Peningkatan Produktivitas Solusi Utama Genjot Produksi Sawit Nasional

Oleh : Hariyanto | Kamis, 16 Februari 2017 - 12:10 WIB

Kebun Kelapa Sawit (Ist)
Kebun Kelapa Sawit (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menyatakan peningkatan produktivitas tanaman menjadi solusi utama untuk menggenjot produksi minyak sawit nasional.

"Saat ini, rata-rata produktivitas tanaman sawit di Indonesia hanya 3,6 ton hingga 3,7 ton minyak sawit per hektare (ha) per tahun, atau di bawah potensi 9 ton per ha per tahun. Peningkatan produktivitas sawit di antaranya bisa dilakukan dengan penanaman ulang atau replanting kebun-kebun sawit yang pohonnya sudah menua," kata Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Menurut Derom saat ini industri perkebunan kelapa sawit nasional mengalami pembatasan atau moratorium ekspansi lahan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya laju pertumbuhan industri sawit atau rate of growth.

"Pada 1990-an pertumbuhan itu berkisar 13%, bahkan kadang-kadang 15% setahun baik dari sisi produksi maupun luas areal. Saat ini jauh lebih rendah hanya 5% hingga 8%. Langkah yang menjadi penting adalah peningkatan produktivitas," ungkap Derom.

Ia mengatakan, sebenarnya untuk mengukur apakah iklim investasi kondusif atau tidak dapat diperhatikan dari minat investor dalam berinvestasi.

"Minat investor masih besar meski terjadi pembatasan-pembatasan di depan mata, misalnya melalui pembatasan lahan. Negara tetangga Malaysia saat ini juga sudah tidak bisa lagi memperluas areal kebun karena keterbatasan lahannya," ujarnya.

Derom menambahkan, peningkatan produktivitas tanaman sawit sangat penting. Produktivitas sawit Indonesia saat ini di kisaran 3,63 ton minyak sawit per ha per tahun.

"Angka itu harus dinaikkan menjadi 5 ton per ha per tahun atau bahkan lebih, karena secara potensial menurut penelitian kebun-kebun di Tanah Air dapat menghasilkan 35 ton tandan buah segar (TBS) dengan rendemen 26% (oil extration rate) yang berarti 9,1 ton minyak sawit per ha per tahun," tutur Derom.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pembukaan kantor baru Thermo Fisher Scientific

Rabu, 24 April 2024 - 17:50 WIB

Ekspansi di Asia Pasifik, Thermo Fisher Scientific Buka Kantor di Jakarta dan Jalin Kemitraan Baru

Perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan National Battery Research Institute dan Mandaya Hospital Group sebagai bagian dari ekspansi strategisnya di Indonesia