Rata-Rata ICP 2018 Capai US$67,47 per Barel Gairahkan Investasi ESDM

Oleh : Hariyanto | Minggu, 06 Januari 2019 - 15:10 WIB

Menteri ESDM Ignasius Jonan
Menteri ESDM Ignasius Jonan

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Dinamisnya ekonomi global sepanjang tahun 2018 menjadi berkah (windfall) tersendiri bagi investasi sektor ESDM terutama kenaikan harga minyak dunia. Nilai investasi ESDM pada periode tahun lalu kembali menggeliat di angka US$32,2 miliar dari tahun 2017 yang hanya USD 27,5 miliar.

"Investasi sektor ESDM sesuai laporan yang kami terima tahun 2018 itu mencapai US$32,2 miliar. Ini lebih baik dibanding 2017 sebesar US$27,5 miliar. Angkanya dari 2015-2018 itu kurang lebih hampir menyamai investasi di sektor ESDM di 2015 yaitu US$32,3 miliar," ungkap Menteri ESDM Ignasius Jonan di hadapan awak media di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Geliat investasi ini tak lepas dari imbas merangkaknya Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Oil/ICP) dari awal Januari hingga Oktober 2018. Pada bulan tersebut, ICP sempat menyentuh level US$77,5 per barel sebelum akhirnya turun kembali di bulan berikutnya, yaitu US$62,9/barel.

Kondisi ini turut mempengaruhi investasi sektor Migas di tahun 2018 dengan memperoleh nilai sebesar US$12,5 miliar disusul kemudian minerba (US$11,3 miliar), listrik (US$6,8 miliar) dan EBTKE (US$1,6 miliar).

Sementara itu, Pemerintah telah melakukan mitigasi kebijakan yang tepat guna agar gejolak ekonomi global yang menekan harga minyak dunia tidak mempengaruhi daya beli masyarakat.

Salah satu hal penting yang diantisipasi adalah komitmen Pemerintah tidak menjaga tarif listrik dan BBM agar terjangkau oleh semua masyarakat hingga akhir tahun 2019 ini.

"Yang penting adalah pemerintah tetap berkomitmen untuk tarif listrik itu kan dievaluasi tiap tiga bulan. Tapi sampai akhir tahun diharapkan tidak ada perubahan tarif listrik. Juga harga BBM sampai sekarang untuk premium atau gasoline 88, dan gasoil C48 itu kira-kira pertimbangan untuk (tidak ada) kenaikan harga," tegas Jonan.

Sementara itu, target investasi sektor ESDM di tahun 2019 ditetapkan sebesar US$33,34 miliar, turun dari target di 2018 yang sebesar US$37,2 miliar.

Apalagi mengingat tekanan harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir mengalami penurunan. Sebagaimana terjadi pada bulan Desember 2018 lalu, melimpahnya produksi minyak mentah dunia sesuai laporan dari publikasi International Energy Agency (IEA) dan OPEC bulan Desember 2018.

Rata-rata produksi minyak mentah OPEC di bulan November 2018 mengalami peningkatan sebesar 100 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya dan proyeksi pasokan minyak mentah negara-negara Non-OPEC di kuartal 4 2018 meningkat sebesar 180 hingga 400 ribu barel per hari menjadi 61,2 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Belum lagi ditambah kekhawatiran pasar atas melemahnya perekonomian global akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta ketidakpastian Brexit yang dapat membebani perekonomian Eropa.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Melemahnya perekonomian China yang diindikasikan dengan lemahnya pertumbuhan penjualan ritel dan lemahnya pertumbuhan output industri.

2. Lemahnya permintaan minyak mentah jenis direct burning dari Jepang akibat penggunaan bahan bakar pengganti dan kondisi cuaca yang lebih hangat dibandingkan tahun sebelumnya.

Faktor-faktor diatas mengakibatkan ICP pada bulan Desember 2018 mencapai US$54,81 per barel, turun sebesar US$8,17 per barel dari US$62,98 per barel pada bulan November 2018.

Sementara rata-rata ICP SLC pada bulan Desember 2018 mencapai US$55,63 per barel, turun sebesar US$8,30 per barel dari US$63,93 per barel pada bulan sebelumnya.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Desember 2018 dibandingkan November 2018 sebagai berikut :

- Dated Brent turun sebesar US$7,35 per barel dari US$64,74 per barel menjadi US$57,39 per barel. - WTI (Nymex) turun sebesar US$7,71 per barel dari US$56,69 per barel menjadi US$48,98 per barel. - Basket OPEC turun sebesar US$6,88 per barel dari US$65,33 per barel menjadi US$58,45 per barel. - Brent (ICE) turun sebesar US$8,28 per barel dari US$65,95 per barel menjadi US$57,67 per barel.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…