungkinan bakal mengikuti pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegalega Kota Bandung, menjadi saksi sejarah babak awal bagi pria yang akrab disapa Emil tersebut untuk kemungkinan bakal menjadi peserta Pilgub Jabar 2018.

Pada Minggu (19/3) siang, Partai Nasional Demokrat (NasDem) resmi mendeklarasikan Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat 2018.

Pendeklarasian Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat 2018-2023 tertuang dalam Surat Rekomendasi Nomor 020-SI/DPP/Nasdem/III/2017 dan surat tersebut diserahkan langsung oleh DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa kepada Ridwan Kamil.

Menyikapi keputusan Ridwan Kamil yang menerima "pinangan" Partai NasDem untuk menjadi kandidat Cagub Jawa Barat 2018, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di bidang Ilmu Komunikasi Politik Prof Karim Suryadi menuturkan sulit untuk mengatakan tepat atau tidak tepat terkait keputusan Emil tersebut.

"Saya kira susah mengatakan hal itu tepat atau tidak untuk Ridwan Kamil, karena Emil sendiri bukan orang partai politik," kata Karim Suryadi, kepada Antara di Bandung, Senin.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh Ridwan Kamil dan Partai NasDem pasca-pendeklarasian tersebut, kata Karim, ialah menjalin komunikasi intensif dengan partai politik lainnya di Jawa Barat.

"NasDem tidak bisa sendirian mengusung Emil untuk mengikuti Pilgub Jabar 2018 karena jumlah kursi mereka di legislatif (DPRD, red) hanya lima. Sedangkan untuk bisa mengusung calon, minimal parpol harus punya 20 kursi di legislatif," kata dia.

"Oleh karena itu Partai NasDem dan Ridwan Kamil harus berusaha meyakini parpol lain agar mendukungnya pada Pilgub Jabar 2018," lanjut dia.

Ia menilai langkah Ridwan Kamil yang berani menerima "pinangan" Partai NasDem tersebut diharapkan menjadi penggugah calon dan parpol lainnya yang masih belum mau berterus terang terkait keputusan politiknya mengikuti Pilgub Jawa Barat 2018 walaupun pelaksanaannya masih 15 bulan lagi.

"Meskipun suasana politik di Jabar masih adem ayem, tapi sebenarnya banyak tokoh yang memperlihatkan ingin maju di Pilgub Jabar 2018 dengan berbagai cara seperti ada yang rajin pasang baliho, iklan-iklan di media massa," kata dia.

Dirinya menuturkan meskipun Emil tidak rajin memasang baliho atau memasang iklan di media massa, namun masyarakat dapat menilai rekam jejak seorang Ridwan Kamil dari kinerjanya dalam memimpin Kota Bandung selama ini.

"Harus kita akui bahwa ada perubahan ke arah lebih baik lagi di Kota Bandung dari segi fisik selama Ridwan Kamil memimpin. Ini kita bisa lihat dari renovasi taman dan trotoar," kata dia.

Sementara itu, Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Muradi menuturkan langkah Ridwan Kamil (RK) tersebut dapat berpotensi blunder politik bagi dirinya.

"Saya melihat deklarasi tersebut membuat warga Kota Bandung merasa ditinggalkan dengan sisa waktu kurang dari dua tahun. Dan kehadiran RK pada deklarasi tersebut juga menyiratkan ambisi politik yang menggebu," kata Muradi.

Menurut dia, seharusnya Ridwan Kamil secara etika politik tetap fokus menuntaskan program kerjanya sebagai Wali Kota Bandung hingga masa akhir jabatannya tahun 2018.

Tanpa Mahar Politik Ridwan Kamil maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat 2018 yang diusung oleh Partai NasDem tercipta tanpa adanya mahar politik.

Partai NasDem dan Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil menyepakati tiga syarat terkait pendeklarasian sebagai Calon Gubernur Jawa Barat 2018-2023 di Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegalega Kota Bandung.

"Ada kesepakatan yang telah terjadi antara Ketua Umum Partai NasDem dengan Ridwan Kamil, untuk itu deklarasi hari ini Senin (20/3) dilaksanakan," kata Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, saat memberikan sambutan dalam deklarasi tersebut.

Ia mengatakan syarat yang pertama ialah apabila rakyat telah memberikan amanah dan menempatkan Ridwan Kamil sebagai gubernur definitif Jawa Barat maka dalam melaskanakan fungsi, peran dan tugas jabatan yang diembannya maka Ridwan Kamil harus menjadikan Jawa Barat sebagai benteng Pancasila yang melindungi seluruh warga.

"Dengan menjadi benteng Pancasila maka semangat kemajemukan dan pluralisme harus tetap terjaga dalam keseharian. Ini artinya sistem dan ideologi bangsa kita yakni Pancasila merupakan kekuatan yang harus tetap terjaga dan tidak bisa digoyahkan oleh kekuatan apapun," kata dia.

Syarat yang kedua, kata Surya Paloh, adalah ketika memenangi dan duduk menjadi pimpinan daerah Jawa Barat maka Ridwan Kamil harus menjadi milik seluruh masyarakat Jabar dan seluruh parpol yang ada.

"Dengan dmeikian saya meminta kepada Ridwan Kamil untuk tidak bergabung dengan parpol apapun, termasuk Partai NasDem," kata dia.

