Analis: Sentimen Negatif Picu Aksi Jual

Oleh : Irvan AF | Jumat, 24 Februari 2017 - 21:30 WIB

Ilustrasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. (Adek Berry/AFP)
Ilustrasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. (Adek Berry/AFP)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Analis pasar modal menilai bahwa kombinasi sentimen negatif yang datang dari dalam negeri dan eksternal menjadi salah stau faktor yang memicu aksi jual saham oleh investor asing.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih di Jakarta, Jumat (24/2/2017), mengatakan bahwa kebijakan ekonomi dari Presiden AS Donald Trump yang belum jelas perinciannya membuat investor asing berhati-hati menempatkan dana investasinya di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Kebijakan Trump belum jelas, ketidakpastian itu tidak disukai, itu menjadi sentimen negatif sehingga dana cenderung keluar," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, belum adanya kepastian kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) juga turut mempengaruhi kebijakan investasi asing di pasar berisiko seperti saham.

Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa Bank Indonesia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2017 menyusul masih rendahnya belanja pemerintah menambah sentimen negatif bagi psikologis investor asing.

"Sentimen-sentimen yang cenderung negatif ittu membuat investor asing mencari aman. Namun, diperkirakan dana asing yang keluar itu merupakan 'hot money' yang sifatnya jangka pendek. Dana jangka panjang masih di dalam negeri," katanya.

Analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo mengatakan bahwa pola investasi asing yang cenderung keluar dari pasar saham domestik itu juga seiring dengan potensi inflasi yang meningkat. Diproyeksikan inflasi Februari mencapai 4 persen secara tahunan.

"Inflasi yang tinggi dikhawatirkan menurunkan kemampuan konsumsi masyarakat yang akhirnya dapat mempengaruhi perekonmian nasional. Itu juga menjadi salah satu dasar kenapa asing cenderung keluar," katanya.

Berdasarkan data BEI, sejak awal tahun hingga 24 Februari 2017 ini investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp1,359 triliun.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…