Homestay di Danau Toba Akan Berstandar ASEAN

Oleh : Ahmad Fadli | Jumat, 19 Oktober 2018 - 08:55 WIB

Homestay - foto IST
Homestay - foto IST

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai satu dari 10 destinasi prioritas memiliki potensi pariwisata yang besar. Dari sisi amenitas, Pengembangan homestay berstandart Asean terus dikebut. Goalnya Danau yang dijuluki “Monaco of Asia” itu menjadi destinasi unggulan wisatawan datang ke Indonesia.

Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), memberikan pelatihan Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Bidang Pariwisata di Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba, bagi 50 pengelola Homestay yang digelar di Nabasa Hotel, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara belum lama ini.

Dalam pelatihan tersebut Kemenpar langsung mendatangkan pakar pariwisata dari Jakarta, Dra. Titien Soekarya ,M.Si seorang Pemerhati Pariwisata. Dalam materi yang disampaikan, kata Titien, banyak aspek yang mengedepankan sapta pesona pariwisata Indonesia. “Yang jelas homestay yang baik memperhatikan aspek-aspek pengelolaan homestay seperti aspek produk, aspek pelayanan dan aspek pengelolaan itu sendiri,” katanya.

Titien menyebutkan, mengacu pada standar ASEAN, ada beberapa kriteria utama, yaitu bagaimana kepemilikan dan kepengurusannya oleh masyarakat, kontribusinya terhadap kesejahteraan sosial, kontribusinya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan.

“Dan yang terpenting bisa mendorong terjadinya partisipasi interaktif antara masyarakat lokal dengan wisatawan. Yang tidak kalah pentingnya bagaimana kualitas kulinernya,” ujarnya.

Keterlibatan masyarakat, lanjut Titien menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata daerah, caranya mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan.

“Karena faktor sumberdaya manusia penting, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola usaha di destinasi wisata, khususnya bagaimana mengelola homestay (tempat tinggal bagi wisatawan) yang ada dalam lingkungan masyarakat di Tobasa ini,” ujarnya.

Aspek produk misalkan terkait fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang makan, dan ruang tamu serta sarana fasilitas pendukung lainnya. Termasuk soal listrik, pasokan air, sarana komunikasi, dan pengelolaan limbah. Sedangkan pada aspek pelayanan bagaimana penerimaan tamu, penataan kamar dan ruangan, pelayanan makanan dan minuman, serta layanan tuan rumah. Kemudian aspek pengelolaan meliputi rumah tinggal, fisik bangunan dan SDM itu sendiri.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa menjelaskan, dengan pelatihan ini para pelaku usaha di tempat wisata bisa dengan gamblang mengetahui sebenarnya apa itu homestay, meskipun sebagian masyarakat sudah tahu.

“Dari Kemenpar inilah warga di destinasi wisata secara detail contoh bagaimana pengelolaan homestay,” kata Rizky Handayani Mustafa yang diamini Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya. 

Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai satu dari 10 destinasi prioritas memiliki potensi pariwisata yang besar. Dari sisi amenitas, Pengembangan homestay berstandart Asean terus dikebut. Goalnya Danau yang dijuluki “Monaco of Asia” itu menjadi destinasi unggulan wisatawan datang ke Indonesia.

Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), memberikan pelatihan Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Bidang Pariwisata di Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba, bagi 50 pengelola Homestay yang digelar di Nabasa Hotel, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara belum lama ini.

Dalam pelatihan tersebut Kemenpar langsung mendatangkan pakar pariwisata dari Jakarta, Dra. Titien Soekarya ,M.Si seorang Pemerhati Pariwisata. Dalam materi yang disampaikan, kata Titien, banyak aspek yang mengedepankan sapta pesona pariwisata Indonesia. “Yang jelas homestay yang baik memperhatikan aspek-aspek pengelolaan homestay seperti aspek produk, aspek pelayanan dan aspek pengelolaan itu sendiri,” katanya.

Titien menyebutkan, mengacu pada standar ASEAN, ada beberapa kriteria utama, yaitu bagaimana kepemilikan dan kepengurusannya oleh masyarakat, kontribusinya terhadap kesejahteraan sosial, kontribusinya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan.

“Dan yang terpenting bisa mendorong terjadinya partisipasi interaktif antara masyarakat lokal dengan wisatawan. Yang tidak kalah pentingnya bagaimana kualitas kulinernya,” ujarnya.

Keterlibatan masyarakat, lanjut Titien menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata daerah, caranya mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan.

“Karena faktor sumberdaya manusia penting, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola usaha di destinasi wisata, khususnya bagaimana mengelola homestay (tempat tinggal bagi wisatawan) yang ada dalam lingkungan masyarakat di Tobasa ini,” ujarnya.

Aspek produk misalkan terkait fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang makan, dan ruang tamu serta sarana fasilitas pendukung lainnya. Termasuk soal listrik, pasokan air, sarana komunikasi, dan pengelolaan limbah. Sedangkan pada aspek pelayanan bagaimana penerimaan tamu, penataan kamar dan ruangan, pelayanan makanan dan minuman, serta layanan tuan rumah. Kemudian aspek pengelolaan meliputi rumah tinggal, fisik bangunan dan SDM itu sendiri.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa menjelaskan, dengan pelatihan ini para pelaku usaha di tempat wisata bisa dengan gamblang mengetahui sebenarnya apa itu homestay, meskipun sebagian masyarakat sudah tahu.

“Dari Kemenpar inilah warga di destinasi wisata secara detail contoh bagaimana pengelolaan homestay,” kata Rizky Handayani Mustafa yang diamini Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya. 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…