Obligasi Dalam Negeri Cenderung Tertekan

Oleh : Wiyanto | Jumat, 26 Oktober 2018 - 09:11 WIB

Pengunjung mengamati papan elektronik yang memperlihatkan pergerakan IHSG di gedung BEI (Foto Rizki Meirino)
Pengunjung mengamati papan elektronik yang memperlihatkan pergerakan IHSG di gedung BEI (Foto Rizki Meirino)

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Pergerakan imbal hasil obligasi AS yang kembali meningkat seiring dengan penilaian The Fed terhadap rendahnya klaim pengangguran dan adanya rilis peningkatan pada durable goods orders AS. Kondisi tersebut tentunya membuat perkiraan akan kembali naiknya suku bunga The Fed. Diperkirakan pasar obligasi dapat kembali tertekan.

"Namun demikian, diharapkan aksi jual dapat lebih berkurang untuk menahan pelemahan yang ada. Tetap cermati dan waspadai terhadap sentimen yang dapat membawa pasar obligasi melemah kembali," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Pergerakan bursa saham global yang mulai berbalik menguat membuat pelaku pasar beralih kembali ke pasar saham. Akibatnya pasar obligasi global pun kembali melemah yang terlihat dari kembali meningkatnya imbal hasil. Dari dalam negeri, terapresiasinya Rupiah tidak membuat laju pasar obligasi bergerak kembali melanjutkan penguatannya dan cenderung melemah.

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 3,33 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun 0,03 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,13 bps.

Laju pasar obligasi cenderung bergerak variatif. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo 5 tahun dengan harga 89,75% memiliki imbal hasil 8,375% atau turun 0,008 bps dari sebelumnya di harga 89,72% memiliki imbal hasil 8,383%. Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo 20 tahun dengan harga 86,30% memiliki imbal hasil 9,00% atau naik 0,04 bps dari sehari sebelumnya di harga 86,63% memiliki imbal hasil 8,96%.

Pada Kamis (25/10), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,15 bps di level 105,17 dari sebelumnya di level 105,33. Adapun, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun 0,04 bps di level 103,20 dari sebelumnya di level 103,24. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 8,573% dari sebelumnya di level 8,570% dan US Govnt bond 10Yr di level 3,15% dari sebelumnya di level 3,13% sehingga spread di level kisaran 542 bps lebih rendah dari sebelumnya 543,3 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung kembali variatif naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak di kisaran level 10,32%-10,36%. Pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,97%-11,00%. Pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 12,02%-12,07%, dan pada rating BBB di kisaran 14,98%-15,00%.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…