Investasi Infrastruktur Tingkatkan Nilai Tambah Pariwisata

Oleh : Herry Barus | Rabu, 17 Oktober 2018 - 15:40 WIB

Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (Foto:Ist)
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (Foto:Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Panky Tri Febiansyah, MiDec mengatakan investasi infrastruktur mendongkrak nilai tambah hampir dua kali lipat dari nilai investasi yang diberikan termasuk di bidang pariwisata dan kontribusi tenaga kerja.

"Simulasi menggunakan angka kebutuhan biaya untuk infrastruktur sebesar Rp4.000 triliun. Simulasi sumbangan infrastruktur ini menggunakan asumsi dasar carrying capacity tidak berubah," kata Panky Tri Febiyansyah dalam acara Diskusi Tantangan Pengembangan Infrastruktur Pariwisata di Tengah Gejolak Nilai Tukar di Gedung Widya Graha LIPI Lantai 5, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018)

Ia mengatakan, dampak terhadap aktivitas ekonomi yang didukung oleh infrastruktur tersebut menghasilkan nilai tambah sebesar Rp7.718 triliun atau 1,93 kali lipat dari nilai investasi infrastruktur.

Begitu juga dengan kontribusi tenaga kerja mencapai Rp1,097 triliun atau 0,274 kali lipat, kata dia.

"Ini berdasarkan simulasi Pusat Penelitian Ekonomi LIPI mengenai dampak program pengembangan infrastruktur pemerintah," katanya.

Fakta yang juga didapatkan kata dia, pariwisata bisa menjadi alternatif sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui pembangunan pariwisata yang berdaya saing dan inklusif.

"Infrastruktur memiliki posisi strategis dalam mendukung pariwisata yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Selain itu, pariwisata dapat dijadikan sebagai alternatif peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bisa dicapai melalui pengelolaan sumber daya pariwisata (alam dan sosial budaya), secara profesional yang didukung oleh SDM yang berkualitas dan berkompeten.

Namun ia menekankan, untuk mencegah pembangunan pariwisata yang parsial, perlu peninjauan kembali definisi pariwisata dan cakupan sektor/subsektor.

"Posisi strategis infrastruktur dalam mendukung peranan pemerintah dan bisnis dalam pengembangan pariwisata perlu melibatkan peran aktif dari akademisi, komunitas, dan media," katanya.

Ia juga mengungkapkan keberadaan infrastruktur pariwisata seharusnya mempertegas pentingnya peran pemerintah untuk mendesain strategi secara komprehensif serta dapat terimplementasi dengan baik.

"Terlebih bila hal tersebut dihubungkan dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata," katanya.

Dirinya menjelaskan, desain pembangunan pariwisata yang berdaya saing secara komprehensif harus mencakup pilar infrastruktur fisik, sumber daya manusia, keuangan dan pembiayaan, serta tata kelola.

"Dimensi tersebut diharapkan bisa menjadi patokan terwujudnya sektor pariwisata berkualitas baik sebagai sumber pendapatan alternatif serta menjadi identitas bangsa di tingkat global," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, menilai sektor pariwisata bisa menjadi alternatif sumber pendapatan nasional di tengah lesunya perekonomian global.

"Akselerasi sektor pariwisata pada 2012 sampai 2017 berada di angka 1,22 dengan laju tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dibandingkan sektor lainnya," ujarnya.

Menurut Agus, pola pembangunan "service based economy" seperti sektor pariwisata, mampu memberikan nilai tambah berkualitas dan dampak pengganda yang besar.

"Secara paralel, aliran dampak pengganda tersebut akan mengarah pada penguatan permintaan domestik baik sektoral maupun rumah tangga. Artinya, kemanfaatannya bisa langsung dinikmati masyarakat dan memperlancar proses bisnis dari usaha-usaha terkait," jelasnya.(Ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…