Kementerian dan Lembaga Pemerintah Bersinergi Jaga Sektor Keuangan

Oleh : Herry Barus | Selasa, 11 September 2018 - 13:40 WIB

Robert Leonard Marbundalam Staf Ahli Kemenkeu (Foto Dok Industry.co.id)
Robert Leonard Marbundalam Staf Ahli Kemenkeu (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- "Kami dari Kemenkeu bersinergi dengan OJK, BI, Kemennko Pereknomian mengendalikan, menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar. Dengan demikian kami berupaya mengurangi dampak negatif dari faktor eksternal. Intinya, kami dari masing-masing K/L bersinergi dan melihat mengapa ini terjadi. Sehingga bagaimana ekonomi Indonesia bisa bertumbuh dan pertumbuhan ekonomi menguat,"  demikian dipaparkan Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara Kemenkeu Robert Leonard Marbun dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Bersatu untuk Rupiah", bertempat di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Ia juga menerangkan bahwa jika dilihat semua negara mayoritas tumbuh, kuenya diperebutkan semua negara.

"Ekonomi Tiongkok dan India sedang tumbuh. Berarti sebaran ekonomi dunia sedang bertumbuh pula. Semua negara masih positif, di tahun 2019 juga masih postif, semua negara juga masih positif. Berarti kita masih akan tetap panjang nafasnya perekoomiannya. Bagaimana kita mengeluarkan porsi yang respontif dan antisipatif," jelasnya lagi.

Ia melanjutkan penjelasannya bahwa jika dilihat nilai tukar kita masih landai, pergerakan rupiah lebih landai. Sementara negara lain seperti Argentina dan Turki itu tinggi.

"Inflasi juga masih dibawah, suku bunga juga landai. Jika landai artinya masih dipercaya investor. Tingkat suku bunga yang diberikan juga turun, bukan naik. Jika dilihat kepercayaan konsumen Indonesia sangat tinggi. Jadi kami berbicara data, ini data yang terpublikasi luas. Sehingga orang luar juga percaya pada kita," tambahnya.

"Lalu ekspor indonesia itu masih primer. Pertumbuhan ekonomii kita juga masih tinggi, kontribusi pertumbuhan kita  artinya masih bagus. Pertumbuhan ekonomi sektor penyumbang terbesar adalah sektor primer yaitu pertanian. Lalu juga dari logistik e-commerce (perdagangan online) ecommerce.  Berikutnya dari pertumbuhan tadi, kalau pengeluaran ekspor bertumbuh 7,7%. Hanya kecepatannya diambil-alih oleh impor tadi, kebanyakan itu investasi maupun barang-barang modal yang masuk ke kita," paparnya lagi.

Selanjutnya ia menegaskan bahwa ini masalah inflasi. Dimana inflasi agak naik dari makanan mungkin karena dari lebaran kemarin."Kami prediksi 2019 inflasi 3,5%. Saya ingin menekankan bahwa di tahun 2016-2017 curent defisit kita cukup tinggi, lalu kenapa beda dulu dan sekarang? Kalau dulu ada investasi masuk. Jadi bagaimana meyakinkan orang untuk masuk, karena investor akan sangat terpengaruh dengan berita. Lalu bagaimana ekspor? Pertanian lambat, manufaktor kuat, migas juga kuat, artinya masing-masing sektor tumbuh kecuali pertanian lambat," pungkasnya.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, dan Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:44 WIB

Kolaborasi Bank DKI dan PT Jalin Pembayaran Nusantara, Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Jakarta – Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital.

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:27 WIB

Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024

Jakarta – Bank DKI kembali meraih apresiasi dari lembaga independen, kali ini dari media The Iconomics sebagai Indonesia Best 50 CEO pada Kategori Bank Daerah, yang diserahkan langsung pada…

Studi Klinis SANOIN dan P&G Health atasi anemia.

Kamis, 28 Maret 2024 - 22:06 WIB

SANOIN dan P&G Health Lakukan Studi Klinis Atasi Anemia

Beberapa temuan dari studi klinis SANOIN terbaru yang didukung P&G Health dan dilakukan oleh para pakar kesehatan terkemuka, menunjukkan efikasi dari suplementasi zat besi dengan Sangobion

Direktur Enterprise & Business Service Telkom Indonesia FM Venusiana R. bersama Kepala LKPP Hendar Prihadi

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:48 WIB

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur, Lebih Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) luncurkan Katalog Elektronik Versi 6 pada Kamis (28/3) di Jakarta. Inovasi terbaru yang dibangun untuk meningkatkan performa sistem…

Tupperware luncurkan 3 Produk Baru, One Touch Fresh Rectangular, Supersonic Chopper Tall dan Black Series.

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:47 WIB

Tupperware Luncurkan 3 Produk Baru Untuk Meriahkan Ramadan

Sebagai Premium Housewares Solutions nomor 1 di Indonesia, Tupperware kembali menghadirkan produk terbaru untuk menemani keluarga Indonesia menyambut Ramadan di tahun ini.