Ahlan wa Sahlan Investasi Arab Saudi

Oleh : Irvan AF | Rabu, 01 Maret 2017 - 11:59 WIB

Raja Salman dari Arab Saudi. (Bandar Algaloud / Saudi Royal Council / Handout/Anadolu Agency/Getty Images)
Raja Salman dari Arab Saudi. (Bandar Algaloud / Saudi Royal Council / Handout/Anadolu Agency/Getty Images)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Kedatangan Raja Salman dan rombongannya dari Kerajaan Arab Saudi dipandang sebagai berita yang sangat positif, salah satunya dalam perkembangan investasi perekonomian Indonesia.

Pasalnya, meski Republik Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki hubungan yang erat dalam jangka waktu yang sangat lama, dalam bidang investasi secara historis biasanya para elite Arab Saudi lebih memilih negara-negara Barat.

Namun, kunjungannya ke Indonesia saat ini merupakan rangkaian Kepala Negara Arab Saudi ke berbagai negara Timur (baca: Asia), salah satunya juga dalam rangka berinvestasi sesuai dengan visi Arab Saudi 2030.

Selain ke Indonesia, rombongan yang juga berisi para pejabat negara, pangeran, dan anggota keluarga kerajaan, serta media massa itu juga telah mengunjungi Malaysia.

Setelah Indonesia, mereka juga dijadwalkan mengunjungi Brunei Darussalam, Tiongkok, Jepang, dan Maladewa.

Terkait dengan kunjungannya ke Nusantara, anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyatakan kesiapan investasi Arab Saudi di Indonesia seiring dengan rencana kedatangan Raja Saudi Salman, 1 s.d. 9 Maret 2017, merupakan berita yang sangat baik bagi aktivitas perekonomian.

"Saya mendengar Arab Saudi bersiap investasi senilai Rp300 triliun, ini jelas sangat baik bagi Indonesia," kata Sukamta dalam rilis di Jakarta, Senin (27/2/2017).

Menurut politikus PKS, kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Arab Saudi sehingga dengan peningkatan hubungan bilateral ini diharapkan memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi.

Selain itu, ujar dia, penguatan hubungan bilateral tersebut juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengusulkan solusi perlindungan bagi Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi.

Ia juga menyebutkan mengenai hal yang diharapkan oleh umat Islam di Indonesia yaitu adanya tambahan kuota haji.

"Saya berharap dalam pembicaraan yang dilakukan pemerintah RI bisa mendorong adanya kesepakatan atau MoU kedua belah pihak atas tiga hal tersebut dan ini akan sangat bermakna bagi Indonesia," kata Sekretaris Fraksi PKS DPR RI ini.

Tingkatkan Investasi Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia juga dinilai akan meningkatkan tujuan investasi Timur Tengah, khususnya negara-negara teluk.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900.000 dolar AS.

Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1.000.000 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.

Di eksekutif, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/2), juga mengatakan bahwa kedatangan Raja Salman berkaitan dengan pembahasan peluang investasi.

Darmin menjelaskan bahwa investasi yang berkaitan dengan kunjungan Raja Salman ke Indonesia adalah fasilitas industri pengolah minyak mentah dan petrokimia.

Senada dengan rekannya di Kabinet Kerja, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa peningkatan kerja sama ekonomi menjadi agenda utama kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud beserta delegasinya ke Indonesia pada bulan Maret mendatang.

"Kerja sama ekonomi menjadi agenda utama Raja Salman beserta delegasi ke Indonesia. (Kerja sama) akan banyak, tetapi akan saya simpan dahulu sampai Raja hadir," kata Menteri Retno usai menghadiri Raker Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Meski tidak ingin memaparkan terlalu jauh terkait dengan sektor perekonomian yang ingin diprioritaskan, Retno menjelaskan kunjungan Raja Salman menjadi momen bersejarah.

Menlu mengatakan bahwa momen tersebut menjadi bersejarah untuk Indonesia karena hampir 47 tahun tidak ada kunjungan dari Raja Arab Saudi ke Indonesia atau terakhir kali dilakukan pada tahun 1970.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo akan menerima Raja Salman dan rombongannya yang mencapai sekitar 1.500 orang di Istana Bogor dan menganugerahkan bintang kehormatan tertinggi.

Pramono mengatakan bahwa kunjungan Raja Salman guna membahas lima kerja sama yang telah disepakati, yaitu promosi bidang seni dan warisan budaya, pertukaran ahli, termasuk kesehatan haji dan umrah, promosi Islam modern melalui dakwah dan pertukaran ulama, peningkatan frekuensi penerbangan dari Indonesia ke Saudi, serta pemberantasan kejahatan lintas batas.

Dalam kunjungan ini, kerja sama ekonomi lainnya yang akan dibahas, antara lain, tentang pembangunan kilang minyak di Cilacap yang merupakan hasil kerja sama Saudi Aramco dan Pertamina dengan nilai investasi mencapai 6 miliar dolar AS.

Bangun Infrastruktur Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan rencana kunjungan Kepala Negara Arab Saudi, yaitu Raja Salman, dan rombongannya ke Indonesia mesti dapat dioptimalkan guna mengakses dana untuk pembangunan infrastruktur.

