Nanindya Bakrie Ungkapkan Keunggulan Indonesia di Beijing Tiongkok

Oleh : Herry Barus | Senin, 14 Januari 2019 - 05:43 WIB

Komisaris Utama PT Intermedia Capital, Anindya Bakrie
Komisaris Utama PT Intermedia Capital, Anindya Bakrie

INDUSTRY.co.id - Beijing- Pengusaha nasional, Anindya Novyan Bakrie, memaparkan berbagai keunggulan Indonesia dalam Forum Tsinghua PBCSF, di Beijing, Tiongkok, Minggu (13/1/2019)

Paparan Komisaris Utama PT Bakrie&Brothers Tbk itu yang berjudul Indonesia: A Live Case of Growth, Modernization, and Inclusivity membuat kagum ratusan alumni Universitas Tsinghua dan People's Bank of China School of Finance (PBCSF) yang memadati auditorium utama kampus itu.

"Banyak orang yang tidak sadar, bahwa kami ini punya 300 etnis dan 600 dialek," ujar boss Visa Media Asia (VIVA) yang membawahi televisi ANTV, TVOne, dan portal berita www.viva.co.id itu.

Apalagi dalam paparannya itu, dia melengkapi foto masakan rendang, objek wisata Raja Ampat, aktivitas Presiden Joko Widodo saat bertemu masyarakat, dan peta Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.

Dengan mengutip data McKinsey Global Institute, putra sulung Aburizal Bakrie itu menyebutkan, kekuatan ekonomi Indonesia saat ini masih menuduki peringkat ke-16, namun pada 2030 akan berada di posisi ketujuh.

"GDP kami juga akan menduduki peringkat keempat pada 2050 dengan 7,3 triliun dolar Amerika Serikat," katanya mengutip PriceWaterhouseCoopers itu.

Dalam hubungan Indonesia-Tiongkok, delegasi Indonesia di Dewan Penasehat Kerja Sama Bisnis Asia-Pasifik (ABAC) itu menyebutkan empat hal yang harus diperhatikan.

Pertama, investasi barang dengan barang teknologi terakhir. Kedua, Tiongkok harus bisa membantu mendidik masyarakat Indonesia.

"Ketiga, Tiongkok harus bisa memastikan kejelasan mitranya di Indonesia. Harus bisa pastikan kemitraannya jelas karena bagaimana pun kami yang tahu kondisi di lapangan. Kalau batu bara kita bisa kirim ke mereka, tapi tanahnya dan konsesinya tidak bisa mereka ambil. Kemudian, yang keempat, mesti ramah lingkungan. Artinya, jangan sampai mereka mengeruk langsung kabur," ujarnya mengingatkan.

Namun sejauh ini, dia melihat Tiongkok sudah melakukan keempat hal itu dan dia pun mengapresiasinya.

"Dengan negara lain bukan berarti kita tidak mau, tapi zamannya yang tidak memungkinkan. Kita ke Eropa. Eropa lagi sibuk, mengurusi Brexit (keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa) saja pusing," katanya.

Oleh sebab itu, Anin yakin dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, Tiongkok akan menjadi negara pemimpin ekonomi dunia.

"Menariknya, Tiongkok adalah cara berkembangnya berbeda sekali dengan Amerika Serikat. Di sini kepemimpinan berkelanjutan. Kalau di AS dengan demokrasi. Lalu di sini inovatif," kata lulusan Stanford Graduate School of Business Stanford, California, AS, itu.

Menurut dia, sistem kepemimpinan yang keberlanjutan itu sangat diperlukan para pengusaha untuk menjamin kepastian usahanya.

"Seperti perusahaan saja. Kenapa perusahaan yang ganti-ganti CEO kadang-kadang lebih sulit untuk berkembang? Karena arah kebijakannya berganti-ganti, kepemimpinan terhadap anak buah berubah-ubah. Di Tiongkok jelas itu (kepemimpinannya)," ujarnya Anin.

Namun yang lebih menarik adalah perubahan situasi global yang menyebabkan banyak masyarakat dunia yang terkecoh.

"Tiongkok yang berpaham komunis malah menganut pasar bebas. AS yang katanya pasar bebas demokratis, justru proteksionisme," katanya menambahkan.

Meskipun demikian dalam konteks perang dagang AS-Tiongkok, dia melihat posisi Indonesia sangat strategis.

"Kita butuh, mereka juga butuh. Kalau mereka sedang perang dagang dengan AS, mereka butuh strategi lain yang bisa menengahi," katanya ditemui seusai tampil sebagai pembicara dalam forum itu.

Ia mamandang perang dagang ini sama sekali tidak menguntungkan AS dan Tiongkok

"Apple saja yang kapitalisasi pasarnya 1 triliun dolar AS turun hampir 20 persen karena daya beli China juga turun. Demikian pula dengan Tiongkok yang mengalami kesulitan memasukkan barang ke AS," ujar Anin. (Ant)

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:44 WIB

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Jakarta – Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital.

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:27 WIB

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Jakarta – Bank DKI kembali meraih apresiasi dari lembaga independen, kali ini dari media The Iconomics sebagai Indonesia Best 50 CEO pada Kategori Bank Daerah, yang diserahkan langsung pada…

Studi Klinis SANOIN dan P&G Health atasi anemia.

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:06 WIB

SANOIN dan P&G Health Lakukan Studi Klinis Atasi Anemia

Beberapa temuan dari studi klinis SANOIN terbaru yang didukung P&G Health dan dilakukan oleh para pakar kesehatan terkemuka, menunjukkan efikasi dari suplementasi zat besi dengan Sangobion

Direktur Enterprise & Business Service Telkom Indonesia FM Venusiana R. bersama Kepala LKPP Hendar Prihadi

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:48 WIB

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur, Lebih Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) luncurkan Katalog Elektronik Versi 6 pada Kamis (28/3) di Jakarta. Inovasi terbaru yang dibangun untuk meningkatkan performa sistem…

Tupperware luncurkan 3 Produk Baru, One Touch Fresh Rectangular, Supersonic Chopper Tall dan Black Series.

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:47 WIB

Tupperware Luncurkan 3 Produk Baru Untuk Meriahkan Ramadan

Sebagai Premium Housewares Solutions nomor 1 di Indonesia, Tupperware kembali menghadirkan produk terbaru untuk menemani keluarga Indonesia menyambut Ramadan di tahun ini.