Atasi Kelangkaan Pasokan, Alasan Utama Impor Jagung

Oleh : Herry Barus | Rabu, 30 Januari 2019 - 07:00 WIB

Menko Darmin Nasution (Setkab)
Menko Darmin Nasution (Setkab)

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan permintaan dari peternak yang tinggi membuat pemerintah harus melakukan impor jagung tambahan untuk mengatasi kelangkaan pasokan.

"Permintaannya masih banyak dari peternak-peternak kecil dan menengah, baik petelor maupun pedaging," kata Darmin di Jakarta, Selasa (29/1/2019)

Darmin mengatakan pemerintah memutuskan untuk menambah impor jagung karena pasokan dalam negeri terbatas dan informasi yang menyebutkan bahwa telah terjadi surplus pasokan jagung tidak akurat.

Oleh karena itu, impor komoditas ini dilakukan dengan batasan hingga akhir Maret 2019 atau menjelang masa panen, agar tidak terjadi kelebihan pasokan yang bisa merusak harga di pasaran.

"Pokoknya batasnya pertengahan Maret. Ini permintaan dari peternak, karena harga di pasar masih terlalu tinggi, sehingga mereka berharap impor supaya harga turun," kata Darmin.

Pemerintah khawatir kelangkaan jagung yang bermanfaat untuk pakan ternak ini dapat menganggu suplai telur ayam ras yang telah menjadi salah satu kebutuhan pangan utama di masyarakat.

Sebelumnya, Perum Bulog membuka lelang pengadaan impor jagung tambahan sebanyak 150.000 ton untuk kebutuhan pakan ternak dan stabilisasi harga.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan membenarkan lelang impor jagung tersebut. Menurut dia, lelang itu dilakukan melalui penerbitan surat perizinan impor (SPI) pada 25 Januari 2019.

Impor jagung dilakukan untuk menekan harga jagung yang masih tinggi, yakni antara Rp5.000-Rp6.000 per kilogram di sebagian wilayah Jawa Barat dan Banten.

Sementara itu, harga jagung yang ideal berada di kisaran Rp3.700-Rp4.000 per kilogram. Pada akhir 2018, Bulog telah melelang impor jagung sebesar 100.000 ton dengan realisasi mencapai 99.000 ton.

Kemudian pada 11 Januari 2019, pemerintah mengeluarkan izin impor jagung tambahan sebanyak 30.000 ton.

Namun, Bulog menyatakan impor jagung ini tidak wajib dilakukan selama masih bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri. Secara total, volume impor jagung pemerintah melalui Bulog mencapai 280.000 ton.(Ant)

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.