PT. SPV Tuntaskan 5000 Biopori dan Lima Sumur Komunal di Hari Air Sedunia 2019

INDUSTRY.co.id - Purwakarta– PT.  South Pacific Viscose (PT. SPV) yang merupakan penghasil serat untuk pasar dunia, lakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan berikan 5000 biopori di 1000 rumah tinggal warga desa Cicadas, Purwakarta serta fasilitasi 5 sumur komunal pada Hari Air Sedunia 2019 untuk sumber air bersih yang dapat dilakukan warga sekitar dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya serap air pada tanah. Hal ini dilakukan mengingat kontur tanah di sekitar Purwakarta adalah tanah bebatuan sehingga sering terjadi genangan air jika turun hujan.

"SPV menginisiasi gerakan 5 biopori di setiap rumah yang bertujuan menjaga kandungan air tetap terjaga. Alhamdulillah program ini didukung penuh oleh warga sekitar dan saat ini terdapat 5000 biopori di pemukiman warga Cicadas,“ ujar Widi Nugroho sebagai Head of Corporate Affairs PT South Pacific Viscose.

Tak hanya gerakan biopori, SPV juga melakukan program penyediaan air bersih dengan membuat 5 sumur komunal yang dapat digunakan oleh warga desa Cicadas secara umum, dan juga membuat SABU (Sentra Air Bersih untuk Umum) yang berlokasi di Desa Cikao Bandung dengan mengelola air sungai Citarum melalui sistem penyaringan khusus hingga layak digunakan. SPV secara aktif melibatkan masyarakat dalan kegiatan air bersih dan sanitasi untuk membentuk rasa memiliki sehingga kegiatan tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan.

“Harapan kami dengan program penyediaan air bersih pada Hari Air Sedunia 2019 ini, SPV dapat berkontribusi dalam mengkampanyekan praktek hidup bersih dan sehat di masyarakat, serta meningkatkan jumlah kelompok masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dimana hal ini sejalan dengan tujuan kami dalam hal pemberdayaan masyarakat dengan memberikan fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar”, tutup Widi.