Imbal Hasil Obligasi Diperkirakan Naik

Oleh : Wiyanto | Rabu, 12 Desember 2018 - 10:02 WIB

Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)
Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Masih adanya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global ke depannya membuat pergerakan imbal hasil obligasi AS masih mengalami kenaikan. Terutama kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi seiring masih adanya anggapan perang dagang antara AS dan Tiongkok masih dimungkinkan terjadi.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada menyatakan, hal tersebut tentunya dapat berimbas pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri dimana pergerakan imbal hasilnya masih berpotensi kembali meningkat.

"Diharapkan sentimen dari pernyataan positif dari salah satu pejabat Tiongkok dimana masih terbukanya pembicaraan komprehensif kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok dapat menjadi sentimen positif," katanya di Jakarta,Rabu (12/12/1/2018).

Di sisi lain, diharapkan sentimen dari dalam negeri masih ada yang lebih positif sehingga mampu mengurangi potensi pelemahan tersebut. Untuk itu, tetap cermati dan waspadai terhadap sentimen yang dapat membawa pasar obligasi melemah kembali_.

Pergerakan pasar obligasi masih kembali mengalami pelemahans seiring imbas pergerakan laju Rupiah yang masih terdepresiasi karena terimbas sentimen global. Meski dari dalam negeri terdapat sentimen yang cukup positif namun, tidak cukup kuat memberikan dorongan beli pada pasar obligasi dalam negeri. Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 7,45 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 8,75 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 6,00 bps.

Laju pasar obligasi cenderung bergerak turun. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo 5 tahun dengan harga 90,89% memiliki imbal hasil 8,11% atau naik 0,06 bps dari sebelumnya di harga 91,09% memiliki imbal hasil 8,05%. Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo 20 tahun dengan harga 90,30% memiliki imbal hasil 8,53% atau naik 0,15 bps dari sehari sebelumnya di harga 91,62% memiliki imbal hasil 8,38%.

Pada Selasa (11/12), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,47 bps di level 107,42 dari sebelumnya di level 107,92. Adapun, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun 0,25 bps di level 104,30 dari sebelumnya di level 104,56. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 8,38% dari sebelumnya di level 8,08% dan US Govnt bond 10Yr di level 2,85% dari sebelumnya di level 2,839% sehingga spread di level kisaran 552,7 bps lebih tinggi dari sebelumnya 523,7 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi cenderung meningkat. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak di kisaran level 9,80%-9,85%. Pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,20%-10,22%. Pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,90%-11,98%, dan pada rating BBB di kisaran 14,40%-14,60%.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…

PempekRoyal

Kamis, 25 April 2024 - 15:05 WIB

Siap Support Franchisee di Seluruh Indonesia, PempekRoyal Hadirkan Solusi Bisnis Makanan Tidak Tergantung Chef

Bisnis makanan seringkali mengalami kendala chef mengundurkan diri, dan ketika terjadi pergantian chef, rasa berbeda, maka jumlah konsumen menurun. Di luar itu, juga ada resiko membuang produk…

Dok. Kommo

Kamis, 25 April 2024 - 14:45 WIB

WhatsApp Chatbot dari Kommo: Hadir Karena Kesadaran akan Pentingnya Menghadirkan Solusi Fleksibel untuk Bisnis

Perubahan lanskap bisnis dewasa ini telah menuntut adaptasi yang cepat dari perusahaan-perusahaan di berbagai sektor. Dengan berkembangnya teknologi dan perubahan perilaku konsumen, bisnis tidak…