Ketua MPR Desak Pemerintah Akhiri Penderitaan Nelayan

Oleh : Irvan AF | Kamis, 23 Februari 2017 - 09:49 WIB

Ilustrasi aktivitas nelayan. (Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)
Ilustrasi aktivitas nelayan. (Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menginginkan berbagai pihak dapat bekerja sama dalam mengakhiri penderitaan nelayan kecil dan anggota keluarganya yang kerap didera kemiskinan di berbagai desa pesisir.

"Kita harus mengakhiri penderitaan nelayan," kata Zulkifli Hasan saat menerima kedatangan delegasi Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Ketua MPR mengutarakan rasa herannya karena di satu sisi terdapat masyarakat nelayan yang menderita kemiskinan, tetapi di sisi lain ada orang yang sangat kaya.

Dia menekankan bahwa pengelolaan sumber daya alam di Tanah Air seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama dan bukan hanya untuk kelompok tertentu.

Untuk itu, negara juga harus benar-benar hadir dan berpihak kepada kelompok masyaraat yang tidak berdaya termasuk nelayan kecil.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia Ahlan Fachri mengingatkan nasib nelayan di Indonesia masih banyak yang berada dalam kondisi yang memprihatinkan antara lain karena kurangnya penguasaan teknologi serta faktor alam.

Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menginginkan pemerintah dapat membantu nelayan terkait dengan kondisi cuaca ekstrem yang melanda sepanjang pesisir akhir-akhir ini, dengan gelombang pasang yang berdampak besar terhadap masyarakat pesisir.

"Badai angin dan gelombang pasang yang tingginya mencapai 1-2,5 meter berdampak besar terhadap kehidupan nelayan tradisional dan masyarakat pesisir," kata Ketua Bidang Penggalangan dan Partisipasi Publik KNTI Misbachul Munir.

Berdasarkan laporan jaringan KNTI di lapangan, ungkap Munir, sejak awal Februari 2017 gelombang tinggi mencapai lebih dari dua meter melanda pesisir utara Jawa hingga Nusa Tenggara Barat.

Kondisi cuaca tersebut, lanjutnya, telah mengakibatkan sebanyak 16.745 nelayan yang berada di Lombok Barat dan Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat) tidak bisa melaut.

"Demikian juga, ribuan nelayan di sepanjang pantai Utara Jawa dalam seminggu tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem di musim angin barat ini," ucapnya.

Dia memperkirakan angka jumlah nelayan yang terdampak cuaca ekstrem di berbagai daerah dapat mencapai lebih dari 148.799 nelayan.

Sejumlah pihak juga menginginkan pemerintah bergerak cepat dalam mengatasi dampak cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah, antara lain dengan terus mempercepat penyaluran program asuransi nelayan untuk melindungi kalangan masyarakat pesisir yang rentan.

"Pemerintah mesti bergerak cepat untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam akibat cuaca ekstrem," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim.

Abdul Halim menambahkan, jumlah hari nelayan melaut juga mengalami penurunan drastis hingga sebesar 85 persen sehingga penghasilan mereka juga anjlok 90 persen.

Untuk itulah, ia mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memastikan penggunaan dana APBN/APBD untuk menanggulangi dampak perubahan iklim.

Selain itu, program asuransi perikanan dan asuransi pergaraman bagi nelayan kecil, pembudidaya ikan, dan petambak garam yang belum terjangkau perlu disegerakan penyalurannya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Kamis, 18 April 2024 - 15:09 WIB

Top! KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Jakarta- KoinWorks Group mengumumkan status profitabilitas untuk dua lisensi legalnya, yaitu BPR KoinWorks Sejahtera Annua (KoinWorks Bank) dan Lunaria Annua Teknologi (LAT).

KOLTIVA

Kamis, 18 April 2024 - 14:31 WIB

KOLTIVA Luncurkan Teknologi EUDR Untuk Bisnis Berkelanjutan Siap Hadapi Peraturan Global Bebas-Deforestasi Uni Eropa

KOLTIVA, perusahaan teknologi global rintisan terkemuka dengan lebih dari 11 tahun pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan dan ketertelusuran rantai pasok di 61 negara, meluncurkan Solusi…

Pupuk Indonesia

Kamis, 18 April 2024 - 13:42 WIB

Pupuk Indonesia Gunakan Snowflake Data Cloud untuk Transformasi Produksi Pertanian Nasional

Pupuk Indonesia memilih Snowflake Data Cloud untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur data yang meningkat tajam terkait penyediaan teknologi pertanian cerdas terkini kepada lebih dari 95.000 petani…

Menteri BUMN Erick Rhohir (Foto Ist)

Kamis, 18 April 2024 - 13:26 WIB

Menteri Erick Thohir Siapkan BUMN Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…

Candi Borobudur

Kamis, 18 April 2024 - 10:50 WIB

Dahsyat! Perputaran Ekonomi di Sektor Parekraf Selama Libur Lebaran Capai Rp369,8 Triliun

Peningkatan pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan perputaran ekonomi…