Di Tengah Rupiah Melemah, Mentan Genjot Ekspor

Oleh : Wiyanto | Jumat, 21 September 2018 - 01:00 WIB

Mentan Andi Amran Sulaiman (Dok Industry.co.id)
Mentan Andi Amran Sulaiman (Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id

Di tengah melemanhnya nilau tukar rupiha terhadap dollar saat ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menggenjot volume ekspor komoditas pangan. Kali ini, Mentan Amran melepas ekspor komoditas hortikultura berupa tanaman hias dracaena 306.000 set ke negara Asia sampai Timur Tengah dan ekspor buncis dan tomat sebesar 600 ton ke Singapura.

“Pangan kita tidak bisa bersaing dengan negara lain tanpa teknologi. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai negara,” demikian dikatakan Amran di acara usai melepas ekspor yang dilakukan pada kegiatan Spekta Hortikultura, Agro Inovasi Fair (AIF) on the spot dan Florikultura Indonesia yanh digelar di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/9/2018).

Amran mengatakan potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan secara berdaulat yakni tanpa impor. Faktanya, dulu Indonesia impor bawang merah, tapi sejak 2017 berhasil membalik keadaan yakni ekspor ke berbagai negara.

Kemudian, baru-baru ini pun Kementan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) terkait Stabilisasi Ketersediaan Pasokan Pangan dan Percepatan Ekspor Komoditas Pertanian. Bersama KADIN langsung ekspor manggis ke Tiongkok dan bibit ayam petelur ke Timor Leste. Negara tujuan ekspor ke depan akan terus ditambah.

“Karena itu, kami himbau lakukan gerakan masif ekspor dan investasi agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik. Sektor pertanian salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Sekarang pun harga cabai dan bawang merah stabil. Ekspor pangan 2017 kita naik 24 persen,” ujarnya.

Data BPS yang dirilis 6 Agustus 2018 menunjukkan kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan II 2018 dibandingkan Triwulan I 2018 sebesar 9,93% (q to q). Kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang hanya 3,37% dan jasa lainya hanya 3,30%.

“Kami minta tahun depan, naikkan anggaran penelitian, pendampingan dan pelatihan agar semakin banyak dan berkualitas inovasi teknologi yang dihasilkan dan petani semakin maju. Mungkin tidak semuanya tahu, banyak biaya kita pangkas. Biaya perjalanan dinas, seminar dan lainya untuk biaya sarana produksi petani,” tambah Amran.

Untuk meningkatkan volume ekspor pangan, Amran pun meminta untuk memajukan sektor hilirisasi. Pasalnya, jika industri pangan berkembang pesat dan rantai pasok perbaikin, masyarakat dipastikan bertambah penghasilanya sehingga sejahtera.

“Salah satu contoh kecil coklat. Kalo kita ke Singapur sedih. Harga coklat Rp 19 ribu per biji padahal bahan bakunya dari Indonesia. Inilah pentingnya memajukan hilirisasi, petani pasti sejahtera. Dan jika mau kaya, jadilah petani. Dari 10 konglomerat terkaya di indonesia, 8 orangnya dari sektor pangan,” tuturnya.

Namun demikian, Amran menekankan dalam memajukan pembangunan pertanian, memerlukan kerja keras dalam menghadapi tantangan. Sebab, tidak hanya meningkatkan produksi, tapi juga harus bisa menciptakan stabilisasi harga pangan.

“Memang berat, harga naik menteri pertanian disalahkan. Begitupun harga turun menteri pertanian dibully. Kita harus sabar,” ujarnya.

Lebih lanjut Amran mengaskan jika ada pegawai Kementan yang korupsi, dirinya tidak main-main untuk memberikan sanksi yang berat. Sebab, korupsi menjadi hambatan utama dalam mewujudkan pembangunan pertanian yang mensejahterakan petani.

“Aku tidak main-main. Aku libas. Katanya ada staf korupsi Rp 1,6 triliun. Aku tegaskan, jangankan senilai itu, korupsi Rp 150 juta saja aku pecat. Jadi jangan ada main-main, tidak ada ruang untuk mempermainkan nasib dan kepentingan petani,” tegasnya.

Perlu diketahui, pada acara Spekta Hortikultura ini, Kementan tidak hanya meleas ekspor, tapi juga mendistribusikan 24 ton benih bawang merah, 26 ton benih kentang, 20 ton benih bawang putih, 16.700 polybag benih buah-buahan (mangga, manggis, durian, jengkol, dan pete) dan 8.000 polybag benih jeruk kepada petani secara gratis.

Berbagai benih tersebut merupakan benih unggul hasil inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian yang diproduksi pada Tahun Anggaran 2017.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…