Sembilan Tantangan Ekonomi Terkait Tahun Politik

Oleh : Herry Barus | Rabu, 26 September 2018 - 07:00 WIB

Rupiah (Foto Dok Industry.co.id)
Rupiah (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pengamat ekonomi politik Ichsanudin Noorsy menilai Indonesia menghadapi sembilan tantangan baik domestik maupun internasional dari pendekatan Rancangan APBN 2019.

"Saya mencatat ada empat tantangan dalam negeri dan lima tantangan internasional yang dihadapi Indonesia," kata Ichsanuddin Noorsy pada diskusi "RAPBN 2019 dan Tantangan Pembangunan Nasional" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (25/9/2019)

Menurut Ichsanuddin, empat tantangan dalam negeri meliputi, pertama, adanya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Pada hari ini nilai tukar Rupiah ada pada titik Rp14.910. Pada RAPBN 2019, asumsi rupiah diusulkan Rp14.400," katanya.

Ichsanuddin memprediksi nilai tukar rupiah dapat melemah lagi sampai melampaui Rp15.000 jika Bank Sentral Amerika menaikkan lagi suku bunganya.

"Kita tunggu saja dalam beberapa hari ke depan, apakah Bank Sentral Amerika menaikkan lagi atau tidak suku bunganya," katanya.

Menurut dia, kalau Bank Sentral Asia menaikkan lagi suku bunganya, maka rupiah akan melemah lagi. "Ini menunjukkan bagaimana Pemerintah menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah," katanya.

Kedua, pada saat nilai tukar rupiah melemah, Pemerintah seharusnya menggenjot ekspor untuk menguatkan nilai tukar rupiah. "Ternyata tidak dilakukan. Neraca pembayaran Indonesia tetap negatif. Defisit transaksi berjalan tetap pada kisaran tiga persen," katanya.

Ketiga, Pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan terjadinya gejolak harga. Menurut Ichsanuddin, harga minyak dunia saat ini sekitar 80 USD per barel, harga tertinggi sejak 2008, sedangkan asumsi APBN untuk harga minyak dunia hanya 70 USD per barel.

"Itu artinya ada defisit 10 USD per barel dari asumi APBN," katanya seperti dilansir Antara.

Menurut dia, kenaikan harga minyak dunia, berdampak mengerek naik harga komoditas lainnya seperti batu bara, gas, sawit, dan sebagainya. "Kenaikan harga-harga tersebut berdampak terjadinya inflasi," katanya.

Keempat, karena adanya inflasi maka perbaikan gini ratio yang sebelumnya dipublikasi dari 0,408 menjadi 0,389, pada hakekatnya tidak bisa mencapai apa-apa. "Terbukti dalam Nota Keuangan pada RAPBN 2019, gini ratio tetap dinyatakan 0,389," katanya.

Ichsanuddin menegaskan dari empat tantangan Indonesia di dalam negeri menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih rapuh.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

KOLTIVA

Kamis, 18 April 2024 - 14:31 WIB

KOLTIVA Luncurkan Teknologi EUDR Untuk Bisnis Berkelanjutan Siap Hadapi Peraturan Global Bebas-Deforestasi Uni Eropa

KOLTIVA, perusahaan teknologi global rintisan terkemuka dengan lebih dari 11 tahun pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan dan ketertelusuran rantai pasok di 61 negara, meluncurkan Solusi…

Pupuk Indonesia

Kamis, 18 April 2024 - 13:42 WIB

Pupuk Indonesia Gunakan Snowflake Data Cloud untuk Transformasi Produksi Pertanian Nasional

Pupuk Indonesia memilih Snowflake Data Cloud untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur data yang meningkat tajam terkait penyediaan teknologi pertanian cerdas terkini kepada lebih dari 95.000 petani…

Menteri BUMN Erick Rhohir (Foto Ist)

Kamis, 18 April 2024 - 13:26 WIB

Menteri Erick Thohir Siapkan BUMN Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…

Candi Borobudur

Kamis, 18 April 2024 - 10:50 WIB

Dahsyat! Perputaran Ekonomi di Sektor Parekraf Selama Libur Lebaran Capai Rp369,8 Triliun

Peningkatan pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan perputaran ekonomi…

SILO Dukung Deteksi Kanker Dini Melalui #Selangkah 2024

Kamis, 18 April 2024 - 10:34 WIB

SILO Dukung Deteksi Kanker Dini Melalui #Selangkah 2024

PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor layanan kesehatan, berkomitmen mengembangkan industri kesehatan dengan memberikan layanan spesialisasi…