Kemenperin - Toyota - Perguruan Tinggi Rampungkan Studi dan Riset Kendaraan Listrik Tahap Pertama

Oleh : Ridwan | Selasa, 06 November 2018 - 13:45 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat Test Drive Mobil Listrik Toyota Prius Hybird (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat Test Drive Mobil Listrik Toyota Prius Hybird (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia telah merampungkan tahap pertama penelitian komprehensif kendaraan listrik. 

Riset dan studi komprehensif kendaraan listrik ini dilakukan oleh peneliti Universitas Indonesia (UI) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan Toyota Astra Motor.

Hasil akhir studi meliputi karakteristik teknis, kemudahan pengguna, dampak lingkungan, sosial dan industri serta kebijakan dan regulasi.

Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi kepada Toyota dan para peneliti dari perguruan tinggi atas riset dan studi terkait pengembangan dan pentahapan teknologi electrified vehicle di Indonesia.

"Nantinga hasil studi akan menjadi masukkan bagi pemerintah menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik, sehingga target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) tahun 2025 dapat tercapai," ujar Airlangga di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (6/11).

Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi pada riset ini tidak terlepas dari peran aktif dan partisipasi mereka dalam upaya pengembangan kendaraan bermotor listrik beserta komponennya di dalam negeri.

"Misalnya, berupa komponen software maupun hardware, termasuk di antaranya adalah baterai, motor listrik, power control unit, hingga sistem charging station," terangnya.

Ditambahkan Airlangga, sebagai salah satu sektor andalan di dalam roadmap Making Indonesia 4.0, industri otomotif nasional diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internal combustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor. 

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle). Hal ini tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk dapat menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29 persen pada 2030 dan juga sekaligus menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat.

Airlangga optimistis kendaraan ramah lingkungan menjadi sektor penggerak ekonomi berkelanjutan. Tantangan terkait kenyamanan berkendara oleh para pengguna, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi pun bakal dicarikan solusinya.

"Juga termasuk dukungan kebijakan fiskal agar kendaraan electrified vehicle dapat dimanfaatkan oleh para masyarakat pengguna tanpa harus dibebani biaya tambahan yang tinggi," tururnya. 

Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir menyambut baik hasil studi pentahapan pengembangan kendaraan listrik yang dilakukan oleh Kemeneprin dan perguruan tinggi di Indonesia.

"Kolaborasi pemerintah dengan perguruan tinggi ini diharapkan dapat berjalan terus agar selalu ada hasil penelitian baru sehingga menghasilkan produk Indonesia yang berkualitas," ungkap Menristekdikti.

Sebelumnya, Kemenperin telah menyelesaikan pengkajian terhadap rencangan Peraturan Presiden tentang kendaraan bermotor listrik. 

Selanjutnya, Kemenperin mengirim resmi draf kebijakan tersebut kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 15 Oktober 2018 untuk dikoordinasikan dan dimintakan persetujuan dari Presiden Joko Widodo.

Dalam proses penyusunan Perpres kendaraan Listrik, diperlukan kajian, koordinasi dan pembahasan yang intensif dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain akademisi, pelaku industri dan institusi terkait untuk menyempurnakan substansinya serta menyelaraskan dengan peta jalan pengembangan industri kendaraan bermotor yang diinisiasi oleh Kemenperin.

Kemenperin melihat, industri otomotif di Indonesia masih menunjukkan geliat positif dalam upaya meningkatkan kinerjanya di tengah tekanan dinamika perekonomian global. Sektor strategis ini semakin memperdalam struktur manufakturnya sehingga diyakini akan lebih berdaya saing global serta mampu memenuhi kebutuhan di pasar domestik dan ekspor.

Pada tahun 2017, industri otomotif berkontribusi kepada perekonomian nasional sebesar 10,16 persen serta mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 350 ribu orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 1,2 juta orang.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…

PempekRoyal

Kamis, 25 April 2024 - 15:05 WIB

Siap Support Franchisee di Seluruh Indonesia, PempekRoyal Hadirkan Solusi Bisnis Makanan Tidak Tergantung Chef

Bisnis makanan seringkali mengalami kendala chef mengundurkan diri, dan ketika terjadi pergantian chef, rasa berbeda, maka jumlah konsumen menurun. Di luar itu, juga ada resiko membuang produk…