Melalui Reality Show, Artis Korsel Promosikan Hutan di Sumatera

Oleh : Chodijah Febriyani | Rabu, 22 Februari 2017 - 14:25 WIB

Reality Show Law of the Jungle Episode di Manado (Ist)
Reality Show Law of the Jungle Episode di Manado (Ist)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Selain melalui kegiatan event, festival dan kegiatan lainnya. Kali ini, Negeri Ginseng akan membantu pemerintah untuk mempromosikan wisata di Indonesia. Setelah sukses bermain film di Manado, artis-artis asal Korea Selatan ini akan syuting di Hutan Sumatera. Hal ini membuat Menteri Pariwisata, Arief Yahya berkomentar positif.

"Kami senang, semakin banyak film Korea yang menggunakan setting tempat di Indonesia. Semoga filmnya ngeboom di sana, sehingga semakin banyak orang Korsel yang penasaran dan berwisata ke Indonesia,” kata Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya dalam siaran persnya yang dikirim kepada Industry.co.id, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Keindahan alam di Indonesia yang eksotis memikat hati para industri pertelevisian di Korea Selatan. Melalui acara reality show "Law of the Jungle", tim produksi stasiun televisi SBS Korea Selatan tersebut memutuskan untuk syuting di Pulau Sumatera.

"Ini adalah kesekian kalinya Law of The Jungle mengambil lokasi syuting di Tanah Air. Sebelumnya, 2014 syuting di Borneo Kalimantan, lalu Sulawesi Utara 2016 untuk beberapa episode. Di Sumatera mereka akan mengambil lokasi di salah satu hutan yang ada di Sumatera Utara dan Sumatera Barat," ungkap Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu.

Law of the Jungle untuk episode yang di Sumatera, kabarnya akan dibintangi oleh Sungjae dan Peniel dari Born to Beat (BTOB), Shin Won Ho Cross Gene, aktris Jo Bo Ah serta aktor Kwak Si Yang. Syuting akan di lakukan pada Februari ini. Sebelumnya, sebelum Sumatera, pada waktu November 2016 lalu, reality show ini sudah pernah syuting di Sulawesi Utara, pada saat itu dibintangi oleh kelompok K-Pop Infinite Sungyeol, WJSN Sungso, BTS Jin serta aktor Kim Min Seok dan Gong Myung.

Dengan adanya syuting yang dibuat oleh negara lain, akan membantu meningkatkan pariwisata di daerah serta membantu mempromosikan daerah tersebut.

"Memang obyek wisata yang bisa kita tawarkan tidak hanya wisata liburan saja. Karena banyak juga wisatawan mancanegara yang senang akan kegiatan petualang yang menantang. Dan hutan atau pegunungan yang ada di Indonesia cocok buat mereka ini," lanjutnya, Vinsen.

Menurut Vinsen, Kemenpar akan memboyong sederet artis di bawah bendera Seoul Broadcasting System untuk kembali syuting di tiga destinasi unggulan Indonesia lainnya. Ketiga destinasi wisata itu Danau Toba (Sumatera Utara), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), dan Mandeh (Sumatera Barat) dalam waktu dekat ini.

“Kami sudah melakukan pembicaraan dengan pihak Seoul Broadcasting System agar syuting sinetron maupun reality show-nya. Semoga bisa terealisasi dan berdampak hebat untuk ketiga daerah tersebut dan pariwisata Indonesia. Dan kami sudah sukses memulainya dengan Law of the Jungle ini," ungkap VJ.

Law of the Jungle merupakan reality show yang membawa sejumlah selebritis Korea Selatan berkunjung ke pedalaman. Mereka ditantang untuk bertahan hidup di dalam hutan dan mendapat pengalaman bersosialisasi dengan penduduk setempat. Law of The Jungle pertama kali tayang Oktober 2011 silam. Acara ini sudah mengunjungi pedalaman di berbagai negara seperti Madagaskar, Amazon & Galapagos, Savanna, dan banyak lainnya.

Vincent optimis dengan adanya syuting yang melibatkan artis-artis Korea ini, akan mempengaruhi masyarakat Korea untuk turut mengunjungi Indonesia. Tidak hanya hutan atau alam yang digunakan lokasi syuting reality show Law of the Jungle saja, melainkan destinasi-destinasi wisata lainnya yang ada di Indonesia.

"Tren wisatawan Korsel sebenarnya peluang yang sangat besar bagi Indonesia, oleh karena itu Kemenpar akan terus mensusun strategi atau kiat untuk meningkatkan wisman Korsel ke Indonesia," pungkasnya Vinsensius Jemadu

Berdasarkan data Kemenpar, pasar utama wisman di Indonesia didominasi oleh 10 negara dengan kontribusi Asean mencapai 39,76 persen. Sisanya diikuti oleh China, Jepang, Korea selatan, dan Amerika Serikat. Korsel selama ini termasuk salah satu dari 10 kontributor wisman terbesar ke Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan Korsel ke Indonesia pada 2015 meningkat menjadi 338.671 orang atau naik tiga persen dibanding 2014 yang sebesar 328.122 orang. Sedangkan sepanjang Januari-September 2016, jumlah wisman dari Korsel sebesar 263.265.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…

PempekRoyal

Kamis, 25 April 2024 - 15:05 WIB

Siap Support Franchisee di Seluruh Indonesia, PempekRoyal Hadirkan Solusi Bisnis Makanan Tidak Tergantung Chef

Bisnis makanan seringkali mengalami kendala chef mengundurkan diri, dan ketika terjadi pergantian chef, rasa berbeda, maka jumlah konsumen menurun. Di luar itu, juga ada resiko membuang produk…