Menurut dia, permintaan agar Ridwan Kamil tidak masuk menjadi anggota parpol dilakukan agar yang bersangkutan bisa menjalankan amanah dan sumpah jabatannya lebih fokus bagi masyarakat setempat.

Syarat yang ketiga ialah Ridwan Kamil harus mampu mengkonsolidasikan roda pemerintahan Jawa Barat di bawah dirinya dengan harapan bisa membawa peran serta masyarakat dalam memahami arti pembangunan nasional dan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sedang berupaya mempercepat proses pembangunan serta persiapan Pemilihan Presiden 2019.

"Inilah tiga syarat yang ditetapkan NasDem kepada Ridwan Kamil dan telah terjadi kesepakatan antara Ridwan Kamil dan saya sehingga deklarasi hari ini dilaksanakan," kata Surya Paloh.

Tanggapi Santai Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi santai terkait banyaknya komentar dari masyarakat yang menyayangkan dirinya didukung oleh Partai Nasdem untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.

Dalam laman Facebook miliknya, Ridwan Kamil menuliskan tujuh poin yang sering kali ditanyakan masyarakat kepada dirinya di media sosial.

Poin pertama ia mengatakan "Menjadi Cagub itu resminya jika sudah mendaftar ke KPUD. Dalam perjalanannya masih banyak belokan dan lika-liku. Bisa seperti tokoh-tokoh di Jakarta yang heboh-heboh di awal ternyata tidak jadi. Bisa seperti yang sudah dideklarasikan, eh bisa berubah pada hari H-1 oleh nama baru".

Poin kedua, "Hari ini sebagai independen sifatnya menerima dengan baik aspirasi siapapun yang berniat baik mendukung. Adabnya berterima kasih ketimbang menolak yang terkesan sombong. Toh keputusan pastinya masih jauh. Esok lusa ada tambahan dukungan ya ditunggu, tidak juga ya diterima saja takdirnya".

Poin ketiga "Kenapa dengan partai ini atuh. Kenapa tidak dengan partai-partai terdahulu? karena partai-partai terdahulu, sudah dikomunikasikan, namun belum ada jawaban. Belum pasti juga mau dan masing-masing punya jadwal dan prosedur sendiri yang harus dihormati. Boro geer (gede rasa) pasti didukung, apek teh ternyata teu jadi (ternyata tidak jadi)?".

Poin keempat "Setiap pilihan situasi politik selalu ada yang suka juga tidak suka. Saya sudah melaluinya pada tahun 2013. Setengah pertemanan saya balik kanan, karena saya maju Pilwalkot didukung partai. Sedih? iya. Tapi saat itu dilalui saja prosesnya dengan ikhlas. Dan dibuktikan dengan bekerja dengan maksimal saat terpilih jadi wali kota. Sebagian pertemanan itu tidak balik lagi".

Poin kelima "Orang berpikir ini semata syahwat politik? Kalo ikut shahwat mah, Bandung sudah ditinggalkan ikut nyagub di DKI kemarin. Tahun depan 2018 itu saya menggenapkan tugas sebagai wali kota selama 5 tahun. Selesai on time. Janji Bandung belum beres? Betul. Namun masih ada dua tahun anggaran 2017 dan 2018 untuk dibelanjakan mengejar sisa mimpi".

Poin keenam "Tidak terpilih lagi? Tidak masalah, da saya mah bukan pengangguran, tidak punya niat cari nafkah dari politik. Kembali jadi dosen dan arsitek adalah kebahagiaan yang kembali pulang".

Poin ketujuh "Jadi jika sekarang ada yang bully, 'saya akan jadi pembenci akang sekarang', 'maaf saya unfollow' , 'bye kang RK' dkk itu sudah takdir berpolitik. Tidak akan baper. Karena politik adalah cara memperjuangkan nilai dan cita-cita. Dan dalam prosesnya tidaklah akan pernah, sampai kapanpun, menyenangkan semua orang. Tinggal karya dan pengabdian yang akan menjawab semua itu".

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:44 WIB

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Jakarta – Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital.

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:27 WIB

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Jakarta – Bank DKI kembali meraih apresiasi dari lembaga independen, kali ini dari media The Iconomics sebagai Indonesia Best 50 CEO pada Kategori Bank Daerah, yang diserahkan langsung pada…

Studi Klinis SANOIN dan P&G Health atasi anemia.

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:06 WIB

SANOIN dan P&G Health Lakukan Studi Klinis Atasi Anemia

Beberapa temuan dari studi klinis SANOIN terbaru yang didukung P&G Health dan dilakukan oleh para pakar kesehatan terkemuka, menunjukkan efikasi dari suplementasi zat besi dengan Sangobion

Direktur Enterprise & Business Service Telkom Indonesia FM Venusiana R. bersama Kepala LKPP Hendar Prihadi

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:48 WIB

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur, Lebih Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) luncurkan Katalog Elektronik Versi 6 pada Kamis (28/3) di Jakarta. Inovasi terbaru yang dibangun untuk meningkatkan performa sistem…

Tupperware luncurkan 3 Produk Baru, One Touch Fresh Rectangular, Supersonic Chopper Tall dan Black Series.

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:47 WIB

Tupperware Luncurkan 3 Produk Baru Untuk Meriahkan Ramadan

Sebagai Premium Housewares Solutions nomor 1 di Indonesia, Tupperware kembali menghadirkan produk terbaru untuk menemani keluarga Indonesia menyambut Ramadan di tahun ini.