Suhu Dingin, Kemenpar Imbau Wisatawan Lebih Berhati-hati Saat Mendaki

Oleh : Ridwan | Jumat, 11 Januari 2019 - 15:05 WIB

Ranu Kumbolo, di Gunung Semeru (Foto: Chodijah Febriyani/Industry.co.id)
Ranu Kumbolo, di Gunung Semeru (Foto: Chodijah Febriyani/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau para wisatawan minat khusus terutama para pendaki untuk berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pengelola lokasi pendakian di Indonesia. Hal ini terkait kondisi cuaca ekstrem yang melanda Indonesia di belakangan ini. 

Curah hujan yang tinggi ditambah angin kencang membuat suhu di permukaan yang lebih tinggi tentu lebih dingin, termasuk di atas gunung dan jalur pendakian, sehingga hipotermia menjadi salah satu hal yang bisa dialami pendaki. 

Berdasarkan laporan yang diterima Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kemenpar, beberapa wisatawan minat khusus mengalami hipotermia di beberapa gunung yang menjadi favorit wisatawan mendaki, seperti di Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Hipotermia merupakan kondisi tubuh dimana suhu tubuh menurun sampai di bawah 37 derajat celcius yang menjadi suhu tubuh normal manusia. Selain hipotermia, jalur pendakian yang licin juga bisa menjadi salah satu tantangan saat melakukan pendakian di cuaca ekstrem.

"Tentunya kami mengimbau kepada para wisatawan minat khusus atau pendaki untuk berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan yang dikeluarkan pengelola sejumlah lokasi pendakian di Indonesia," ujar Guntur Sakti selaku Ketua Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kemenpar di Jakarta (11/1/2019). 

Menurut Guntur, memperhatikan secara penuh arahan pengelola menjadi hal utama yang harus dilakukan wisatawan minat khusus. Selain itu juga melakukan persiapan yang baik dan matang atas segala kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan pendakian, mulai dari logistik, peralatan dan perlengkapan mendaki.

“Juga perhatikan karakter jalur dan trek jalur pendakian yang akan didaki," ujar Guntur Sakti. 

Namun Guntur memastikan jika hingga saat ini tidak ada wisatawan minat khusus yang mengalami kendala serius. Kemenpar melalui Tim TCC Kemenpar juga akan terus melakukan monitor lokasi-lokasi pendakian yang jadi favorit wisatawan. 

"Tentunya kami juga terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pihak-pihak terkait lainnya untuk sama-sama memantau perkembangan jalur pendakian di Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia memiliki daya tarik wisata alam yang sangat tinggi. Keindahan puncak gunung serta landscape yang ada di bawahnya selalu menarik wisatawan baik nusantara ataupun mancanegara untuk berkunjung," ujar Guntur Sakti. 

Menurut Guntur, berwisata saat ini identik dengan kebutuhan untuk diakui dan menyenangi berwisata yang terkadang ekstrem dan berbeda. Meskipun begitu, para wisatawan harus tetap memenuhi aspek-aspek baik keamanan, fisik dan keselamatan.

Sejumlah Balai Taman Nasional yang mengelola jalur pendakian di Indonesia juga sudah mengeluarkan edaran mulai dari waspada cuaca ekstrem ataupun penutupan terkait pemulihan ekosistem dengan tenggat waktu yang berbeda.

“Diharapkan wisatawan atau pendaki untuk mematuhi peratuan tersebut,” lanjut Guntur yang juga menjabat Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar.

Saat ini tercatat, lima gunung ditutup untuk aktivitas pendakian. Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Jawa Tengah, ditutup mulai Minggu (30/12/2018) hingga waktu yang belum ditentukan. Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat yang ditutup selama tiga bulan, mulai tanggal 1 januari 2019 sampai 31 maret 2019. Jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ditutup mulai Selasa (1/1/2019) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Jalur pendakian Gunung Prau, Jawa Tengah, akan ditutup selama tiga bulan, mulai dari 6 Januari hingga 5 April 2019. Sementara itu, Gunung Semeru di Jawa Timur ditutup secara total mulai 3 Januari 2019 sampai dengan pemberitahuan selanjutnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 10:12 WIB

Kemenperin Bahas Langkah Strategis Kurangi Emisi Industri di Business Forum Hannover Messe 2024

Sektor industri merupakan salah satu kontributor besar penghasil emisi. Karenanya, kebijakan transisi energi Indonesia dalam mengurangi emisi di sektor industri harus dilaksanakan dengan mengutamakan…

Speaker HiFi Audivo PHS 6A dengan Suara Jernih dan Detail

Kamis, 25 April 2024 - 10:08 WIB

Speaker HiFi Audivo PHS 6A dengan Suara Jernih dan Detail

Menemukan cara untuk meningkatkan mood, menikmati waktu untuk diri sendiri, dan meningkatkan produktivitas merupakan elemen penting dalam kehidupan sehari-hari. POLYTRON memahami hal ini dengan…

Bukukan Kinerja Gemilang di 2023, Hartadinata Optimis Semakin Bertumbuh

Kamis, 25 April 2024 - 10:02 WIB

Bukukan Kinerja Gemilang di 2023, Hartadinata Optimis Semakin Bertumbuh

PT Hartadinata Abadi Tbk (kode saham: ‘’HRTA’’), perusahaan manufaktur perhiasan emas dan emas batangan terintegrasi Indonesia, dengan bangga mengumumkan kinerja yang gemilang di tahun…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Dok. Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 10:00 WIB

Cetak SDM Industri yang Kompeten, Kemenperin Kembali Buka Program JARVIS

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berperan aktif dalam mencetak dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor indusri…

Mengontrol Kualitas Udara dan Konsumsi Energi: AC Smart Neuva Pro Solusi Pendingin Udara Modern

Kamis, 25 April 2024 - 09:53 WIB

Mengontrol Kualitas Udara dan Konsumsi Energi: AC Smart Neuva Pro Solusi Pendingin Udara Modern

Air conditioner (AC) modern tidak hanya memberikan pendinginan yang cepat dan efisien, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup dan kenyamanan aktivitas di dalam ruangan. Dengan teknologi terkini…