"Dalam konteks Indonesia yang sedang membangun infrastruktur, Arab Saudi dapat menjadi pintu masuk untuk mengakses 'unlimited fund' (dana tak terbatas) di Timur Tengah," ujar Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia.

Bahlil mengatakan bahwa pemerintah membutuhkan dana yang besar untuk membangun infrastruktur. Sebagaimana diketahui, selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah telah mengeksplorasi pembiayaan non-APBN atau PINA.

Melalui skema PINA ini, Pemerintah dapat juga mengoptimalkan sumber pembiayaan dari Timur Tengah melalui Arab Saudi karena potensi dana dari kawasan tersebut dinilai sangat besar.

Selama ini, dana-dana investasi dari Timur Tengah masih sangat mahal, antara lain, karena dana tersebut terlebih dahulu "tersangkut" di Malaysia dan Singapura.

"Dua negara ini lebih gesit dari kita. Dia bilang investasi dia, padahal dananya dari Timur Tengah," katanya.

Untuk itu, ujar dia, Indonesia juga tidak boleh kalah gesit dengan negara dan perlu benar-benar mengoptimalkan kedatangan Raja Arab Saudi.

Hipmi juga menginginkan berbagai pihak dapat membentuk iklim yang mendorong kepercayaan investor dari Timur Tengah sehingga banyak perbankan Timur Tengah yang membuka cabangnya di Indonesia.

"Coba ke Malaysia, Singapura, dan Thailand, ada cabang-cabang bank terbesar asal Timur Tengah di mana-mana," kata Bahlil.

Menurut Bahlil, hal tersebut didorong oleh keberhasilan negara-negara tetangga dalam mengembangkan sistem keuangan syariah.

Bahkan, ia mengingatkan bahwa Singapura saat ini dinilai mampu menerbitkan sukuk berskala internasional, sedangkan proyek yang akan dibiayainya ternyata ada di Indonesia.

Bangun Kenyamanan Hipmi menilai sudah saatnya Indonesia melakukan upaya agar dana-dana Timur Tengah langsung mengendap di Indonesia dan membiayai berbagai proyek infrastruktur, pertanian, dan pariwisata.

"Kuncinya dalam membangun hubungan dengan negara-negara kaya di Arab adalah membangun rasa nyaman. Terlebih lagi, Indonesia-Arab Saudi terdapat kesamaan hubungan emosional keagamaan. Hubungan historis yang sangat baik dengan pemerintah dan rakyatnya," katanya.

Terkait dengan rencana kedatangan Kepala Negara Arab Saudi Raja Salman, Ketua Hipmi menekankan perlunya ada pendekatan pribadi atau kultural, kemudian baru disusul pendekatan komersil atau industrialis.

Dengan demikian, diharapkan pemerintah juga mampu membangun hubungan kultural lebih erat dengan Arab Saudi.

Secara kajian budaya, dalam kultur Arab ada seruan "ahlan wa sahlan" yang sebenarnya tidak hanya berarti selamat datang, tetapi memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu menerima seseorang seakan-akan dia adalah bagian dari keluarga dan diperlakukan seperti anggota keluarga.

Bila prinsip "ahlan wa sahlan" benar-benar diterapkan dengan baik, benar, dan tulus, ke depannya hubungan kedua negara akan lebih akrab dan erat, serta investasi Arab Saudi juga akan sangat bermanfaat bagi Indonesia.(ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

BRI pastikan narasi ini hoax

Rabu, 24 April 2024 - 15:35 WIB

BRI Pastikan Hoax Berita Uang Nasabah Hilang Akibat Bansos Saat Pemilu

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kembali diterpa hoax. Itu dipastikan narasi di media sosial tidaklah benar.

Prabowo dan Gibran (foto Istimewa)

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

KPU: Prabowo-Gibran, Presiden & Wapres Terpilih

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara sah dan resmi ditetapkan sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI untuk Tahun 2024-2029. Ketetapan tersebut disampaikan langsung oleh…

Ketua MPR RI Dukung Fashion Show 'Keindahan Karya Kain Tenun dan Batik Ku Indonesia' di Italia

Rabu, 24 April 2024 - 13:00 WIB

Ketua MPR RI Dukung Fashion Show 'Keindahan Karya Kain Tenun dan Batik Ku Indonesia' di Italia

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung rencana pagelaran fashion show, 'Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia', oleh Dian Natalia Assamady.…

Kusnanto Saidi

Rabu, 24 April 2024 - 12:05 WIB

Salah Sebut Data LHKPN Kusnanto Saidi, Ini Kata Pengamat

Muncul pemberitaan Direktur RSUD Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi Dr. dr. Kusnanto Saidi, MARS yang tidak melaporkan harta kekayaan dalam 2 tahun terakhir. Menyikapi hal tersebut, pengamat…

Edukasi Keuangan Pegadaian

Rabu, 24 April 2024 - 11:33 WIB

Peringati Hari Kartini, PT Pegadaian Laksanakan Kegiatan Edukasi Keuangan Perempuan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan…