Geliat Amartha, Tumbuh Menjadi Perusahaan P2P Micro Lending Terbesar di Asia Tenggara

Oleh : Kormen Barus | Rabu, 12 Desember 2018 - 06:09 WIB

Founder & CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), Andi Taufan Garuda Putra (tengah)
Founder & CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), Andi Taufan Garuda Putra (tengah)

INDUSTRY.co.id - Jakarta– PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sebagai pelopor platform Peer-to-Peer (P2P) micro lending di Indonesia, memberikan kesempatan bagi individu atau institusi untuk dapat berpartisipasi dalam mengembangkan bidang usaha mikro yang terbukti aman dan menguntungkan. Berdiri sejak tahun 2010 sebagai lembaga keuangan mikro dan bertransformasi menjadi perusahaan P2P di tahun 2016,

Amartha hadir menawarkan peluang bagi investor yang ingin memberikan akses permodalan, untuk terhubung dengan pengusaha mikro perempuan di pedesaan yang membutuhkan pendanaan modal usaha sehingga diharapkan mampu ikut mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat di Indonesia, khususnya di kawasan pedesaan.

Menurut laporan Bank Dunia (World Bank) dan International Finance Corporation (IFC), kesenjangan kebutuhan pendanaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mencapai US$ 165 miliar atau setara 19 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sementara untuk jumlah pemilik rekening berdasarkan populasi baru sekitar 49%.

Hal ini menunjukkan bahwa keterjangkauan masyarakat terhadap jasa keuangan baru mencapai separuh dari total penduduk Indonesia. Bahkan baru 17,2% masyarakat yang meminjam dari lembaga keuangan. Oleh karena itu, meningkatkan inklusi keuangan menjadi sasaran pemerintah saat ini dan melalui Financial Technology (fintech) diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan di tanah air sehingga dapat meningkatkan rasio penyaluran kredit, mempersempit kesenjangan dan menambah daftar pemilik rekening.

Sementara itu, pertumbuhan nilai transaksi pasar fintech Indonesia saat ini diproyeksikan tumbuh 16,3 % per tahun, dan pada tahun 2018 ini diperkirakan nilai transaksi mencapai US$ 22,34 juta atau sekitar Rp 324 miliar.3 Ini menggambarkan betapa besarnya potensi pasar fintech di tanah air. Hadirnya fintech, khususnya P2P lending, juga akan turut mengambil peran dalam meningkatkan perekonomian Indonesia yang dapat diwujudkan dengan membantu permodalan bagi UMKM.

Founder & CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, sejak pertama berdirinya, Amartha terus berkomitmen untuk menghubungkan para pengusaha mikro unbanked, dengan para investor yang ingin berpartisipasi di sektor pendanaan yang lebih menguntungkan dan tentunya bernilai sosial. Keunikan lain terletak pada pengusaha mikro atau Mitra Amartha, yang seluruhnya adalah perempuan.

Dalam 1 tahun terakhir, terdapat peningkatan yang cukup signifikan baik dari jumlah mitra Amartha maupun total dana yang telah tersalurkan. Pada tahun 2018 ini, lebih dari 152,000 perempuan pelaku usaha mikro di pelosok Indonesia telah menjadi mitra Amartha, meningkat 117% dari tahun 2017 sebanyak lebih dari 70.000 mitra.

“Sedangkan untuk total dana yang didistribusikan lebih dari Rp 635 Miliar, meningkat lebih dari 200% dari tahun 2017 sebesar Rp 200 miliar,” ujarnya.

Perempuan pelaku usaha merupakan fokus utama penyaluran dana Amartha, karena sekitar 51% usaha kecil dan 34% usaha menengah di Indonesia dimiliki dan dijalankan oleh wanita.  “Sebagai bisnis yang dilandasi nilai-nilai sosial, kami juga ingin turut membantu mencapai sustainable development goals melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan. Karena itu, pada 2018 ini Amartha terpilih sebagai pemenang dalam InnovationXchange (iXc), Frontier Innovators yang diinisiasi pemerintah Australia dan penghargaan dari UN Capital Development Fund (UNCDF) sebagai start up fintech yang inovatif dalam mengatasi kesenjangan inklusi keuangan dan meningkatkan partisipasi perempuan di ekonomi,” ujar Andi Taufan Garuda Putra.

