BI Naikan Bunga Acuan Jelang Pengetatan Moneter Global

Oleh : Herry Barus | Jumat, 16 November 2018 - 09:53 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Foto Ist)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya pada November 2018 menjadi enam persen, di tengah memburuknya defisit neraca perdagangan sekaligus mengantisipasi modal keluar dari domestik akibat kenaikan suku bunga kebijakan moneter di pasar global.

Hasil rapat Dewan Gubernur BI periode November 2018, yang diumumkan di Jakarta, Kamis (15/11/2018)  memperkirakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dan mempertahankan kebijakan normalisasi neraca.

Ekseptasi pasar keuangan global menyebutkan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sekali lagi tahun ini pada Desember 2018.

"Kenaikan suku bunga ini juga untuk menaikkan daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers.

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia "7 Day Reverse Repo Rate" ini dilakukan di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang sebenarnya terus menunjukkan penguatan, namun tekanan dari ketidakpastian ekonomi globalpada beberapa bulan mendatang tetap perlu diantisipasi.

Setelah menaikkan suku bunga acuan, Perry menekankan bahwa BI ingin defisit transaksi berjalan dapat menurun di bawah tiga persen Produk Domestik Bruto pada 2018.

Merujuk pada periode kuartal III 2018 saja, defisit transaksi berjalan meningkat hingga 3,37 persen dari PDB namun secara tahun berjalan berada di bawah tiga persen PDB.

"Namun untuk keseluruhan tahun defisi transaksi berjalan akan berada di bawah tiga persen PDB. Tentu saja perkiraan itu sudah mencakup realisasi defisit neraca perdagangan pada Oktober 2018 ini," kata dia kepada awak media.

Defisit neraca transaksi berjalan sangat dipicu dari tekanan impor pada neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan bahwa neraca perdagangan pada Oktober 2018 kembali defisit hingga 1,82 miliar dolar AS.
 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…