Founding Member IMFEA (Indonesia MicroFinance Expert Association) dan Project Leader ukmindonesia.id - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Dewi Meisari Haryanti, mengatakan, UMKM, khususnya Usaha Mikro di Indonesia ini terbukti memiliki bidang usaha yang feasible, sustainable, namun stagnan. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya akses modal untuk pengembangan usaha, karena pola transaksi mereka yang kecil-kecil, sering, dan berputar cepat sehingga agak sulit terjadi akumulasi laba/aset. Modal eksternal akhirnya dibutuhkan untuk mendukung penambahan peralatan usaha maupun  modal kerja. Ketiadaan agunan yang cukup dan track record berupa catatan pendapatan usaha membuat Usaha Mikro dipandang beresiko tinggi oleh perbankan; akhirnya penambahan kredit UMKM perbankan berjalan lambat walaupun sudah didorong-dorong oleh kebijakan.

“ Peraturan OJK yang mewajibkan seperti minimum portofolio pinjaman perbankan 20% untuk UMKM belum berjalan efektif. Kondisi ini memberi ruang untuk inovasi, fintech P2P lending salah satunya yang memiliki potensi besar untuk menghadirkan inklusi keuangan,” ujarnya.

Kemudahan prosedur yang dihadirkan fintech sangat membantu UMKM, terbukti dengan peningkatan akun borrower hampir 600% (dari Januari-September 2018, OJK). Melalui fintech, agunan fisik tak melulu harus menjadi jaminan. Bentuk “agunan” dapat diganti dengan rekomendasi kelompok (sistem tanggung renteng), adanya pembina/koperasi sebagai penjamin, dan bahkan “rekam jejak” borrower yang tersimpan baik di sistem dapat berperan sebagai agunan.

Pola operasional yang lebih efisien dan cepat (paperless dan semi-otomatis) membuat P2P lending bisa mengenakan biaya jasa pinjaman yang jauh lebih murah bagi UMKM (dibanding rentenir, bahkan kredit mikro perbankan); namun disaat yang sama, juga bisa menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi bagi investor/lender (dibanding deposito). P2P lending juga membuat investor bisa memilih sendiri pelaku usaha yang ingin dibantu, tidak seperti deposito perbankan.

"Saat ini, fintech P2P lending sudah ada yang terdaftar dan diawasi OJK, jadi investor tidak perlu ragu lagi untuk ikut berpartisipasi membantu pendanaan bagi UMKM, sehingga dapat membantu menghadirkan sistem keuangan yang lebih inklusif, yang tentunya juga menguntungkan.” ujar Dewi Meisari Haryanti.

Head of SME Product, Business Support & UORM PT Bank Permata Tbk (PermataBank), Haryanto Suryonoto mengatakan, mengacu terhadap peraturan tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi, kami melihat Amartha telah memenuhi persyaratan dalam hal tata kelola sistem teknologi, elektronik, mitigasi risiko, edukasi dan perlindungan pengguna layanan pinjam meminjam dan transparansi dengan adanya sistem credit scoring. Selain itu, Amartha juga telah resmi terdaftar dan diawasi oleh Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2017.

“Oleh karena itu, PermataBank mempercayakan Amartha untuk menyalurkan akses pembiayaan ke pelaku Usaha Mikro di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Dengan adanya kolaborasi positif industri jasa keuangan seperti Bank dengan industri fintech P2P lending diharapkan dapat memberdayakan UMKM melalui akses modal yang lebih fleksibel dan lebih mudah, serta memutar roda ekonomi lebih cepat sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan pengentasan kemiskinan.

Lebih lanjut Haryanto Suryonoto menambahkan, melalui fintech seperti Amartha, kami bisa dapat meningkatkan efisiensi operasional sehingga dapat menjangkau daerah-daerah pelosok dan memproses pengajuan pinjaman dengan lebih cepat ke sektor produktif seperti UMKM. Sistem dan proses yang ditawarkan pun mudah dan aman, yaitu Amartha akan mereferensikan mitra pengusaha mikro yang sesuai dengan kriteria Permata Bank. Selanjutnya, Permata Bank akan menentukan mitra UMKM yang dapat memperoleh fasilitas kredit.

“Dengan melalui proses scoring dari Amartha, diharapkan dapat membantu Permata Bank dalam meminimalisir peluang terjadinya Non Performing Loan (NPL) di kemudian hari,” cetusnya.

Selama 8 tahun berdiri, saat ini Amartha telah memiliki ratusan ribu mitra perempuan tangguh yang gigih, tekun, bersemangat dan terus berkomitmen dalam memanfaatkan dana amanah dari pendana urban melalui Amartha.

“Untuk mengapresasi para mitra kami, pada 2018 ini Amartha juga menggelar kampanye #perempuantangguh dengan memilih sepuluh perempuan-perempuan hebat yang inspiratif untuk memajukan ekonomi di desa dan berusaha mandiri dalam membantu keluarga dan masyarakat sekitar. Sepuluh perempuan tangguh yang terpilih ini nantinya akan mendapatkan hadiah umrah gratis dari Amartha,” tutup Andi Taufan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…